Lain-lain Fungsi atau manfaat

tujuan agar anaknya dapat menirunya kelak. Tampak dari kata-kata respondenY : “Meminta maaf pada anak itu kan juga suatu ungkapan dan juga suatu pendidikan buat anak walaupun orangtua pun kalau salah harus minta maaf. Inikan suatu juga eeee ... emmm .. memberikan suatu teladan bagi anak-anak untuk mencontoh yang baik, yang namanya salah harus mengakui kesalahannya, na mengakuinya itu dengan cara minta maaf. ”responden Y, B246-249.

b. Responden II S

1. Aspek meminta maaf

1.1 Perkataan “minta maaf”

Sebagai seorang ayah, responden S bercerita bahwa dirinya pernah memiliki penyesalan kepada anaknya. Responden S menyesalkan perbuatannya ketika dirinya meninggalkan anak pertamanya bersepeda seorang diri, yang pada akhirnya berujung pada anaknya masuk rumah sakit karena digigit oleh seekor anjing.Ketika berada dirumah sakit, tidak tahan melihat anaknya menangis kesakitan, responden S kemudian mengatakan minta maaf kepada anaknya. Dalam wawancara responden S mengatakan : Ya terus terang waktu itu, kan dia jerit jerit kesakitan, ya saya minta maaf ... Responden S, B33. Responden S menyadari bahwa munculnya perkataan minta maaf kepada anaknya tersebut dipicu oleh rasa iba.Responden S tidak tahan melihat anaknya kesakitan akibat kesalahannya. Pada saat anaknya menangis kesakitan tersebut responden S merasa dengan dirinya mengatakan minta maaf, itu tidak cukup.Sehingga,selain mengatakan kata minta maaf kepada anaknya, S juga menyertakan penjelasan bahwa dirinya meninggalkan anaknya tersebut bukan karena marah melainkan agar anaknya mengikutinya dari belakang. Seperti yang dikatakan respondenS : “Waktu nangis itu kan saya gendong, trus ya saya bilang “saya minta maaf”. Dia waktu itu kelas 2 SD, ya pokoknya saya minta maaf untuk .. kejadian ini, mau tak tinggal maksudnya itu saya ndakmangkel, biar kamu itu nututi saya maunya, ternyata ... ada kejadian. ”Responden S, B53-55. Responden S juga menyatakan bahwa ketika kita melakukan kesalahan, khususnya kepada anak, sekedar mengatakan minta maaf pun tidak cukup.Selain perlu untuk memberikan penjelasan, responden S sebagai salah satu ayah bersuku Jawa menyebutkan bahwa penting bagi kita juga melakukan perubahan perilaku.Hal tersebut menurut pendapat responden S perilaku meminta maaf kepada anak tidak hanya sebatas dilakukan dengan perkataan, namun juga harus disertai dengan perubahan perilaku. Responden S mengatakan : “.. misalnya minta maaf itu jangan di obraltapi di lakukan, dihayati dalam setelah minta maaf itu .. bukan ketulusan .. seperti perubahan hidup didalam kita itu harus segera minta maaf, la saya harus berbuat yang seperti apa, itu kan harus dinyatakan terhadap si anak. ”Responden S, B108-111. Maka dari kesalahan responden S atas meninggalkan anaknya dalam bersepeda membuat dirinya belajar untuk lebih berhati-hati dalam menjaga anaknya.Perubahan yang dilakukan responden S adalah juga untuk menjadi orang yang terbuka dan tidak keberatan menerima saran dari anaknya, seperti sikap apa yang diinginkan oleh anaknya agar S berubah menjadi figur ayah yang lebih baik bagi anaknya.Hal tersebut tercantum dari perkataan respondenS : “kalo saya dipersalahkan itu ya saya maaf, saya tak merubah, mau sarannya gimana. Ya kalo yang saya lakukan itu keliru, saya tidak akan mengulanginya lagi. ”Responden S, B64-66. Tampak dari perkataan diatas bahwa responden tidak hanya merupakan figur yang terbuka pada anaknya tetapi juga membutuhkan saran dari anaknya untuk menjadi ayah yang dinginkan oleh anaknya.