ilmu kependidikan dengan cabang-cabangnya. Ketiga, lapangan kerja ini memerlukan waktu pendidikan dan latihan yang lama, berupa pendidikan
dasar basic education untuk taraf sarjana ditambah pendidikan profesional.
2. Hakikat guru pendidik dan pengajar
Menurut pendapat Sahertian 1994:8 yang bertolak dari undang- undang No. 2 Tahun 1989 mengenai sistem pendidikan nasional
mengemukakan bahwa guru adalah pembimbing, pengajar dan pelatih. Guru sebagai pengajar dan pelatih pendidik, maksudnya sebagai guru ia
menyampaikan materi pelajaran atau mengkomunikasikan pesan-pesan dan materi pelajaran. Ia tidak hanya menyampaikan materi pelajaran, tetapi juga
harus bisa menanamkan konsep berpikir melalui pelajaran yang diberikan. Selanjutnya, guru sebagai pembimbing, maksudnya setiap subyek
mempunyai pribadi yang unik. Banyak masalah psikologis ya ng dihadapi siswa banyak pula minat, kemampuan, motivasi dan kebutuhannya.
Kesemuanya memerlukan bimbingan. Guru pada saat mengajar bertindak sebagai pembimbing yang dapat menolong siswa agar mampu menolong
dirinya sendiri.
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi Sikap Siswa Terhadap Praktikan PPL
Sikap seseorang terbentuk dengan berbagai macam faktor yang mempengaruhinya. Dalam penelitian ini, hal- hal yang diduga kuat mempengaruhi
sikap siswa terhadap praktikan PPL adalah sebagai berikut : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Jenis Kelamin Jenis kelamin siswa yaitu siswa pria dan siswa wanita. Jenis kelamin
siswa di sini adalah siswa wanita dan siswa pria. Alasan penulis meneliti perbedaan antara siswa wanita dan siswa pria karena berdasarkan
perkembangan fisiologis dan psikologis ternyata antara wanita dan pria mempunyai perkembangan yang berbeda. Dari perbedaan tersebut akan
berbeda pula cara berpikir, perhatian, perasaan, bakat dan pandangannya Gilarso, 2002:2. Perbedaan yang ada pada pria dan wanita baik secara fisik
maupun psikis berpengaruh terhadap kepribadian seseorang. Lebih lanjut, dalam kepribadian seseorang tergantung pada arti : ada
daya tarik fisik, perasaan, kedewasaan dan kesopanan, tata cara atau kata-kata lain yang sejenisya menyangkut bentuk tingkah laku atau sikap yang
menimbulkan ekspresi yang menyenangkan atau tidak menyenangkan. Aspek- aspek dari kepribadian seseorang ini akan menimbulkan suatu kekaguman
ataupun perasaan tidak senang dari orang lain. 2. Motivasi belajar siswa
Motivasi belajar adalah dorongan yang mendukung siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Motivasi belajar dikategorikan menjadi beberapa
kategori misalnya aktivitas belajar di sekolah, penyelesaian tugas dari guru dan kebiasaan belajar di luar sekolah.
Secara umum motivasi berarti konsep yang kita pakai ketika kita menggambarkan kemampuan bertindak dalam diri individu untuk berinisiatif
dan mengarahkan perilakunya. Motivasi juga mencakup kondisi psikologis dan fisiologis dari diri pribadi aktivitas tertentu untuk mencapai tujuan yang di
inginkan. Menurut W.S Winkel 1987 motivasi adalah keseluruhan daya
penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar demi tujuan tertentu. Motivasi terdiri dari
dua, yaitu : a. Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik merupakan keinginan untuk bertindak yang disebabkan oleh faktor pendorong yang berasal dari dalam diri internal individu,
oleh karena itu aktivitas belajar yang dilakukan oleh siswa tanpa dipengaruhi oleh faktor- faktor yang berasal dari luar.
b. Motivasi ekstrinsik Motivasi ekstrinsik merupakan motivasi yang keberadaannya karena
pengaruh rangsangan dari luar. Motivasi ekstrinsik bukanlah perasaan atau keinginan yang ada dalam diri individu untuk belajar, karena tujuan utama
individu untuk melakukan kegiatan adalah untuk mencapai tujuan yang terletak di luar aktivitas belajar siswa, atau tujuan itu tidak terlibat dalam
aktivitas belajar. Jadi motivasi berarti serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-
kondisi tertentu sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu. Motivasi dapat di rangsang dari luar, tetapi timbul dari dalam diri seseorang.
Misal, motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Peranannya yang khas dapat menumbuhkan gairah, merasa senang dan
semangat untuk belajar. Hal ini sudah barang tentu peran guru sangat penting dalam membangkitkan motivasi belajar siswa, karena untuk dapat belajar
dengan baik diperlukan proses dan motivasi yang baik pula. 3. Status sosial ekonomi orang tua
Menurut Astrid S dalam Margareta Ika W : Skripsi, 2005:12, Status sosial adalah perbandingan peranan dalam masyarakat, status merupakan
pencerminan hak dan kewajiban dalam tingkah laku manusia. Lebih lanjut, status sosial ekonomi di sini menunjukkan pada kemampuan finansial orang
tua siswa dan perlengkapan material yang dimiliki orang tua siswa. Untuk mengetahui status sosial ekonomi seseorang dapat diketahui
berdasarkan: a. Tingkat Pendapatan
Pengertian pendapatan yaitu jumlah imbalan atau keuntungan atas barang atau jasa yang diperoleh dari hasil kerja seseorang. Jika kita
memperthatikan lingkungan sekitar kita maka akan terlihat betapa sibuknya orang-orang bekerja, ini dilakukan untuk memperoleh
keuntungan atau imbalan. b. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan di sini adalah tingkat pendidikan formal yang berhasil dicapai orang tua, dalam hal ini adalah jenjang pendidikan formal yang
berhasil diselesaikan, yaitu SD, SMP, SMUSMK, D3 dan Perguruan Tinggi PT.
c. Jenis Pekerjaan Yang dimaksud jenis pekerjaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh imbalan atau penghasilan antara lain guru, buruh, petani, wiraswasta, pewagai swasta, dan lain- lain.
d. Pemilikan Barang Berharga Kekayaan yang diperoleh selama seseorang bekerja atau merupakan hasil
jerih payah orang tersebut dalam mencukupi kebutuhannya seperti kebutuhan akan tempat tinggal, kendaraan, televisi, mesin cuci, lemari es
dan sebagainya. Menurut pendapat Lindgen dalam B. Musidi 1991:136,
perbedaan pengalaman yang berkaitan dengan kemampuan finansial dan perlengkapan material akan mempengaruhi perbedaan nilai, sikap,
keyakinan, kepribadian serta cara memandang sesuatu disekitarnya.
E. Penelitian Terdahulu