10
C. Uraian Materi.
1. Permasalahan dalam Implementasi Nilai-nilai Pancasila.
Dalam praktek kehidupan antara teori dan kenyataan berbeda, nilai-nilai Pancasila yang hanya terdiri dari lima sila ternyata mudah diucapkan dan dipejari
serta dipahami, tapi sulit untuk diamalkan atau diwujudkan dalam sikap dan perilaku. Hal ini sesuai dengan teori pembelajaran, pembelajaran yang paling
sulit sendiri adalah pembelajaran sikap. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Sigrela, Kaballa, 1992 pembelajaran sikap afektif lebih sulit dibandingkan
dengan pembelajaran aspek kognitif dan psikomotor. Walaupun sikap, dan perilaku sulit diubah, menurut Gagne 1984 bahwa
pembelajaran sikap di sekolah yang direncanakan secara matang dapat menghasilkan sikap yang berguna bagi kehidupan sosial pada para siswa,
seperti mempedulikan orang lain, gotong royong, dan tenggang rasa terhadap adanya perbedaan budaya dan suku bangsa, menjauhi obat terlarang, dan
melaksanakan tanggung jawab kewarganegaraan. Agar pembelajaran moral dalam PPKn dapat berhasil, disamping
direncanakan secara matang seperti dikemukakan oleh Gagne 1984, hendaknya para pembelajar menggunakan model-model pembelajaran moral.
Menurut Gagne1984 model pembelajaran sikap yang paling efektif untuk anak sekolah tingkat SD, SMP dan SLTA adalah human modeling.
Rupanya di Indonesia hasil pembelajaran sikap dan moral di sekolah itu terbawa dalam kehidupan dimasyarakat. Sehingga implementasi nilai-nilai
Pancasila masih masih menjadi permasalahan yaitu sulit dilaksanakan secara utuh,selaras, serasi dan seimbang, banyak sikap dan perilaku yang menyimpang
dari nilai-nilai Pancasila.
2. Menganalisis Penyebab Timbulnya Permasalahan dalam Implementasi Nilai Pancasila Antara Teori dan Kenyataaan
Seperti yang dikemukan di atas bahwa hasil pembelajaran sikap dan moral di sekolah itu terbawa dalam kehidupan dimasyarakat. Hal ini lebih parah lagi
disebabkan pelaksanan pendidikan di Indonesia terutama PPKn terlalu teoritis dan akademis, jarang dilaksanakan praktek di lapangan. Dan hal ini juga terjadi
di Amerika Serikat, sesuai dengan pendapat Purel 2003 seorang guru besar yang ahli dalam pendidikan sikap dan moral dari Universitas Carolina Utara
menyatakan penyebab kekurang berhasilan tersebut adalah: 1 aspek kompetisi
11 akademis dan seringnya siswa menghadapi tes untuk memperoleh nilai yang
tinggi, 2 tuntutan orang tua agar anak berhasil dan penilaian masyarakat yang cenderung menilai negatif terhadap ketidakberhasilan yang menyebabkan sikap
siswa jengkel, putus asa, kasar, dan emosional, 3 bagi siswa sekolah bukan tempat yang menggembirakan dan meyenangkan, tetapi sebagai tempat
hukuman, 4 sekolah kurang sugguh-sungguh dalam menyelenggarakan pendidikan moral, dan membina rohani siswa, 5 ujian nasional, dan akreditasi
sekolah menyebabkan pendidikan lebih menekankan aspek kognitif yaitu keberhasilan siswa dalam ujian. Hal tersebut berdampak pada sikap dan perilaku
yang mengarah pada perbuatan agresif, egois, kontravesi, tamak, bukannya memberi dorongan agar pelajar memiliki hati yang dermawan, penuh kasih, suka
kerjasama, peduli dan adil. Dari beberapa uraian tersebut dapat disimpulkan penyebab timbulnya
permasalahan implementasi nilai Pancasila adalah sebagai berikut: a. Pengaruh pendidikan sikap dan moral di sekolah yang terlalu teoritis dan
akademis. b. Tingkat kualitas pendidikan sebagian besar masyarakat Indonesia masih
rendah, sebab secara teori tingkat pendidikan mempengaruhi sikap dan perilaku.
c. Kualitas tingkat kehidupan masyarakat Indonesia yang sebagian besar masih miskin, yang menyebabkan perilaku yang agresif, seperti mencuri, menipu,
merampok dan tindak pidana lainnya. d. Kebrobrokan moral sebagian masyarakat Indonesia.
e. Minimnya orang yang menjadi suri teladan dalam bersikap dan berperilku Human modeling kalau dalam ajaran Islam Ahlus sunnah waljamaah yaitu
mencontoh perilaku Nabi Muhammad SAW.
3. Jenis-jenis Permasalahan yang Timbul dalam Implementasi Nilai-nilai Pancasila.
Jenis permasalahan yang timbul dalam implementasi nilai-nilai Pancasila banyak sekali baik ditinjau dari kualitas dan kuantitas permasalahan, baik hidup
bermasyarakat maupun bernegara, hampir di semua bidang. Jenis permasalahan tersebut di antaranya sebagai berikut:
a. Bidang hukum: tingginya tingkat korupsi, perompokan, pencurian, penipuan, narkoba dan tindak pidana lainnya.