D. Hasil Penelitian
1. Uji Asumsi a.
Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan one sample kolmogorox-smirnov test. Pengujian data ini dibantu dengan SPSS versi PASW statistics 18.
Jika p 0,05 maka sebaran dinyatakan normal dan jika p 0,05 maka sebaran dinyatakan tidak normal Sarwono,2010.
Berdasarkan uji normalitas, dapat diketahui bahwa probabilitas p data citra tubuh sebesar 0,074 dan probabilitas p kecenderungan
overtraining sebesar 0,824. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi data pada kedua kedua sampel adalah normal karena nilai signifikansi kedua
variabel lebih besar daripada 0,05 p0,05. Normalitas kedua variabel tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 9 Hasil Uji Normalitas
Variabel Asymp.Sign
Sebaran Citra Tubuh
0,074 Normal
Kecenderungan Overtraining 0,824
Normal
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk menguji apakah hipotesis yang menyatakan adanya hubungan negatif antara citra tubuh dengan
kecenderungan overtraining di fitness center pada dewasa awal diterima atau tidak. Pada penelitian ini, analisis korelasi yang digunakan adalah
korelasi product moment pearson dengan bantuan SPSS versi PAWS statistic 18.
Hasil analisis menunjukkan skor korelasi sebesar -0,055 dengan p = 0,276 p0,05, berarti hubungan kedua variabel tidak signifikan. Korelasi
bernilai negatif menunjukkan arah yang berlawanan atau berhubungan negatif dan hubungan kedua variabel lemah. Dengan demikian, hipotesis
yang berbunyi ada hubungan negatif antara citra tubuh dengan kecenderungan overtraining di fitness center pada masa dewasa awal
ditolak.
Tabel 10 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis
Citra_tubuh Kecenderunga
n_overtraining Citra_tubuh
Pearson Correlation 1
-,055 Sig. 1-tailed
,276 N
120 120
Kecenderungan_overtrai ning
Pearson Correlation -,055
1 Sig. 1-tailed
,276 N
120 120
E. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan hubungan antara citra tubuh dengan kecenderungan overtraining di fitness center pada pria dewasa
awal. Variabel bebas pada penelitian ini adalah citra tubuh, sedangkan variabel tergantungnya adalah kecenderungan overtraining. Koefisien korelasi yang
diperoleh sebesar r= -0,056 dengan probalilitas p= 0,272 p0,05. Dengan demikian, hipotesis penelitian yang berbunyi ada hubungan negatif antara citra
tubuh dengan kecenderungan overtraining di fitness center pada pria dewasa awal ditolak.
Asumsi yang melatarbelakangi penelitian ini yaitu individu yang memiliki citra diri yang rendah atau memiliki ketidakpuasan terhadap tubuh
memiliki kecenderungan untuk melatih ototnya Grogan.1999. Ketidakpuasan terhadap tubuh membuat individu memiliki konsep diri yang rendah sehingga
menyebabkan penerimaan terhadap diri juga rendah. Hal ini menimbulkan keinginan yang tinggi untuk mengubah fisik sehingga melakukan latihan yang
berlebihan untuk segera mendapatkan tubuh yang ideal dan menyebabkan adanya kecenderungan overtraining. Akan tetapi, dari hasil penelitian hipotesis
tidak terbukti atau tidak ada korelasi yang signifikan antara citra tubuh dengan kecenderungan overtraining.
Tidak adanya hubungan antara citra tubuh dengan kecenderungan overtraining kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal. Pertama adalah
pertimbangan mengenai aspek efikasi diri yang berperan sebagai jembatan yang merealisasikan keinginan menjadi sebuah perilaku, dalam penelitian ini
kecenderungan perilaku overtraining. Fortman 2006 mengatakan bahwa efikasi diri merupakan kemampuan seseorang untuk mengatur dan
menjalankan rangkaian tindakan untuk mengelola situasi. Jika individu memiliki efikasi diri yang tinggi ia akan merasa mampu untuk mengatur dan
menjalankan tindakan seperti melakukan latihan beban untuk mengubah fisik, dengan keinginan yang tinggi untuk mengubah fisik dan efikasi diri yang tinggi
dapat membuat individu melakukan latihan tinggi dan bahkan berlebihan yang dapat menyebabkan ada kecenderungan overtraining. Akan tetapi, individu
yang memiliki efikasi diri yang rendah, merasa tidak mampu untuk