Kopi adalah minuman stimulan perangsang. Konsumsi kopi berkafein dapat menstimulasi atau mengaktifkan pergerakan usus dan
melunakkan feses, dimana efeknya 60 lebih kuat daripada air dan 23 lebih kuat daripada kopi decaf kopi tak berkafein pada manusia normal.
Penelitian Müller et al. 2012 melaporkan bahwa konsumsi kopi espresso pascaoperasi adalah cara murah dan aman untuk mengaktifkan pergerakan
usus setelah pembedahan kolon. Müller et al. mengijinkan pasien untuk melakukan treatment yaitu meminum 3 gelas kopi setiap hari 100 ml pada
pukul 08:00, 12:00, dan 16:00, yang dimulai pada pagi hari setelah pembedahan dengan memperhatikan standar kualitas dan kuantitas kopi
espresso Preedy, 2015.
Diagram 2.1 Manfaat kopi bagi kesehatan dan pengobatan penyakit Preedy, 2015
5. Gambir
Gambir Unicaria gambir Hunter Roxb merupakan tanaman yang banyak dibudidayakan di Sumatera dan Kalimantan Jastra dan Atman, 2016.
Elective colonic surgery
Activation of bowel motility
Decreace of the frequency of
postoperative headache
Shortening of recovevry time
Decrease of postoperative
urinary retention
Coffee consumption
5.1 Kandungan Senyawa Kimia Gambir
Ekstrak atau getah daun gambir yang telah dikeringkan merupakan produk yang dikenal sebagai gambir. Senyawa utama yang dikandung oleh
gambir adalah catechin dan asam catechutannat yang merupakan sumber asam tanin alami dengan persentase masing-masing 7-33 dan 20-55.
Catechin C
15
H
14
O
6
bersifat dapat larut dalam air panas Jastra dan Atman, 2016.
5.2 Manfaat Gambir
Rebusan daun muda dan tunas gambir dapat digunakan sebagai obat diare. Gambir diketahui dapat merangsang keluarnya getah empedu
sehingga dapat membantu kelancaran proses dalam perut dan usus Jastra dan Atman, 2016. Namun, jika pemanfaatan gambir berlebihan maka
mengakibatkan sembelit karena tingginya kandungan tanin 20-55 dapat menyebabkan terabsorpsinya cairan dalam lumen usus Ghan, 2002 dalam
Sundari dan Winarno, 2010.
6. Tikus 6.1
Ciri Biologis Tikus
Tikus Rattus norvegicus adalah hewan nokturnal, sehingga
pencahayaan di dalam ruangannya perlu diatur yaitu 12 jam gelap dan 12 jam terang. Tikus memiliki sifat coprophagous, yaitu memakan fesesnya
sendiri. Tikus lebih mudah beradaptasi dalam kandang individu Syamsudin dan Darmono, 2011; Sharp and Villano, 2012.