Ungkapan yang Berkaitan dengan Larangan

Ungkapan ita kala le pa’ang - tuluk pu’u batu mbau merupakan idiom yang bermakna bahwa si pemuda sudah jatuh cinta kepada seorang gadis yang ditemuinya di kampung lain klan lain, lalu datang ke rumah sang gadis untuk melamarnya.

3.2.3 Ungkapan yang Berkaitan dengan Larangan

40 Neka inung toe nipu - neka hang toe tanda - neka lage loce data ‘ Jangan minum sembarangan - jangan makan sembarangan - jangan melangkahi tikar tidur milik orang lain’ 41 Neka ngoeng ata - neka jurak - neka lage loce toko data ‘ Jangan menginginkan orang lain - jangan melangkahi tikar tidur orang lain’ Inung meminum dan hang makan dalam kalimat di atas merupakan perumpamaan untuk hubungan seks. Inung toe nipu - hang toe tanda artinya melakukan hubungan seks dengan wanita yang tidak diperkenankan menurut adat. Lage loce toko data melangkahi tikar tidur milik orang lain adalah perumpamaan yang digunakan untuk menyatakan makna istri orang. Ungkapan 40 dan 41 merupakan idiom yang bermakna jangan melakukan hubungan seks yang terlarang. Orang Manggarai menyebutnya jurak, seperti berhubungan seks dengan saudara keluarga sendiri incest, berzinah dengan istri orang baik atas persetujuan kedua belah pihak, maupun karena paksaaan pria pemerkosaaan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42 Eme inung toe nipu - hang toe tanda - anggom le anggom lau - ro’e ngoel rekok lebo cemoln de mosem ‘ Bila minum dan makan sembarangan - merangkul orang secara sembarangan - hidupmu akan layu sebelum berkembang’ Ungkapan eme inung toe nipu- hang toe tanda - anggom le anggom lau - ro’e ngoel rekok lebo cemoln de mosem merupakan idiom untuk menyatakan makna bahwa orang yang melakukan seks yang terlarang akan meninggal pada usia muda karena dikutuk oleh orang yang haknya diambil secara paksa. 43 N eka tuku - takak neho lema de nggalang ‘ Jangan berasak-asakan seperti lidah ular’ Ungkapan ne ka toko-takak neho lema de nggalang merupakan idiom untuk menyatakan makna jangan suka membual atau berbohong. Secara leksikal, kata nggalang dalam bahasa Manggarai berarti ular berbisa yang kecil atau ular tambang, dalam bahasa latin disebut ahaetulla picta. Dalam ungkapan néka tuku - takak ného lema de nggalang, nggalang adalah kiasan bagi orang yang suka membual atau memutarbalikkan fakta. Ungkapan néka tuku-takak ného lema de nggalang dalam bahasa Manggarai mempunyai makna yang sama dengan lidah tak bertulang dalam ungkapan bahasa Indonesia. 44 Ne ka beti nai agu mas mata ‘ Jangan sakit hati dan sakit mata ‘ Ungkapan ne ka beti nai agu mas mata merupakan idiom untuk menyatakan makna tidak boleh merasa sakit hati atau merasa iri dengan keberhasilan orang lain. 45 Ne ka wa’ek lewing nare ‘ Jangan mengambil panci tanak nasi’ Ungkapan ne ka wa’ek lewing nare merupakan idom untuk menyatakan makna melarang mengawini wanita yang masih mempunyai hubungan sedarah sesama klan. Menurut adat Manggarai, panci adalah kiasan untuk seorang perempuan ibu rumah tangga karena panci hanya digunakan oleh kaum ibu untuk menanak nasi di dapur, dan merupakan simbol garis keturunan ibu. 46 Ne ka conga bail boto poka bokak - neka tengguk bail boto kepu tengu ‘ Jangan terlalu menengadah nanti kerongkongan terpancung - jangan terlalu tunduk nanti tengkuk terkudung’ Ungkapan neka conga bail boto poka bokak - neka tengguk bail boto kepu tengu merupakan idiom yang bermakna jangan terlalu sombong nanti menjadi musuh banyak orang, dan jangan terlalu merendah diri agar tidak dimanfaatkan orang lain. 47 Ne ka bea betan - ngampang be wan ‘ Tanah rata di atas - jurang di bawah’ Ungkapan ne ka bea betan - ngampang be wan merupakan idiom yang untuk menyatakan makna bicara jangan manis di mulut, lain di hati.

3.2.4 Ungkapan yang Berkaitan dengan Status Sosial Seseorang