basah. Dengan demikian dapat mempengaruhi data berat kering dan konsistensi feses.
c. Pengamatan dilakukan pada siklus terang tikus
Peneliti memberikan perlakuan dan pengamatan berdasarkan waktu yang tepat untuk mengonsumsi kopi yaitu pukul 09:30-11:30.
Rentang waktu tersebut termasuk ke dalam siklus terang atau 12 jam terang tikus yang telah diatur otomatis di Laboratorium Hayati Imono.
Hal ini mempengaruhi metabolisme bahan uji karena metabolisme tikus lebih aktif di malam hari atau pada kondisi gelap.
71
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan analisis dari penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Pemberian variasi dosis seduhan bubuk kopi Robusta Coffea canephora
Manggarai memiliki efek laksatif pada tikus putih betina yang ditunjukkan oleh nilai rerata frekuensi defekasi yang lebih tinggi daripada kontrol negatif
air hangat dan konsistensi feses termasuk kategori normal. 2.
Seduhan bubuk kopi Robusta Coffea canephora Manggarai pada dosis 0.3 g200gBB memberikan efek laksatif paling optimum pada tikus putih betina.
B. Saran
1. Pengolahan kopi sebaiknya dikontrol dari sejak panen hingga menjadi
bubuk dan peneliti terlibat langsung. Proses menyangrai dan menggiling biji kopi sebaiknya menggunakan peralatan berstandar khusus kopi.
2. Perlu diamati juga frekuensi defekasi tikus setelah pemberian gambir
dalam rentang jam tertentu. 3.
Sebaiknya menggunakan CMC Na 1 sebagai suspending agent agar bahan uji seperti gambir dan Dulcolax dapat terlarut sempurna.
4. Perlu penambahan jam pengamatan frekuensi defekasi dan sebaiknya
pengamatan dilakukan pada siklus gelap tikus.
5. Perlu penambahan jam pengamatan frekuensi defekasi dan sebaiknya
pengamatan dilakukan pada siklus gelap tikus. 6.
Pengamatan efek laksatif dapat dicoba dengan metode lain seperti metode transit intestinal. Metode ini digunakan untuk mengevaluasi apakah suatu
bahan uji bersifat laksatif dengan melihat rasio jarak usus yang ditempuh oleh suatu marker dalam waktu tertentu terhadap panjang usus
keseluruhan pada hewan coba.
73
BAB VI IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN UNTUK PEMBELAJARAN
Hasil penelitian ini dapat diterapkan pada pembelajaran Biologi di Sekolah Menengah Atas SMA kelas XI semester ganjil, pada materi Gangguan
Sistem Pencernaan Makanan. Kompetensi Dasar KD yang ingin dicapai berdasarkan kurikulum 2013 adalah sebagai berikut:
KD 3.7 : Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada
sistem pencernaan makanan dalam kaitannya dengan nutrisi, bioproses dan gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem pencernaan
makanan manusia KD 4.7
: Menyajikan laporan hasil uji zat makanan yang terkandung dalam berbagai jenis bahan makanan dikaitkan dengan kebutuhan energi setiap
individu serta teknologi pengolahan pangan dan keamanan pangan Pembelajaran ini dikemas dalam bentuk kegiatan diskusi secara
berkelompok dalam satu kali pertemuan 2 x 45 menit. Pada kegiatan diskusi, siswa diminta untuk menganalisis beberapa artikel penelitian tentang uji khasiat
jenis tanaman tertentu untuk mengobati gangguan sistem pencernaan makanan manusia yaitu konstipasi. Hasil analisis disajikan dalam bentuk worksheet lalu
dipresentasikan di depan kelas. Workshheet yang disediakan oleh guru berisikan panduan-panduan untuk menganalisis artikel sehingga mempermudah siswa
dalam berdiskusi.
Sebelum kegiatan belajar mengajar berlangsung, guru harus mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran RPP. RPP memuat materi pembelajaran, Workshheet, Lembar Penilaian Afektif, Lembar Penilaian Kognitif, dan Lembar Penilaian
Psikomotorik. Perangkat pembelajaran dapat dilihat pada Lampiran III A-G.
75
DAFTAR PUSTAKA
Anggo, P., 2016, “Kabupaten Manggarai Timur Firdaus bagi Penikmat Kopi”,
https:www.manggaraitimurkab.go.id, diunduh tanggal 12 Desember 2016. Annisa, H. dan Pintadi, H., 2013, “Pengaruh Konsetrasi Kopi Hitam terhadap
Perubahan Warna pada Resin Komposit Hybrid ’, Insisiva Dental Journal
IDJ Vol.2 No.1, https:journal.umy.ac.id, diunduh tanggal 20 Juni 2017. Arwangga A. F., Asih, 1. A. R. A., dan Sudiarta, I. W., 2016, “Analisis
Kandungan Kafein pada Kopi di Desa Sesaot Narmada Menggunakan Spektroffotometri UV-V
IS”, Jurnal Kimia 10 1, Januari 2016: 110-114, https:ojs.unud.ac.id, diunduh tanggal 16 November 2016.
Belitz, H. D. and Grosch, W., 1999, Food Chemistry, 2nd edition, translation from the fourth German edition by M.Burghagen et al, Springer-Verlag Berlin
Heidelberg, New York. Capasso, F. and Gaginella T. S., 1997, Laxatives: a particular guide, Springer-
Verlag Italia, Milano, pp. 2-4, 11-12, 21, 36, 63-64. Catto-Smith, A. G., 2012, Constipation
– Causes, Diagnosis and Treatment, InTech, Croatia, pp. 4-8, 103, 119.
Dityo, P., 2015, “Robusta dan Arabika”, http:wikikopi.comrobusta-arabika,
diakses tanggal 14 Maret 2017. Drugbank, 2014, Bisacodyl, https:www.drugbank.cadrugsDB09020, diunduh
tanggal 8 Februari 2017. Ganong, W.F. 1995, Review Of Medical Physiology, diterjemahkan oleh Petrus
Andrianto, EGC, Jakarta, hal. 477-485. Greenberger, N. and Weisman, R., 2009, 4 Weeks to Healthy Digestion: A
Harvard Doctor’s Proven Plan for Reducing Symptoms of Diarrhea, Constipation, Heartburn, and More, McGraw-Hill, New York.
ISIC, 2016, “Guidelines on caffeine intake”, http:www.coffeeandhealth.org,
diakses tanggal 24 Oktober 2016. Iwata, R., 2015, Coffee Gives Me Superpowers, Andrews McMeel Publishing,
Kansas City. Jastra, Y. dan Atman, 2016, Produksi Gambir: Strategi Meningkatkan Produksi
Gambir, Plantaxia, Yogyakarta. Kementrian Pertanian, 2015, Paparan Biro Perencanaan Pramusren,
http:pertanian.go.id., diunduh tanggal 10 Mei 2016.