Go’ét yang Berfungsi untuk Tujuan Sosial

3.3.3 Go’ét yang Berfungsi untuk Tujuan Sosial

Go’ét yang berfungsi untuk tujuan sosial merupakan tindak tutur lokusi karena hanya mengandung sebuah pesan atau informasi. Pesan atau informasi tersebut diucapkan dari mulut ke mulut, untuk berbagai kepentingan dalam kehidupan bermasyarakat. Berikut ini diuraikan mengenai fungsi go’e t untuk tujuan sosial: 49 Reje lele bantang cama - pantil cama laing kudut agil - padir wa’i - rentu sa’i-manik deu main Ungkapan reje lele bantang cam - pantil cama laing kudut agil - padir wa’i - rentu sa’i - manik deu main mengandung nilai sosial yang berfungsi untuk mengatur tata kehidupan sosial dalam masyarakat. 50 Gendang oné - lingko’n pé’ang Ungkapan gendang oné - lingko’n pé’ang berfungsi untuk menyatakan hak kepemilikan atas suatu wilayah, yang sering diucapkan tetua adat pada saat upacara- upacara adat. 51 Neki weki manga ranga kudut bantang pa’ang olo - nggaung musi Ungkapan neki weki manga ranga kudut bantang pa’ang olo - nggaung musi berfungsi untuk menyatakan rasa persatuan dan kesatuan dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam mengambil suatu keputusan dilakukan melalui musyawarah bersama yang melibatkan semua anggota masyarakat. 52 Boto cuku nungan retak cepa - pora raci Ungkapan boto cuku nungan retak cepa - pora raci digunakan dalam istilah adat untuk mendamaikan orang yang bermusuhan. 53 Temek wa - mbau e ta - jengok le ulu - wiko lau wa’i Ungkapan temek wa - mbau e ta - jengok le ulu - wiko lau wa’i diucapkan oleh tetua adat ketika hendak membuka sebuah ladang baru. Ungkapan tersebut merupakan sebuah doa serta harapan dari para petani agar tanah di ladang yang digarap selalu subur, seperti halnya tanaman jengok dan wiko yang tak pernah mati walaupun di musim kemarau, sehingga para petani dapat mengandalkan hasil panen dari kebun yang digarap untuk memenuhi kebutuhan hidup. 54 Lada meka weru 55 Cai ata le  mai puar Ungkapan 54 dan 55 digunakan dalam lingkungan masyarakat berupa percakapan untuk mengabarkan bahwa seorang wanita telah melahirkan anaknya. 56 Wulang linga 57 Rompe  one 58 Mamur wulang Ungkapan 56, 57, dan 58 digunakan dalam lingkungan masyarakat berupa percakapan untuk mengabarkan bahwa seorang wanita yang telah berumah tangga sedang hamil. 59 Mbelos du lewo - pa’u du nggaung Ungkapan mbelos du lewo - pa’u du nggaung digunakan dalam lingkungan masyarakat berupa percakapan untuk mengabarkan bahwa seorang ibu telah mengalami keguguran. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60 Penti weki - pe so beo Ungkapan penti weki - pe so beo digunakan pada saat upacara syukuran atas hasil panen, yang diucapkan oleh tetua adat di depan seluruh warga kampung pada saat melakukan proses ritual untuk memulai upacara syukuran. 61 Rekok re me lebon - ro’e lari ngoeln - gencok neho gentok - loda neho we la 62 Dempok neho te u - gencok neho gentok - ro’e ngoel - rekok lebo Ungkapan 61 dan 62 biasa diucapkan oleh para ibu sebagai sebuah bentuk ungkapan kesedihan karena anaknya meninggal pada usia kanak - kanak. 63 Purak mukang - wajo kampong Ungkapan purak mukang - wajo kampong digunakan untuk mengabarkan bahwa sebuah kampung telah diserang oleh musuh. 64 Ngampang tana - ngawe wae Ungkapan ngampang tana -ngawe wae digunakan sebagai sebuah peringatan terhadap musuh agar tidak melanggar batas-batas yang telah ditentukan atau disepakati. 65 Ne ka hemong kuni agu kalo Ungkapan ne ka hemong kuni agu kalo digunakan untuk mengingatkan serta mengajak seluruh warga masyarakat Manggarai untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air atau tanah kelahiran serta tidak melupakan kebiasaan di tanah kelahiran khusus untuk orang yang merantau.

3.3.4 Go’ét yang Berfungsi untuk Menyindir