Seperti yang dikatakan oleh responden S diatas, fungsi utama yang dari perilaku meminta maaf menurut
responden S adalah memperbaiki relasi. Selain itu, responden S mengatakan bahwa tidak ada fungsi negatif
dari perilaku meminta maaf. Hal tersebut dikatakan responden S dalam wawancara :
“Kok saya, kalau negatifnya kok tidak jelas ya ... kasarannya memikirkan atau kalau tidak tu cair
kembali kok negatif gitu kan ya tidak mungkin
haha ” responden S, B83-84
Dari perkataan responden S diatas, menunjukan responden S berpendapat bahwa tidak ada hal yang negatif
dari seorang ayah yang melakukan perilaku meminta maaf kepada anaknya.
3.2 Menunjukan hormat
Dalam wawancara, responden S tidak menyebutkan perilaku meminta maaf kepada anak dapat menunjukan rasa
hormat. 3.3
Perbaikan masalah
Responden S sebagai seorang ayah sekaligus kepala keluarga tidak menyebutkan tujuannya melakukan perilaku
meminta maaf kepada anak adalah untuk memperbaiki
masalah.
3.4 Mengantisipasi masalah
Berkaitan dengan fungsi atau manfaat melakukan perilaku
meminta maaf
sebagai bentuk
untuk mengantisipasi masalah, responden S mengatakan bahwa
dalam dirinya melakukan perilaku meminta maaf kepada anak, terdapat tujuan untuk mengikis rasa dendam pada
anaknya. Hal
tersebut termasuk
didalam bentuk
mengantisipasi masalah
karena perasaan
dendam merupakan cikal bakal dari masalah baru yang kelak dapat
terjadi. Hal ini terlihat dari perkataan responden dalam wawancara :
“Karena yang paling mudah untuk membuka rasa dendam, untuk membuka isi hati itukan kalau ada
ungkapan minta maaf. Ya setelah itu kan dendam itu
bisa terkikis, tidak dendam tapi jengkel” responden S, B101-102.
Responden S mengatakan bahwa cara paling mudah untuk membuka rasa dendam adalah dengan melakukan
perilaku meminta maaf. Responden S sebagai seorang ayah yang bersuku Jawa tidak segan-segan untuk melakukan
perilaku meminta maaf kepada anak hanya karena agar anaknya tidak memiliki rasa dendam atau jengkel pada
dirinya.