menjalankan dan mengatur serangkaian tindakan untuk mengubah fisiknya, walaupun individu tersebut memiliki keinginan yang tinggi. Dengan demikian,
citra tubuh belum tentu berkorelasi dengan kecenderungan overtraining karena dimoderasi oleh efikasi diri.
Selain efikasi diri, pengukuran secara subjektif, berupa laporan diri, juga menjadi kendala tersendiri, khususnya pada skala kecenderungan
overtraining. Pengukuran secara subjektif memiliki kelemahan yaitu, subjek cenderung untuk menjawab pernyataan yang tidak sesuai dengan kondisi
sebenarnya atau yang biasanya disebut dengan faking. Begitu pula dengan skala pada citra tubuh, khususnya pada aspek perilaku subjek memiliki
kecenderungan untuk faking. Hal ini terjadi diduga subjek memiliki kecenderungan untuk tidak mengatakan keadaan sebenarnya terhadap perilaku-
perilaku tertentu seperti “memamerkan”, “mempertontonkan” atau
“membusungkan dada”. Beberapa kata-kata ini biasanya berkonotasi negatif. Konotasi negatif sendiri menggambarkan nilai moral yang cenderung rendah.
Oleh karena itu, kemungkinan kata-kata tersebut berpengaruh terhadap pilihan jawaban subjek dalam aspek perilaku konatif yang tidak searah dengan aspek
kognitif maupun afektif. Hal tersebut juga didukung oleh data try out yakni nilai dari korelasi item total skala citra tubuh. Aitem-aitem pada aspek perilaku
memiliki daya beda item yang relatif lebih rendah dibandingkan aspek afeksi dan kognisi yaitu berkisar antara 0,217 sampai 0,29, sedangkan aspek afeksi
dan kongisi berkisar antara 0,327 sampai 0,782.
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa citra tubuh subjek tergolong rendah dan semua subjek pada penelitian ini memiliki kebutuhan untuk
mengubah bentuk tubuh. Data tersebut mendukung penemuan sebelumnya yang juga menyatakan bahwa citra tubuh yang rendah menimbulkan keinginan
untuk mengatasi atau mengubah tubuh Grogan, 1999. Guna mengatasi atau mengubah tubuh, individu melakukan latihan. Namun, tidak melakukan latihan
secara berlebihan.
59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa tidak ada hubungan negatif yang signifikan antara citra tubuh dengan
kecenderungan overtraining di fitness center pada pria dewasa awal. Dengan demikian, hipotesis pada penelitian ini ditolak. Hal ini
ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi -0,055 dan taraf signifikansi 0,276 atau p0.05. Tidak adanya korelasi yang signifikan diduga karena
peneliti tidak mempertimbangkan variabel efikasi diri dan kemungkinan adanya faking pada skala kecenderungan overtraining dan skala citra
tubuh
B. Saran
1. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji tentang citra tubuh dan
kecenderungan overtraining di fitness center disarankan untuk menambahkan variabel efikasi diri sebagai moderator hubungan antara
citra tubuh dan kecenderungan overtraining.
2. Peneliti selanjutnya juga disarankan untuk membuat atau menggunakan
alat ukur yang mengukur secara individual dan objektif, khususnya
skala kecenderungan overtraining.
3. Peneliti menyarankan untuk mengunakan kata atau kalimat yang
menghindari kecenderungan faking khususnya pada skala citra tubuh.
60
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S 2006. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya edisi 2. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar Azwar, S 2007. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Bandyopadhyay, A, Bhattacharjee, I, Sousana,P.K. 2012. Physiological
Perspective of Endurance Overtraining - A Comprehensive Update. Retrieved From :
http:www.alameenmedical.orgajmsArticlePDFsAJMS.5.1.201220P 207-20.pdf
Novermber 2012 Banfield, S.S and McCabe, M .P 2002 An Evaluation of the Construct of Body
Image. Retrieved from :
http:dro.deakin.edu.auviewDU:30001655
Oktober 2012 Bompa, T.O. 1994. Theory and Methodology of Training. Universitas
Padjadjaran Bandung : Diklat Dosen Calhoun, JF. 1995. Psikologi Tentang Penyesuaian Dan Hubungan
Kemanusiaan . IKIP Semarang Press: Semarang.
Cash,T.F Pruzinsky, T. 2002 Body Image : A Handbook Of Theory, Research, And Clinical Practice. Guilford Press: New York
Clark, N.2006. Body image : Body Image Is an Issue That Concerns Males. Greenhaven Press. Farmington Hills
Coffman, S. 2007. Successful Program For Fitness and Health Clubs. Unites State: Human Kinetics
Cunha, G. d. S, Ribeiro , J.L, and Oliveira, A.R.d. 2006. Overtraining: Theories, Diagnosis
and Markers. Retrieved From :
www.scielo.brpdfrbmev12n5en_14 . Oktober 2012
Davis, C, Karvinen, K , McCreary, D.R. 2005. Personality Correlates Of A Drive For Muscularity In
Young Men. Retrieved from :
https:www.purdue.eduswonutritionKnowItAllHealthyWeightGainPer sonalityCorrelatesOfADriveForMuscularityInYoungMen.pdf Oktober
2012
D-Elia, C.A, Vancini, R.L, Castelo, A, Nouailhetas, V.L.A, and Silva, A.C 2010. Absence Pf The Predisposing Factors and Signs and Symptoms Usually
Associated With Overreaching and Overtraining In Physical Fitness Center. Retrieved from : http:www.scielo.brpdfclinv65 n1119.pdf
novermber 2012 Fortman, T.L 2006. The Effects of Body Image on Self-Efficacy, Self Esteem, and
Academic Achievement. Retrieved from : https:kb.osu.edudspacebitstreamhandle181144744TylerFortman.pdf?
sequence=1 Desember 2012
Grieve, R., Helmick, A. 2008. The influence of mens self-objectification on the drive for muscularity: Self-esteem, body satisfaction and muscle
dysmorphia. International Journal of Mens Health, 73, 288-298.
Grogan, S. 1999. Body Image : Understanding Body, Dissatisfaction in Men, Women and Child. London : Routledge
Hadi, S. 2004 . Metodologi Research Jilid 2. Yogyakarta : Andi Offset Hausenblas, H.A. Fallon, E.A.. 2002 . Relationship Among Body Image,
exercise Behavior, and Exercise Dependence Symptoms. Retrieved from : http:onlinelibrary.wiley.comdoi10.1002eat.10071abstract november
2012.
Hausenblas, H. A Giacobbi Jr. P. R 2004. Relationship between exercise dependence symptoms
and personality. Retrieved from :
http:hausenblasheather.comfiles2004-Hausenblas---Giacobbi-PID.pdf
Desember 2013 Hernomo, P.A.2006. Antara Kebugaran dan Idealisasi Tubuh : Fitness Center
Sebagai Modal Simbolik Masyarakat Kota. Scripta Societa Hurlock, E. B. 1991. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan Edisi 5 Terjemahan. Jakarta : Erlangga Kellmann, M. 2010. Preventing Overtraining in Athletes in High-Intensity
Sports and Stress Recovery Monitoring. Retrieved from : http:onlinelibrary.wiley.comdoi10.1111j.1600-0838.2010.01192.xfull
Oktober 2012
Meehan, H. 2002 The Overtraining Syndrome: What Exactly Is This Phenomenon? What Causes It? How Can Occurrence Be Minimised?
The Coach, 9. pp. 41-46. ISSN 1474-1601.