7 Ungkapan yang berkaitan dengan ejekan;
8 Ungkapan yang menunjukkan pertalian kekeluargaan.
Gaffar 1990:20 menyatakan bahwa ungkapan tradisional atau peribahasa adalah bahasa kiasan yang dilahirkan dengan kalimat-kalimat pendek dan menjadi
buah bibir banyak orang. Ungkapan tradisional dalam penelitian ini adalah ungkapan atau ekspresi
seorang individu dalam usahanya untuk menyampaikan pikiran, perasaan, serta emosinya dalam bentuk satuan kebahasaan tertentu yang dianggap paling tepat,
dengan selalu berpegang teguh pada norma dan adat kebiasaan masyarakat setempat, yang berfungsi untuk mengatur kehidupan sosial masyarakat.
1.6.3 Pengertian Makna
Makna dibagi atas dua jenis, yaitu makna primer dan makna sekunder. Makna primer terdiri dari makna leksikal, makna denotatif, dan makna literal, sedangkan
makna sekunder terdiri dari makna konotatif, makna figuratif, dan makna gramatikal Wijana, 1998:9. Makna leksikal adalah makna yang sesuai dengan referennya,
makna yang sesuai dengan hasil observasi alat indera, atau makna yang sungguh- sungguh nyata dalam kehidupan kita. Makna denotatif sering juga disebut makna
denotasial, makna konseptual, atau makna kognitif yaitu makna yang sesuai dengan hasil observasi menurut penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan, atau
pengalaman lainnya. Jadi, makna denotatif menyangkut informasi-informasi faktual objektif. Karena itu makna denotasi sering juga disebut sebagai “makna sebenarnya”.
Makna literal atau makna lugas adalah makna yanga harafiah yaitu makna kata yang sebenarnya berdasarkan kenyataan Chaer, 1989 : 62-68.
Makna konotatif merupakan makna tambahan dari makna denotatif yang berasal dari masyarakat berdasarkan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat itu,
dapat juga peristiwa sejarah atau adanya pembedaan fungsi sosial dalam masyarakat. Makna figuratif adalah makna yang menyimpang dari referennya untuk berbagai
tujuan etis moral, estetis keindahan, insultif penghinaan, dan sebagainya. Makna gramatikal adalah makna yang hadir sebagai akibat adanya proses gramatikal seperti
proses afiksasi, proses reduplikasi, dan proses komposisi Chaer,1989 : 62-71. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa makna denotatif, makna
leksikal, dan makna literal adalah makna yang dapat diketahui oleh pemakai bahasa tanpa bantuan konteks. Makna satuan bahasa yang dapat diidentifikasi tanpa bantuan
konteks disebut makna primer. Makna konotatif, makna figuratif, dan makna gramatikal hanya dapat diidentifikasi oleh pemakai bahasa dengan bantuan konteks,
yaitu melalui konteks pemakaian bahasa yang dipakai penutur bahasa. Makna kesatuan bahasa yang hanya dapat diidentifikasi lewat konteks pemakaian bahasa
disebut makna sekunder. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan terhadap objek penelitian, dapat
disimpulkan bahwa go’e t Manggarai mengandung makna literal dan makna figuratif.
Makna literal atau makna lugas adalah makna yang harafiah, yaitu makna kata yang sebenarnya berdasarkan kenyataan. Makna figuratif yaitu makna yang menyimpang
dari referennya untuk tujuan etis dan estetis, dalam hal ini termasuk makna idiom dan makna kias. Idiom adalah satuan bahasa bisa berupa kata,frasa, maupun
kalimat yang maknanya tidak dapat “diramalkan” dari makna leksikal unsur- unsurnya maupun makna gramatikal satuan-satuan tersebut. Karena makna idiom
tidak lagi berkaitan dengan makna leksikal atau makna gramatikal unsur-unsurnya, maka bentuk-bentuk idiom ini ada juga yang menyebutkan sebagai satuan-satuan
leksikal tersendiri yang maknanya juga merupakan makna leksikal dari satuan tersebut Chaer, 1989:76-77.
Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa makna idiomatikal adalah makna satuan bahasa bisa berupa kata, frasa, maupun kalimat yang “menyimpang”
dari makna leksikal atau makna gramatikal unsur-unsur pembentuknya. Menyimpangnya makna idiomatikal didukung oleh usaha penutur untuk
menyampaikan pikiran, perasaan, dan emosinya dalam bentuk satuan-satuan bahasa tertentu yang dianggap paling tepat dan mengena Chaer, 1989:78. Untuk dapat
memahami maksud ujaran penutur, harus diidentifikasi melalui pemakaian bahasa yang diucapkan penutur, berdasarkan situasi dan kondisi ketika tuturan digunakan.
Jadi, makna adalah maksud ujaran penutur dalam menyampaikan pesan atau informasi berdasarkan kenyataan dengan menggunakan bahasa yang sederhana
sehingga langsung dapat dipahami oleh mitra bicara pendengar, ataupun menggunakan bahasa yang menyimpang dari arti sebenarnya untuk tujuan etis dan
estetis. Untuk dapat memahami maksud ujaran penutur, harus diidentifikasi melalui pemakaian bahasa yang diucapkan penutur berdasarkan situasi dan kondisi ketika
tuturan diucapkan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.6.4 Fungsi Bahasa dan Kaitannya dengan Budaya