Penyebab Timbulnya Permasalahan Implementasi Hukum dan Peradilan di Indonesia.

30 yang terjabarkan dalam kaidah-kaidah yang mantap dan mengejawantahkan dan tindak serangkaian penjabaran nilai tahap akhir, untuk menciptakan memelihara dan mempertahankan kedamaian pergaulan hidup. Penegakkan hukum di Indonesia dinilai masih sangat lemah. Pokok penegakan hukum sebenarnya terletak pada faktor-faktor yang mungkin mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut mempunyai arti yang netral, sehingga dampak positif atau negatifnya terletak pada isi faktor-faktor tersebut. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penyimpangan penegakan hukum di Indonesia yaitu: a. Faktor hukumnya sendiri, dalam hal ini dibatasi pada undang-undang saja. Undang-undang dalam arti material adalah peraturan tertulis yang berlaku umum dan dibuat oleh penguasa pusat maupun daerah yang sah Purbacaraka Soerjono Soekanto, 1979. b. Faktor penegak hukum, yakni pihak-pihak yang membentuk maupun menerapkan hukum. Penegak hukum merupakan golongan panutan dalam masyarakat, yang hendaknya mempunyai kemampuan tertentu sesuai dengan aspirasi masyarakat. c. Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum. Sarana atau fasilitas tersebut mencakup tenaga manusia yang berpendidikan dan terampil, memiliki organisasi yang baik, peralatan yang memadai, keuangan yang cukup, dan lain sebagainya. d. Faktor masyarakat, yakni lingkungan dimana hukum tersebut berlaku atau diterapkan. Dari sudut tertentu masyarakat dapat mempengaruhi penegakan hukum karena hukum berasal dari masyarakat yang mempunyai tujuan mencapai kedamaian dalam kehidupan bermasyarakat. e. Faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta, dan rasa yang didasarkan pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup. Kebudayaan sistem hukum pada dasarnya mencakup nilai-nilai yang mendasari hukum yang berlaku, nilai-nilai yang merupakan konsepsi abstrak mengenai apa yang dianggap baik sehingga dianuti dan apa yang dianggap buruk sehingga dihindari Setio, Setih, 2013. 31

3. Jenis-jenis Permasalahan implementasi hukum dan dan peradilan di Indonesia.

Sebagai suatu sistem, kinerja pengadilan sekarang ini berada pada titik nadir yang cukup mengkhawatirkan. Berbagai keluhan baik dari masyarakat maupun para pencari keadilan, seolah-olah tidak lagi menjadi media kontrol. Sesungguhnya, dalam teori, pengadilan mempunyai asas sederhana, cepat, dan biaya ringan. Di sisi lain, terciptanya suatu peradilan yang bersih, transparan, dan mengedepankan nilai-nilai keadilan. Pengadilan seharusnya menjadi benteng terakhir melawan ketidakadilan. Namun, pelayanan lembaga peradilan dapat dilihat dan diukur dari lambatnya proses penyelidikan dan penyidikan suatu kasus. Banyaknya persyaratan administratif yang harus ditempuh saat pendaftaran perkara di pengadilan. Pungutan di luar biaya administrasi resmi sampai kepada prosedur penetapan putusan pengadilan. Dan tidak transparannya pelaksanaan eksekusi yang penuh kontroversi di hadapan publik. Hal tersebut menyebabkan rasa hormat dan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pengadilan semakin menipis dari hari ke-hari. Di sisi lain, ada tuduhan bahwa lembaga pengadilan dan kekuasaan kehakiman pada umumnya tidak independen dan mandiri. Terutama dalam menjalankan kinerja dan mengeluarkan putusan-putusan. Korupsi, kolusi, dan nepotisme pun semakin marak dalam proses penyelesaian perkara. Adanya campur tangan pihak eksekutif dalam proses peradilan menjadi salah satu indikasi ketidakmandirian lembaga peradilan ICW, Anti Korupsi.org

4. Cara Mengatasi Permasalahan Implementasi Hukum dan Peradilan di Indonesia.

Penegakan hukum merupakan suatu proses sosial, yang tidak bersifat tertutup tetapi bersifat terbuka dimana banyak faktor yang akan mempengaruhinya. Keberhasilan penegakan hukum akan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, adapun faktor yang mempengaruhi penegakan hukum adalah substansi hukum, struktur hukum, sarana prasarana, dan budaya hukum. Substansi hukum, hukum diciptakan oleh lembaga-lembaga yang berwenang, sebagai contoh undang-undang dibuat oleh DPR, dalam menciptakan substansi atau isi hukum tersebut DPR sebagai lembaga yang 32 diberi wewenang harus memperhatikan apakah isi undang-undang itu betul-betul akan memberikan keadilan, kepastian hukum dan kemanfaatan bagi masyarakat atau justru dibuatnya hukum akan semakin membuat ketidak adilan dan ketidakpastian dan malah merugikan masyarakat. Struktur hukum ini dimaknai sebagai para pelaku penegak hukum, sebagaimana yang disampaikan oleh Bagir Manan bahwa penegak hukum ada dua yaitu penegak hukum yang Pro Yustitia dan penegak hukum yang Non Pro Yustitia, penegakan hukum Pro Yustisia adalah hakim, jaksa, polisi dan advokat, sedangkan yang Non Pro Yustisia di lingkungan bea cukai, perpajakan, lembaga pemasyarakatan. Sarana dan prasarana, penegakan hukum membutuhkan sarana- prasarana seperti bagi polisi peralatan yang memadai dan tentunya bisa digunakan, apa jadinya jika dalam penegakan lalu lintas motor yang digunakan untuk patroli motor yang sudah usang, atau dalam penyusunan berkas masih menggunakan mesin ketik manual, sarana dan prasarana ini tentu berkaitan dengan anggaran, maka anggaran untuk penunjang benar-benar dimanfaatkan untuk itu. Budaya hukum masyarakat, penegakan hukum bukanlah di ruang hampa, penegakan hukum dilakukan di tengah-tengah masyarakat, maka untuk itu penegakan hukum tidak akan dapat berjalan dengan baik jika masyarakat tidak mendukung, partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan, partisipasi itu dapat dilakukan dengan aktif untuk mematuhi hukum dan juga jika ada pelanggaran hukum dapat melaporkan kepada yang berwenang Izzati, Sarlita Sara, 2012.

5. Kondisi Hukum dan Peradilan di Indonesia saat ini

Keprihatinan yang mendalam melihat reformasi hukum yang masih berjalan lambat dan belum memberikan rasa keadilan bagi masyarakat. Tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa pada dasarnya apa yang terjadi akhir-akhir ini merupakan ketiadaan keadilan yang dipersepsi masyarakat the absence of justice. Ketiadaan keadilan ini merupakan akibat dari pengabaian hukum diregardling the law, ketidakhormatan pada hukum disrespecting the law, ketidakpercayaan pada hukum distrusting the law serta adanya penyalahgunaan hukum misuse of the law. Sejumlah masalah yang layak dicatat berkenaan dengan bidang hukum antara lain: a sistem peradilan yang