19
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
2.1 Pengantar
Penjabaran lokasi penelitian berfungsi untuk menjelaskan keadaan wilayah lokasi penelitian yang meliputi keadaan topografi dan demografi. Topografi adalah
kajian atau penguraian terperinci tentang keadaan muka bumi pada suatu daerah atau suatu kawasan tertentu. Demografi adalah uraian atau gambaran politis dari suatu
bangsa dilihat dari sudut sosial penduduk; ilmu kependudukan.
2.2 Topografi
Manggarai berasal dari kata mangga dan rai. Dalam bahasa Bima, mangga berarti jangkar, dan rai yang berarti lari. Jadi, Manggarai berarti jangkar yang dibawa
lari. Nama Manggarai diberikan oleh pasukan Bima yang diutus Sultan Bima untuk menghukum rakyat Cibal karena dianggap melawan perintah kesultanan Bima
Hemo, 1988: 45. Pada abad XVI Manggarai berada di bawah kekuasaan Gowa. Hubungan antara
Manggarai dan Gowa pada mulanya merupakan hubungan perdagangan. Pada abad XVII Gowa meningkatkan hubungannya dengan daerah Manggarai menjadi
hubungan yang bersifat politik. Sebelum Gowa masuk ke daerah Manggarai, ada beberapa pemerintahan suku yang berkuasa atas wilayah-wilayah di Manggarai.
Pemerintahan suku yang mendominasi saat itu adalah Cibal, Todo, Lamba Leda, dan Bajo. Keempat kekuasaan tersebut mempunyai wilayah kekuasaan dan masing-
masing berdaulat atas wilayahnya. Menjelang abad XVII, secara tidak terang- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
terangan kerajaan Gowa melepaskan daerah Manggarai dari pengaruh kekuasaaannya. Secara tiba-tiba dan secara sepihak kesultanan Bima mengaku
sebagai penguasa di daerah Manggarai. Wakil Sultan Gowa yang berada di Reok nama salah satu wilayah di Manggarai maupun keempat dalu penguasa yang
berkuasa di Manggarai tidak mengetahui bila Bima telah menguasai Manggarai. Kehadiran orang Bima menimbulkan ketegangan karena kehadiran mereka ditolak
oleh Wakil Sultan Gowa serta keempat dalu penguasa di Manggarai. Hal itu disebabkan karena mereka masih tunduk kepada Sultan Gowa sebagai penguasa
Hemo, 1988: 41. Mundurnya Gowa dari daerah Manggarai disebabkan beberapa hal, di antaranya
adalah perang Makasar melawan VOC tahun 1666 yang dimenangkan oleh VOC. Tahun 1667 Raja Hasanuddin diminta untuk menandatangani perjanjian Bongaya.
Isi perjanjian Bongaya antara lain Makassar harus melepaskan daerah-daerah bawahannya. Setelah Makasar ditaklukan VOC, satu per satu kerajaan kecil lainnya
termasuk Gowa ditaklukkan. Raja-raja tersebut, termasuk raja Gowa menandatangani perjanjian dan melepaskan daerah-daerah bawahannya Hemo, 1988: 42.
Walaupun Gowa tidak secara terang-terangan melepaskan daerah Manggarai, Cibal pasti tidak akan menerima siapa saja selain Gowa. Sikap Cibal yang menolak
kehadiran Bima membuat Sultan Bima marah. Ia mengirimkan pasukan untuk menghukum rakyat Cibal. Pasukan Bima menyampaikan pesan kepada dalu Cibal
bahwa pasukan Bima telah menguasai daerah Cibal. Apabila kedaluan Cibal tidak mengakui kekuasaan sultan, rakyat Cibal akan dihukum. Pesan yang disampaikan
pasukan Bima dinilai penguasa Cibal sebagai perbuatan menghina. Penguasa dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
para pemimpin pasukan Cibal sepakat untuk menghadapi pasukan Bima agar mereka tidak seenaknya memasukkan pengaruhnya di daerah kekuasaannya. Peperangan
tidak dapat dihindari. Kedua pasukan saling saling beradu di medan pertempuran. Pasukan Bima memperhitungkan bahwa pasukan Cibal dapat dikalahkan dengan
mudah,tetapi dugaan mereka meleset. Pasukan Cibal ternyata lebih unggul dan memenangkan perang. Karena semakin terdesak oleh serangan pasukan Cibal,
pemimpin pasukan Bima meminta pemimpin pasukan Cibal untuk menghentikan serangan. Permintaan tersebut diterima oleh kepala pasukan Cibal, lalu ia
memerintahkan anak buahnya untuk menghentikan serangan. Beberapa tokoh dan pemimpin kelompok pasukan merasa tidak puas dengan kebijaksanaan kepala
pasukan. Mereka melampiaskan kemarahan dengan memutuskan tali-tali jangkar perahu pasukan Bima dan jangkar-jangkar tersebut diambil oleh anggota pasukan
Cibal. Melihat tindakan pasukan Cibal, anak buah perahu pasukan Bima berteriak: “ Manggarai, manggarai, manggarai” artinya jangkar dibawa lari Hemo, 1988:
45. Manggarai adalah salah satu kabupaten yang berada di pulau Flores,
Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan luas wilayah 7.136,4 km2. Kondisi geografis daerah Manggarai terdiri dari bukit, gunung-gunung, dan dataran tinggi yang
diselang-seling oleh dataran rendah. Secara geografis, sebelah timur Kabupaten Manggarai berbatasan dengan Kabupaten Ngada di Wae Mokel, Wae Mapar, dan
Laut Flores. Sebelah barat berbatasan dengan Provpinsi Nusa Tenggara Barat di Selat Sape. Sebelah utara berbatasan dengan Laut Flores dan sebelah selatan
berbatasan dengan Laut Sawu. Dari segi astronomis, daerah Manggarai terletak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
antara 8º30’-8º50 lintang selatan dan antara 119º30’-120º50’ bujur timur Hemo, 1988: 1.
Secara pemerintahan wilayah Manggarai terdiri dari tiga kabupaten, yaitu kabupaten Manggarai, Kabupaten Manggarai Barat, dan Kabupaten Manggarai
Timur. Pada tahun 2003, Kabupaten Manggarai Barat terbentuk. Wilayahnya meliputi daratan Pulau Flores bagian barat dan beberapa pulau kecil sekitarnya,
diantaranya adalah Pulau Komodo, Pulau Rinca, Pulau Seraya Besar, Pulau Seraya Kecil, Pulau Bidadari, dan Pulau Longgos. Pada tanggal 17 Juli 2007, Kabupaten
Mangarai Timur terbentuk dengan ibu kota Borong. Luas wilayahnya 2.643,41 km2. Walaupun Manggarai terbagi menjadi tiga kabupaten, namun tetaplah menjadi “satu
kesatuan” dengan kabupaten Manggarai sebagai kabupaten induk http: www. Pos- Kupang.com.
2.3 Demografi