c 3
Peningkatan kontisol dan urea
a Psikologis
b Depresi
c Stress
4 Anxiety
a System kekebalan
b Peningkatan infeksi dan penyakit
Penurunan neutrofil Bompa 1994 menambahkan beberapa gejala overtraining
lainnya yang diidentifikasi melalui tiga cara,yaitu sebagai berikut : 1
Psikologis a
Eksitabilitas meningkat b
Penurunan konsetrasi c
Hilang kepercayaan diri d
Hilang daya juang 2
Motor dan fisik a
Peningkatan tensi otot b
Penurunan tingkat kecepatan, kekuatan dan daya tahan c
Kecepatan pemulihan menurun d
Cenderung mudah mendapatkan cedera dan kecelakaan 3
Fungsional a
Gangguan pencernaan b
Mudah berkeringat
c Penurunan kemampuan vital
d Mudah terkena infeksi kulit
b. Dampak Overtraining
Menurut Widiyanto 2010, overtraining memiliki dampak yang buruk terhadap fisiologis dan psikologis, adapun dampak tersebut sebagai
berikut: 1
Dampak fisiologis
a Penurunan berat badan yang berlebihan
b Peningkatan denyut jantung
c Penurunan kekuatan otot
d Nyeri otot kronis
e Sembelit
f Sering infeksi kecil
2 Dampak psikologis
a Kehilangan nafsu makan
b Kehilangan motivasi
c Kehilangan semangat
d Kelelahan secara mental
e Iritabilitas menjadi tidak peka
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa ada 2 aspek yang menyebabkan terjadinya overtraining, yaitu latihan yang berlebihan
dan pemulihan kurang memadai. Pada penelitian ini peneliti akan membatasi penelitian ini pada kecenderungan overtraining. Hal ini
dikarenakan tidak ada gold standard pengukuran overtraining di fitness center D’Elia, 2010. Kecenderungan overtraining dapat dilihat dari
persepsi diri tentang latihan dan pemulihan. Mood yang buruk atau flat menjadi penanda ada overtraining di fitness center D’Elia, 2010. Oleh
karena itu, penelitian ini akan mengukur kecenderungan overtraining berupa laporan diri terhadap latihan yang meliputi intensitas, frekuensi dan durasi.
Sedangkan untuk aspek pemulihan meliputi pola tidur, hidrasi, protein, asupan terhadap tubuh serta memasukkan mood sebagai subvariabel. Data
dari latihan berlebihan dan pemulihan dan mood akan digabungkan untuk melihat kecenderungan overtraining di fitness center.
B. Citra Tubuh pada Pria Dewasa Awal
1. Definisi Citra Tubuh
Menurut Cash Pruzinsky 2002, citra tubuh adalah derajat kepuasan terhadap diri secara fisik yang mencakup ukuran, bentuk dan
penampilan umum. Citra tubuh berkaitan erat dengan perhatian terhadap bagian tubuh tertentu atau aspek yang lebih dari penampilan secara
keseluruhan Thompson, Heinberg, Altabe, Dunn, 1998. Menurut Melliana 2006, citra tubuh adalah penilaian individu
tentang tubuhnya yang melibatkan pikiran, perasaan, imajinasi, kesadaran dan perilaku mengenai penampilan dan bentuk tubuh. Hal ini dipengaruhi
dari adanya idealisasi tentang gambaran tubuh yang baik di masyarakat, hal ini terbentuk dari interaksi sosial dengan lingkungannya.
Dapat disimpulkan bahwa citra tubuh adalah cara seseorang menilai diri secara fisik yang berhubungan dengan kepuasan atau ketidakpuasannya
terhadap tubuh mencakup ukuran, bentuk dan penampilan umum yang melibatkan perasaan , pikiran dan perilaku. Penilaian terhadap kepuasan
atau ketidakpuasan terhadap tubuh dipengaruhi oleh adanya idealiasi atau standar tubuh ideal pada lingkungannya.
2. Aspek- aspek Citra Tubuh
Menurut Banfield McCabe 2002, citra tubuh dibagi menjadi tiga aspek, yaitu :
a. Afektif
Aspek ini menyangkut masalah emosional subjektif seseorang, berkaitan dengan perasaan yang dimiliki individu terhadap penampilan
tubuhnya. Misalnya perasaan terhadap kepuasaan atau ketidakpuasan terhadap tubuh secara keseluruhan.
b. Kognitif
Aspek ini berhubungan dengan pikiran dan keyakinan serta kepercayaan individu mengenai tentang bentuk tubuh dan penampilan.
Pikiran, keyakinan dan kepercayaan seseorang terbentuk berdasarkan yang telah dilihat kemudian membentuk suatu gagasan atau ide mengenai
karakteristik umum. Misalnya pemikiran tentang tubuh yang ideal adalah tubuh yang berotot.