Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
rendahnya pandangan atau gambaran tentang diri, baik yang bersifat psikologis, sosial dan fisik. Menurut Davis dkk 2005, pria yang mudah cemas
pada penampilan, memiliki standar yang tinggi terhadap tubuh yang ideal dan sangat fokus pada penampilan fisik, memiliki dorongan yang tinggi untuk
memiliki otot yang besar. Salah satu cara untuk memperoleh otot agar tubuh menjadi ideal adalah latihan beban. Hausenblas Fallon 2002 menemukan
bahwa perilaku latihan pada pria muncul karena ketidakpuasan terhadap tubuh
.
Latihan merupakan bagian yang sangat penting untuk memperoleh tubuh yang ideal dan proposional. Untuk meperoleh tubuh ideal pria cenderung
melakukan latihan beban. Hal ini ditunjukkan dalam penelitian yang dilakukan Grogan 1999, yakni pria cenderung melakukan latihan beban untuk
membentuk tubuhnya, didukung oleh data yang menunjukkan 65 mahasiswa Inggris dan 41 mahasiswa Amerika melakukan latihan beban guna
meningkatkan bentuk dan ukuran tubuh. Meningkatkan bentuk dan ukuran tubuh dapat dilakukan lewat pemilihan program dalam variasi tertentu dan
sesuai dengan kebutuhan karena setiap gerakan dalam latihan akan menyasar pada otot-otot tertentu pada tubuh Mens Health, 2010. Donaldson’s dalam
Grogan, 1999 mengatakan bahwa pria terlibat dalam latihan untuk memperbaiki citra tubuh. Aktivitas yang dilakukan untuk memperbaiki citra
tubuh adalah latihan beban dan body building. Melatih fisik secara teratur, terukur dan terprogram dapat membentuk
tubuh bahkan membuat tubuh sehat dan bugar. Dalam proses untuk membentuk dan memperoleh tubuh yang ideal, terkadang orang melakukan
latihan beban yang berlebihan dan mengabaikan pemulihan untuk memperoleh hasil yang maksimal, artinya individu melakukan latihan melebihi batas
kemampuan fisik dan pemulihan yang kurang baik, kondisi ini disebut dengan overtraining Meehan, 2002. Hasil wawancara pada salah satu anggota di
fitness center menunjukan kecenderungan tersebut. Anggota tersebut mengatakan bahwa, ia merasa tidak puas dengan bentuk tubuhnya dan
melakukan latihan beban yang berlebihan karena keinginannya untuk memperoleh bentuk tubuh ideal dengan cepat Wawancara pribadi, 2 Agustus
2012.
Fibri
bukan nama asli ,2 agustus 2010 ’ badanku gak bagus mas, belom ideal menurutku. ototnya
cepat gede angkat bebannya yang berat-berat mas, lagian angkat yang ringan kapan ototnya mau gede’’
Overtraining merupakan masalah umum yang terjadi ketika melakukan latihan beban Bandyopadhyay dkk, 2012. Pola latihan yang berlebihan secara
terus menerus akan mengarah pada overtraining syndrome yang ditandai dengan kelelahan secara terus menerus Widiyanto, 2010. Overtraining
digambarkan sebagai latihan berlebihan yang dilakukan setiap hari dalam waktu lama, tanpa istirahat, dilakukan dengan intensitas yang tinggi, namun
disertai pola makan yang tidak seimbang dan istirahat yang cukup. Latihan yang berlebihan akan menimbulkan menurunnya fungsi kekebalan tubuh Tuan
dkk, 2012. Ketidakseimbangan antara latihan dengan pemulihan ditandai dengan gejala utama yaitu kelelahan, adapun gejala lainnya adalah gangguan
fisiologis, biokimia, psikologis dan menurunnya sistem kekebalan serta status mood yang buruk Cunha dkk, 2006; D’Elia, 2002. Gejala tersebut
menimbulkan dampak pada kehidupan individu seperti nyeri otot kronis, penurunan berat badan yang berlebihan, kehilangan motivasi dan semangat
Jenkins dalam widiyanto, 2010. Overtraining umumnya dialami oleh para atlet sehingga para pelatih
dan ilmuwan olahraga tertarik untuk menemukan metode baru guna meningkatkan kualitas dan kuantitas latihan untuk para atlet Kellmann, 2010.
Pengukuran overtraining pada atlet yang memiliki standar mutlak didiagnosis melalui ekskresi urin katekolamin pada malam setelah latihan, ACTH, GH,
kortisol dan katekolamin plasma Cunha, 2006. Selain atlet, non-atlet atau orang awam juga mungkin mengalami overtraining karena orang awam juga
melakukan latihan beban guna mengubah fisiknya di fitness center. Akan tetapi, D’Elia dkk, 2002 mengatakan bahwa tidak ada gold standard atau
standar mutlak pengukuran overtraining di fitness center. Oleh karena itu, variabel penelitian ini dibatasi pada kecenderungan overtraining.
Kemungkinan adanya hubungan antara citra tubuh dengan kecenderungan overtraining di fitness center didukung oleh penelitian yang
dilakukan Parnell 2011. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ketidakpuasan terhadap tubuh secara signifikan berkorelasi dengan exercise
dependence yaitu ketergantungan pada latihan. Ketergantungan pada latihan memiliki beberapa karakteristik yang menjadi indikasi adanya overtraining
yaitu kebutuhan untuk melakukan latihan yang banyak untuk mencapai tujuan, keterlibatan latihan yang lebih atau lama, kurangnya kontrol dalam melakukan
tingkat aktivitas fisik, dan terus latihan walaupun kelelahan. Individu yang
ketergantungan pada latihan belum dapat dikatakan overtraining walaupun memiliki ciri yang mirip, karena overtraining memiliki pengertian tidak hanya
sebatas latihan yang berlebihan tetapi mencakup pemulihan dan gejalanya. Oleh karena itu, hubungan antara citra tubuh dengan kecenderungan
overtraining masih perlu dibuktikan secara empiris.