Memperbaiki relasi Menunjukan hormat

meminta maaf kepada siapapunketika melakukan kesalahan tidak memandang itu seorang ayah kepada anaknya, atau anak kepada orang tua. Hal ini juga berkaitan dengan perkataan responden Y dalam wawancara : “Otomatis anak akan mengingat bahwa orang tuaku saja minta maaf pada aku kok, kalau aku salah .... itu akan otomatis di simpan di memori mereka untuk bisa diterapkan kalau saya jadi orang tua besok, ini secara tidak langsung menjadi pendidikan untuk anak-anak, kan gitu ”responden Y,B151-154. Perkataan disebut diatas menyimpulkan bahwa sebagai ayah bersuku Jawa, responden Y berpendapat bahwa memunculkan perilaku meminta maaf kepada anak dapat berfungsi untuk mengantisipasi masalah. Mengantisipasi masalah yang dimaksudkan disini adalah dengan cara memberikan unsur pendidikan yakni sebagai contoh kepada anak, untuk berani mengakui kesalahan dan meminta maaf kepada siapapun itu agar kelak tidak memunculkan masalah yang lain. Berkaitan dengan pendidikan, respondenY juga memberikan sebuah pendapat bahwa, segala fenomena yang terjadi di remaja seperti tawuran adalah akibat dari keegoisan orang tua karena tidak mau mengatakan minta maaf ketika salah kepada anaknya. Hal ini tercantum dalam perkataan responden Y yang mengatakan : “Bahwa kita itu dengan anak pun sebagai orang tua jangan egois. Merasa menang sendiri, merasa berkuasa .. tidak seperti itu, walaupun dengan anak, memberikan pendidikan yang baik “Saya minta maaf ya nak, bapak gini, gini, gini ” ya itukan sebetulnya kalo keluarga menerapkan hal semacam itu waa indah, tidak ada kerusuhan, tidak ada tawuran kayak yang di TV itu ”responden Y,B110- 114. Pendapat responden Y diatas, semakin menunjukan bahwa menurut responden Y perilaku meminta maaf kepada anak dapat digunakan sebagai mengantisipasi masalah seperti kerusuhan dan tawuran yang dilakukan oleh para anak-anak. Selain itu, Y mengatakan bahwa perilaku meminta maaf juga dapat berfungsi untuk memahami karakter masing- masing dan hingga dapat sebagai antisipasi akan konflik. Seperti yang dikatakan responden Y dalam wawancara : “Ini sebetulnya untuk bisa saling memahami karakter masing-masing, sedikit tapi karena rutinitas, tapi kalau jarang ada komunikasi, tidak pernah bersama-sama memecahkan suatu permasalahan, akhirnya kalau ada konflik ya berkepanjangan . ”responden Y,B121-123.

3.5 Lain-lain

Y berpendapat bahwa perilaku meminta maaf kepada anak memiliki manfaat yang sama dengan perilaku berterimakasih, keduanya memiliki unsur pujian atau penghargaan atas perhatian yang telah diberikan. Hal