Pengobatan Konstipasi Konstipasi 1 Definisi Penyakit dan Gejalanya

Tabel 2.2 Dosis dan mula kerja laksatif alami dan sintetis Jenis laksatif Rerata dosis dewasa oral Mula kerja jam Laksatif alami Antraquinnon 250 mg 6 - 12 Minyak jarak 15 - 60 ml 2 - 6 Bran Dedak 20 g 12 - 72 Psyllium 4 - 30 g 12 - 72 Garam magnesium 2 - 30 g 0.5 - 3 Sodium fosfat 4 - 8 g 0.5 - 3 Minyak mineral 15 - 45 ml 6 - 8 Laksatif sintetis Fenolftalein 60 - 100 mg 6 - 8 Bisakodil 30 mg 6 - 8 Dantron 75 - 150 mg 6 - 12 Garam dioktil sulfosuksinat 50 - 500 mg 24 - 72 Sorbitol 20 - 50 g 24 - 48 Laktulosa 15 - 60 mg 24 - 48 Metilselulosa 4 - 6 g 12 - 72 Polietilen glikol 3 L 1 Laksatif umumnya dipelajari dengan menggunaan hewan coba in vivo seperti tikus, mencit, marmut dan kelinci. Uji in vivo secara sederhana dilakukan dengan cara mengisolasi hewan coba pada kandang individu dan mengobservasi konsistensi feses cair atau padat Capasso and Gaginella, 1997. Tabel 2.3 Derajat rekomendasi American College of Gastroenterology ACG, onset kerja, dosis, dan efek samping dari terapi farmakologis konstipasi Vasanwala, 2009 dalam Sianipar, 2015 GolonganObat Mula Kerja Dosis Efek Samping Laksatif stimulan Derivat diphenylmethane seperti Dulcolax 6-12 jam 5-10 mghari sampai 3 kali seminggu; 10 mghari per rektal Kram perut, flatulens, rasa terbakar pada rektal dengan bentuk suppository 4. Kopi Robusta Manggarai 4.1 Sejarah Pada zaman tanam paksa 1830-1880, jenis kopi yang ditanam di Indonesia hanya Arabika. Kopi Arabika ditanam dari gunung hingga pantai. Pada tahun 1880, muncul wabah karat daun Hemileia vastatrix yang merusak kondisi kopi Arabika di dataran rendah. Dari wabah ini diketahui bahwa kopi Arabika rentan terhadap penyakit terutama jika ditanam di dataran rendah. Lalu didatangkan jenis kopi baru yaitu kopi Liberika namun kurang produktif. Kemudian didatangkan lagi jenis kopi baru yaitu kopi Robusta. Robusta mampu tumbuh di dataran rendah, bahkan hingga 400 m dpl serta tahan terhadap penyakit. Sejak itu, kebanyakan kopi yang dibudidayakan di Indonesia adalah kopi Robusta dengan dominasi sekitar 80 Dityo, 2015. Kopi Robusta sebagian besar diproduksi di Vietnam, Indonesia, dan Cote d‟Ivoire Preedy, 2015. Kopi dari Manggarai dikenal dengan bahasa lokalnya yaitu kopi tuang kopi tuan. Kopi Robusta Coffea canephora dari Manggarai Timur dinobatkan sebagai kopi terbaik di Indonesia tahun 2015 dengan perolehan nilai 89.03 Ningtyas, 2015. Dari enam kecamatan yang ada di Manggarai Timur, semuanya memiliki lahan kopi. Areal terluas ada di Kecamatan Poco Ranaka, yaitu 2.365,65 hektar, ditanami kopi jenis Robusta Oktora dan Dewanto, 2011.

4.2 Taksonomi Kopi Robusta

Klasifikasi botani Kopi Robusta Preedy, 2015, sebagai berikut: Kingdom :Plantae Class :Dicotyledoneae Order :Rubiales Family :Rubiaceae Genus :Coffea Species :Coffea canephora

4.3 Morfologi Kopi Robusta

Tanaman kopi Robusta dapat tumbuh hingga tinggi 10 m dan memiliki akar tunggang serta terdapat beberapa akar lebar. Akar kopi Robusta lebih dekat ke permukaan tanah. Pada akar lebar tersebut tumbuh rambut akar, bulu-bulu akar, dan tudung akar. Pada batang kopi terdapat lima jenis cabang yaitu cabang primer plagiotrop, cabang sekunder, cabang reproduksi orthotrop, cabang balik, dan cabang kipas Preedy, 2015 dan Panggaean, 2011. Daun kopi tersusun secara berdampingan di ketiak batang, cabang, dan ranting. Setiap pasangan daun tersusun saling menyilang terhadap pasangan daun berikutnya. Permukaan daun mengkilap, berombak, dan tulang daun menonjol. Daun kopi Robusta berwarna hijau agak terang dan bertekstur lebih tebal dibandingkan dengan daun kopi Arabika. Bunga kopi terbentuk pada akhir musim hujan dan akan menjadi buah hingga siap petik pada awal musim kemarau. Setelah penyerbukan, setiap ketiak daun akan menghasilkan 2-4 kelompok bunga, yang masing-masing kelompok menghasilkan 4-6 kuntum bunga, sehingga pada setiap ketiak daun terdapat 8-24 kuntum bunga. Kuntum bunga berukuran kecil dan tersusun dari kelopak, mahkota, benang sari, tangkai putik, dan bakal buah Preedy, 2015 dan Panggaean, 2011. Gambar 2.1 Morfologi tanaman kopi Robusta Coffea canephora. Sumber: http:prgdb.crg.eu Buah kopi membutuhkan waktu setahun agar dapat dipanen. Buah kopi mentah berwarna hijau muda lalu berubah menjadi hijau tua, kuning, dan berwarna merah atau merah tua ketika sudah matang ripe. Panjang buah kopi Robusta sekitar 8-16 mm. Buah kopi terdiri atas dua bagian yaitu pericarp dan biji kopi. Pericarp tersusun atas 1 kulit epicarp atau

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN KOPI ROBUSTA (Coffea canephora var. Robusta) TERHADAP PERUBAHAN HISTOPATOLOGI PROSTAT PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) STRAIN WISTAR JANTAN

2 10 22

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN KOPI ROBUSTA (Coffea canephora var. Robusta) TERHADAP PERUBAHAN HISTOPATOLOGI PANKREAS PADA TIKUS PUTIH (Ratus Novergicus) STRAIN WISTAR JANTAN

3 21 23

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN KOPI ROBUSTA (Coffea canephora var. Robusta) TERHADAP PERUBAHAN HISTOPATOLOGI OTAK PADA TIKUS PUTIH STRAIN WISTAR JANTAN (Rattus norvegicus)

0 18 19

PENGARUH SEDUHAN KOPI ROBUSTA (Coffea canephora var robusta) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI GINJAL TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus) STRAIN WISTAR

5 35 22

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN KOPI ROBUSTA (Coffea canephora var. Robusta ) SUBKRONIK TERHADAP TEKANAN DARAH DAN PRODUKSI URINE PADA TIKUS PUTIH STRAIN WISTAR JANTAN (Rattus novergicus Strain wistar)

0 27 25

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN KOPI ROBUSTA (Coffea canephoravar. Robusta) TERHADAP PERUBAHAN HISTOPATOLOGI LAMBUNG PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) STRAIN WISTAR JANTAN

2 16 26

Uji aktivitas antioksidan pada ekstrak biji kopi robusta (Coffea canephora) dengan metode DPPH

2 14 44

Uji aktivitas antioksidan ekstrak biji kopi robusta (Coffea canephora) dengan metode DPPH

16 56 44

Perbandingan Efek Seduhan Kopi Robusta (Coffea canephora) dan Seduhan Kopi Arabica (coffea arabica) Terhadap Tekanan Darah Wanita Dewasa.

0 0 21

Pengaruh pemberian variasi dosis seduhan bubuk kopi robusta (Coffea canephora) Manggarai terhadap efek laksatif pada tikus putih betina

0 1 155