Metode Analisa Data Pengaruh pemberian variasi dosis seduhan bubuk kopi robusta (Coffea canephora) Manggarai terhadap efek laksatif pada tikus putih betina.

Grafik 4.1 Rerata frekuensi defekasi tikus putih betina selama 6 jam setelah diberikan perlakuan bahan uji Keterangan: K3 = Kopi dosis 0.6 g200gBB K2 = Kopi dosis 0.3 g200gBB K1 = Kopi dosis 0.15 g200gBB A = Air hangat, kontrol negatif D = Dulcolax, kontrol positif Grafik 4.1 menunjukkan bahwa dari kelima perlakuan bahan uji, pemberian Dulcolax kontrol positif menghasilkan rerata frekuensi defekasi tertinggi selama 6 jam setelah perlakuan. Selain itu, grafik 4.1 juga menunjukkan bahwa di antara ketiga kelompok dosis kopi Robusta Manggarai, dosis kopi 0.3 g200gBB K2 memiliki rerata frekuensi defekasi yang lebih tinggi daripada kedua dosis lainnya. Kelompok tikus 1 2 3 4 5 6 K3 K2 K1 A D k al i 6 j am Kelompok Dosis yang hanya diberi air hangat kontrol negatif menunjukkan rerata frekuensi defekasi paling rendah di antara kelima kelompok perlakuan. Bahkan terdapat dua ulangan tikus yang tidak mengalami defekasi selama 6 jam setelah diberikan air hangat Lampiran IB. a. Uji Normalitas dan Homogenitas Uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dengan SPSS menunjukkan nilai signifikansi Asymp. Sig. 2-tailed 0.924 lebih besar dari 0.05 P 0.05 Lampiran IIA. Hal ini menunjukkan bahwa data terdistribusi normal sehingga memenuhi syarat untuk dapat dilanjutkan dengan uji homogenitas varian. Uji homogenitas menunjukkan bahwa nilai signifikansi frekuensi defekasi adalah 0.131 lebih besar dari 0.05 P 0.05 Lampiran IIB. Hal ini menunjukkan bahwa data pengaruh pemberian variasi dosis kopi Robusta Manggarai terhadap efek laksatif pada tikus putih memiliki variansi yang sama homogen. Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas, data frekuensi defekasi terdistribusi normal dan memiliki variansi homogen. Dengan demikian, data dapat dilanjutkan dengan uji Anova one way. b. Uji ANOVA one way Berdasarkan hasil uji Anova terhadap data frekuensi defekasi diperoleh bahwa nilai probabilitas adalah 0.432 0.05 maka Ho diterima dan Hi ditolak Lampiran IIC. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian variasi dosis kopi Robusta Manggarai memberi efek laksatif pada tikus putih namun tidak berbeda nyata dengan kontrol positif Dulcolax dan negatif air hangat. Oleh karena hasil uji tidak signifikan, maka tidak dilanjutkan ke uji Tukey. 2. Konsistensi Feses Konsistensi feses ditentukan oleh kandungan air dalam feses dengan menghitung selisih berat feses basah dengan berat feses kering dalam . Feses yang dikeluarkan oleh tikus putih setiap defekasi selama 6 jam setelah perlakuan, ditimbang berat basahnya lalu dikeringkan selama 19 jam terhitung sejak pukul 16:00-11:00 pada suhu 24.9 - 28.4 C. Berikut adalah data konsistensi feses tikus putih setelah perlakuan: Tabel 4.1 Konsistensi feses tikus putih betina setelah perlakuan Kelompok Dosis Total berat feses basah dari ke-4 tikus-A gram Total berat feses kering dari ke-4 tikus-B gram Kadar air feses-C A-B gram Kadar air yang hilang CA x 100 Ket. K1 3.57 1.89 1.68 47.05 Normal K2 6.2 3.17 3.03 48.87 Normal K3 4.99 2.46 2.53 50.70 Normal D 13.65 5.64 8.01 58.68 Agak lembek A 1.59 1.05 0.54 33.96 Keras Keterangan:  normal n dengan kadar air 45-56  agak lembek al dengan kadar air 57-68  lembek l dengan kadar air 69-80  cair c dengan kadar air 80 Berdasarkan data pada tabel 4.1 tersebut, kelompok tikus yang mendapat perlakuan variasi dosis kopi Robusta Manggarai memiliki konsistensi feses normal, yaitu kadar air 45-56. Sementara itu, kelompok tikus pada kontrol positif yang diberi Dulcolax memiliki konsistensi feses agak lembek, yaitu kadar air 57-68. Kelompok tikus pada kontrol negatif yang diberi air hangat suhu 40 C memiliki konsistensi feses keras, yaitu kadar air 45. Gambar 4.3 Feses basah tikus putih betina setelah diberikan perlakuan bahan uji: a terdapat feses agak lembek pada kelompok kontrol positif Dulcolax, b feses padat normal pada ketiga kelompok variasi dosis kopi Robusta Manggarai, dan c kelompok kontrol negatif air hangat tidak mengalami defekasi pada 2 ulangan tikus. Sumber: Dokumentasi pribadi. 3. Mula Kerja Bahan Uji Selama pengambilan data, diperoleh data tambahan mengenai mula kerja bahan uji, yaitu sebagai berikut:

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN KOPI ROBUSTA (Coffea canephora var. Robusta) TERHADAP PERUBAHAN HISTOPATOLOGI PROSTAT PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) STRAIN WISTAR JANTAN

2 10 22

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN KOPI ROBUSTA (Coffea canephora var. Robusta) TERHADAP PERUBAHAN HISTOPATOLOGI PANKREAS PADA TIKUS PUTIH (Ratus Novergicus) STRAIN WISTAR JANTAN

3 21 23

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN KOPI ROBUSTA (Coffea canephora var. Robusta) TERHADAP PERUBAHAN HISTOPATOLOGI OTAK PADA TIKUS PUTIH STRAIN WISTAR JANTAN (Rattus norvegicus)

0 18 19

PENGARUH SEDUHAN KOPI ROBUSTA (Coffea canephora var robusta) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI GINJAL TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus) STRAIN WISTAR

5 35 22

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN KOPI ROBUSTA (Coffea canephora var. Robusta ) SUBKRONIK TERHADAP TEKANAN DARAH DAN PRODUKSI URINE PADA TIKUS PUTIH STRAIN WISTAR JANTAN (Rattus novergicus Strain wistar)

0 27 25

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN KOPI ROBUSTA (Coffea canephoravar. Robusta) TERHADAP PERUBAHAN HISTOPATOLOGI LAMBUNG PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) STRAIN WISTAR JANTAN

2 16 26

Uji aktivitas antioksidan pada ekstrak biji kopi robusta (Coffea canephora) dengan metode DPPH

2 14 44

Uji aktivitas antioksidan ekstrak biji kopi robusta (Coffea canephora) dengan metode DPPH

16 56 44

Perbandingan Efek Seduhan Kopi Robusta (Coffea canephora) dan Seduhan Kopi Arabica (coffea arabica) Terhadap Tekanan Darah Wanita Dewasa.

0 0 21

Pengaruh pemberian variasi dosis seduhan bubuk kopi robusta (Coffea canephora) Manggarai terhadap efek laksatif pada tikus putih betina

0 1 155