Jarak sosial Faktor yang mempengaruhi
itu merupakan sebuah kekeliruan. Hal tersebut terlihat dalam perkataan responden Y dalam wawancara :
“Kebanyakan bapak, itu merasa dirinya sebagai kepala keluarga, jika sudah menjadi kepala
keluarga merasa memiliki kuasa penuh, na itu
keliru. ”B115-116
Pendapat tersebut memiliki arti bahwa menurut responden Y, seorang ayah sebagai kepala keluarga tidak
seharusnya memiliki kuasa penuh. Responden Y juga menambahkan pendapatnya bahwa didalam berkeluarga
seharusnya kedudukan suami dan istri adalah setara, keduanya sama sama berkuasa dirumahnya. Hal tersebut
tercantum dalam wawancara dengan responden Y : “Na dalam keluarga itu yang paling berperan
adalah suami dan istri, bapak dan ibu, mereka yang sebetulnya memiliki kekuasaan yang sama. Bukan
sebagai laki-laki yang merasa dirinya kuat itu yang menjadi berkuasa penuh itu bukan. Suami istri ini
berkuasa dirumah itu, untuk mendidik anak-anaknya menjadi baik,
makanya dalam keluarga itu, terapkanlah suatu komunikasi dengan selalu
sharing, doa bersama dalam keluarga ”responden
Y, B116-121. Pendapat responden Y diatas, membuktikan bahwa
menurut responden Y suami istri adalah orang yang memiliki kuasa didalam rumah. Dari pendapat tersebut
semakin membuktikan bahwa kekuatan sosial memiliki ambil bagian dalam kehidupan berkeluarga. Akan tetapi,
walaupun dirinya bersama seorang istri memiliki kuasa
didalam keluarga, responden Y mengatakan bahwa sudah wajar apabila orang tua memiliki kesalahan kepada anak,
untuk meminta maaf kepada anaknya. Seperti yang dikatakan oleh responden Y dalam wawancara :
“Kalau saya pribadi tidak, tidak ada yang aneh. Itu sudah suatu hal yang wajar, jangan
mentang- mentang kamu sebagai orang tua, yang muda itu
selalu minta maaf atau selalu salah. ”responden Y,
B139-140. Dari
perkataan responden
diatas sekaligus
membuktikan bahwa kekuatan sosial tidak mempengaruhi perilaku meminta maaf kepada anak, walaupun seorang
ayah dan istri memiliki kuasa didalam keluarga untuk mendidik anak. Seperti yang dikatakan responden Y
sebelumnya. Akan tetapi, ada satu ketika Y mengatakan bahwa
anak masih kecil dengan kata lain Y berpendapat bahwa anak adalah figur yang masih belum tahu banyak tentang
perilaku meminta maaf ketika salah. Hal tersebut dinyatakan oleh responden Y dalam wawancara :
“Karena ini juga kategori anak ini masih kecil. Dia sendiri belum tau kalau saya itu salah saya harus
mengucapkan maaf ”responden Y, B213-214.
Dari pernyataan tersebut, secara langsung responden Y menyatakan bahwa seorang anak adalah figur yang masih
kecil, yang belum mengerti kapan dan seharusnya