Dinamika Implementasi Kesadaran Berbangsa dan Bernegara Kesatuan Republik Indonesia
38 Proses ini memberikan gambaran tentang bagaimana sekelompok manusia yang
ada di dalam beragam bangsa merasakan sebagai bagian dari bangsa Indonesia dan terbentuknya NKRI merupakan organisasi yang mewadahi bangsa Indonesia
serta dirasakan kepentingannya oleh bangsa itu, sehingga tumbuh kesadaran untuk mempertahankan tetap tegak dan utuhnya NKRI.
Kondisi bangsa saat ini memperlihatkan penurunan kesadaran berbangsa dan bernegara. Maraknya konflik vertikal dan horizontal yang terjadi di Indonesia
menunjukan gejala kesadaran berbangsa dan bernegara yang belum baik. Perilaku individu maupun pejabat masih menunjukkan tindakan-tindakan yang
melanggar kaidah hukum, seperti mafia hukum, merusak hutan, pencemaran lingkungan, tindak kriminalitas, lebih mementingkan diri dan golongan, korupsi,
etnisitas yang berlebihan, bertindak anarkis, penggunaan narkoba, kurang menghargai budaya bangsa sendiri, dan lebih mencintai produk luar negeri. Nilai
kebangsaan Indonesia saat ini yang diwarnai penonjolan sikap primordial antardaerah dan semangat otonomi daerah yang agak menyimpang dari
semangat kebangsaan telah memunculkan gerakan-gerakan separatis seperti Organisasi Papua Merdeka OPM, Gerakan Aceh Merdeka GAM, dan
sebagainya. Kondisi ini disertai pula dengan munculnya aksi-aksi teror, tindakan- tindakan radikal dan anarkis dari kelompok-kelompok tertentu yang fanatik
terhadap pahamajaran kelompoknya. Fenomena perkelahian antarwarga, antarpelajar, bahkan antarelit politik pun sering menjadi sorotan media.
2. Implementasi Kesadaran Berbangsa dan Bernegara Kesatuan Republik Indonesia dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara
di Berbagai Bidang
Bentuk usaha pembelaan negara yang dapat dilakukan oleh setiap warga negara sangat beragam tidak hanya terbatas dalam bidang militer atau
pertahanan keamanan dengan “mengangkat senjata”. Tetapi juga meliputi bidang ekonomi, politik, sosial, budaya, hukum, pendidikan, dan sebagainya yang
disesuaikan dengan profesi dan keahlian masing-masing orang. Sebagaimana ketentuan Pasal 9 ayat 2 Undang-undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang
Pertahanan Negara, wujud penyelenggaraan keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara dapat dilakukan melalui: a Pendidikan Kewarganegaraan,
39 b pelatihan dasar kemiliteran, c pengabdian sebagai Prajurit TNI, d
pengabdian sesuai dengan keahlian atau profesi. Tindakan upaya membela negara dapat diterapkan dan dibiasakan dari
lingkungan terkecil yakni keluarga, interaksi dalam kehidupan bermasyarakat, dan cakupan yang lebih luas kehidupan berbangsa, dan bernegara. Di
lingkungan keluarga. dalam keluarga ada pembagian kerja yang jelas, disiplin dan dipatuhi, ayahibu mencari nafkah dan mengurus rumah tangga, anak-anak
belajar dengan sungguh-sungguh, di waktu senggang anak ikut membantu pekerjaan rumah, saling menghormati dan menghargai antar anggota keluarga,
setiap anggota keluarga saling peduli dan menyanyangi, dan sebagainya. Di lingkungan sekolah tindakan pembelaan negara dilakukan dengan: a
siswa belajar dengan baik dan memenuhi unsur wajib belajar, b siswa menaati tata tertib sekolah atau berdisiplin, c guru mendorong siswa berprestasi dan
mengikuti berbagai kompetisi, d guru siap mengajar dan mendidik dimanapun dan kapanpun, bahkan bersedia ditugaskan di daerah-daerah terpencil, e staf
tata usaha melaksanakan tugas dengan baik dengan mendokumentasikan administrasi dengan tertib, f penjaga sekolah melaksanakan tugasnya dengan
baik, g lingkungan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Upaya bela negara dapat terlaksana dengan baik apabila tercipta pola pikir,
sikap dan tindakperilaku bangsa yang berbudaya sebagai doronganmotivasi adanya keinginan untuk sadar bela negara. Kesadaran bela negara ini mencakup
kesadaran untuk menjadi: a bangsa yang berbudaya, artinya bangsa yang mau melaksanakan hubungan dengan pencipta-Nya disebut agama, b bangsa yang
mau berusaha, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya disebut ekonomi, c bangsa yang mau berhubungan dengan lingkungan, berhubungan sesamanya
dan alam sekitarnya disebut sosial, d bangsa yang mau berhubungan dengan kekuasaan, disebut politik, e bangsa yang mau hidup aman tenteram dan
sejahtera, berhubungan dengan rasa kepedulian dan ketenangan serta kenyamanan hidup dalam negara disebut pertahanan dan keamanan.
Apabila seluruh warga negara dalam berbagai aspek kehidupan bermasyarakat telah memiliki kesatuan paham tentang arti pentingnya hak dan
kewajiban dalam bela negara, maka dengan kesadarannya tersebut dapat diimplementasikan dalam bidang dan profesinya. Pertahanan semesta tidak akan
40 dapat dimobilisasi jika warga negara yang menjadi sentral bergeraknya sistem
tidak memiliki sifat dan perilaku yang dijiwai oleh kesadaran bela negara.