Saran Pengaruh pemberian variasi dosis seduhan bubuk kopi robusta (Coffea canephora) Manggarai terhadap efek laksatif pada tikus putih betina.
75
DAFTAR PUSTAKA
Anggo, P., 2016, “Kabupaten Manggarai Timur Firdaus bagi Penikmat Kopi”,
https:www.manggaraitimurkab.go.id, diunduh tanggal 12 Desember 2016. Annisa, H. dan Pintadi, H., 2013, “Pengaruh Konsetrasi Kopi Hitam terhadap
Perubahan Warna pada Resin Komposit Hybrid ’, Insisiva Dental Journal
IDJ Vol.2 No.1, https:journal.umy.ac.id, diunduh tanggal 20 Juni 2017. Arwangga A. F., Asih, 1. A. R. A., dan Sudiarta, I. W., 2016, “Analisis
Kandungan Kafein pada Kopi di Desa Sesaot Narmada Menggunakan Spektroffotometri UV-V
IS”, Jurnal Kimia 10 1, Januari 2016: 110-114, https:ojs.unud.ac.id, diunduh tanggal 16 November 2016.
Belitz, H. D. and Grosch, W., 1999, Food Chemistry, 2nd edition, translation from the fourth German edition by M.Burghagen et al, Springer-Verlag Berlin
Heidelberg, New York. Capasso, F. and Gaginella T. S., 1997, Laxatives: a particular guide, Springer-
Verlag Italia, Milano, pp. 2-4, 11-12, 21, 36, 63-64. Catto-Smith, A. G., 2012, Constipation
– Causes, Diagnosis and Treatment, InTech, Croatia, pp. 4-8, 103, 119.
Dityo, P., 2015, “Robusta dan Arabika”, http:wikikopi.comrobusta-arabika,
diakses tanggal 14 Maret 2017. Drugbank, 2014, Bisacodyl, https:www.drugbank.cadrugsDB09020, diunduh
tanggal 8 Februari 2017. Ganong, W.F. 1995, Review Of Medical Physiology, diterjemahkan oleh Petrus
Andrianto, EGC, Jakarta, hal. 477-485. Greenberger, N. and Weisman, R., 2009, 4 Weeks to Healthy Digestion: A
Harvard Doctor’s Proven Plan for Reducing Symptoms of Diarrhea, Constipation, Heartburn, and More, McGraw-Hill, New York.
ISIC, 2016, “Guidelines on caffeine intake”, http:www.coffeeandhealth.org,
diakses tanggal 24 Oktober 2016. Iwata, R., 2015, Coffee Gives Me Superpowers, Andrews McMeel Publishing,
Kansas City. Jastra, Y. dan Atman, 2016, Produksi Gambir: Strategi Meningkatkan Produksi
Gambir, Plantaxia, Yogyakarta. Kementrian Pertanian, 2015, Paparan Biro Perencanaan Pramusren,
http:pertanian.go.id., diunduh tanggal 10 Mei 2016.
Kingston, L., 2015, How To Make Coffee: The Science Behind the Bean, Abrams Image, New York.
Kristina, S.
A., 2014,
“Minum Kopi Baik untuk Kesehatan”, http:farmasi.ugm.ac.id., diunduh tanggal 20 April 2016.
Masdakaty, Y., 2015, “Menghilangkan Efek Kafein di Malam Hari”,
https:majalah.ottencoffee.co.id, diunduh tanggal 12 Desember 2016. Masdakaty, Y., 2015,
“Mengenal Macam-Macam Proses Pengolahan Kopi”, https:majalah.ottencoffee.co.id, diunduh tanggal 12 Desember 2016.
Miller, S. L., 2013, “The Best Time for Your Coffee”,
http:neurosciencedc.blogspot.co.id201310the-best-time-for-your- coffee.html, diakses tanggal 30 desember 2016, pukul 12.16 pm.
Müller SA, Rahbari NN, Schneider F, Warschkow R, Simon T, von Frankenberg M, et al., 2012,
“Randomized clinical trial on the effect of coffee on postoperative ileus following elective colectomy”. Br J Surg, 99:1530–8
Ningtyas, I., 2015, “Kopi Manggarai Timur Dinobatkan Kopi Terbaik 2015”,
https:m.tempo.coreadnews20151020201711103kopi-manggarai- timur-dinobatkan-kopi-terbaik-2015, diakses tanggal 9 Juni 2016.
Nuratmi, B., Sundari, D., dan Widowati, L., 2005, “Uji Khasiat Rimpang Bengle Zingiber purpureum
Roxb. sebagai Laksiana Tikus Putih”, Media Litbang Kesehatan Volume XV Nomor 3 Tahun 2010,
Oktora, S. dan Dewanto, H., 2011, “Kopi Manggarai yang Merana”,
http:bisniskeuangan.kompas.com, diakses tanggal 9 Juni 2016. Panggabean, E., 2011, Buku Pintar Kopi, Agromedia Pustaka, Jakarta.
Parker, J. N. and Parker P. M., 2002, The 2002 Official Patient’s Sourcebook on
Constipation: A Revised and Updated Directory for the Internet Age, ICON Group International, Inc., USA, pp. 11-21.
Pearce, E. C., 2013, Anatomy and Physiology for Nurses, diterjemahkan oleh Sri Yuliani Handoyo, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hal. 234-242.
Preedy, V. R., 2015, Coffee In Health And Disease Prevention, Elsevier Inc., USA, pp. 6-7, 19, 78, 249, 493-494.
Rahardjo, P., 2012, Kopi, Penebar Swadaya, anggota IKAPI, Jakarta. Rao SS, Welcher K, Zimmerman B, Stumbo P.
“Is coffee a colonic stimulant?” Eur J Gastroenterol Hepatol 1998;10:113
–8.
Rochsitasari, N., 2011, “Neurotransmiter dan hormon yang berperan pada
motilitas saluran cerna ”, http:eprints.undip.ac.id311682Bab_1.pdf,
diunduh tanggal 8 Februari 2017. Sharp, P. and Villano, J., 2012, The Laboratory Rat, 2nd ed., CRC Press, US, pp.
1-11, 61. Sherwood, L., 2011, Human Physiology: From Cells To Systems, 6
th
Edition, diterjemahkan oleh Brahm U. Pendit, EGC, Jakarta, hal. 688-697.
Siani par, N. B., 2015, “Konstipasi pada Pasien Geriatri”, Cermin Dunia
Kedokteran CDK 231 vol. 42 no. 8, 575, www.kalbemed.com, diakses tanggal 26 April 2016.
Silverthorn, D. U., 2013, Human Physiology: An Integrated Approach, 6
th
Edition, diterjemahkan oleh Staf Pengajar Departemen Fakultas Kedokteran FKUI, EGC, Jakarta, hal. 723-764.
Siregar, S., 2014, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SSPS Versi 17, Bumi Aksara,
Jakarta. Sukow, M.A., Weisbroth, S. H., and Franklin, C. L., 2005, The Laboratory Rat,
2nd ed., Elsevier Inc., USA, pp. 600. Sulistiawati, 2008, Pengaruh Puasa terhadap Profil Farmakokinetika Parasetamol
pada Tikus Putih Jantan, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, http:repository.usd.ac.id, diunduh tanggal 5 Mei 2017.
Sundari, D., dan Winarno, W. M., 2010, “Efek Laksatif Jus Daun Asam Jawa Tamarindus indica Linn. pada Tikus Putih yang Diinduksi dengan
Gambir”, Media Litbang Kesehatan Volume XX Nomor 3 Tahun 2010, http:ejournal.litbang.depkes.go.id, diunduh tanggal 24 Mei 2016.
Susilawati, D., 2010, “Cara Tepat Atasi Sembelit”, http:ftp.unpad.ac.id,
diunduh tanggal 2 Mei 2016. Syamsudin dan Darmono, 2011, Farmakologi Eksperimental: buku ajar, Penerbit
Universitas Indonesia UI-Press, Jakarta. Tejasari, Sulistyowati, Djumarti, dan Sari, R. A. A., 2010, “Mutu Gizi dan
Tingkat Kesukaan Minuman Kopi Dekafosin Instan”, AGROTEK Vol. 4, No. 1, Hal. 91-106, https:jurnal.unej.ac.id, diunduh tanggal 14 Juni 2017.
Wexner, S. D. and Duthie G. S., 2006, Constipation: Etiology, Evaluation, and Management, Springer-Verlag, London, pp. 4-5, 15-16, 26-27, 36, 44, 135,
137.
LAMPIRAN I: DATA PENELITIAN
A. Berat Feses Tikus Putih Betina Sebelum dan Sesudah Induksi Gambir Tabel 1 Data Kelompok Ulangan ke-3 berdasarkan RAL
Kelompok Dosis
Berat feses di pagi hari
terhitung sejak pukul 12:30-
08:30 sebelum
induksi gambir.
Hasil penimbangan
bobot tikus utk perhitungan dosis
peroral gambir 3 April 2017.
Berat feses keesokkan
pagi harinya terhitung sejak
pukul 12:30- 08:30. Hari
ke-1 setelah diinduksi
gambir. Berat feses
keesokkan pagi harinya
terhitung sejak pukul 12:30-
08:30. Hari ke-2 setelah
diinduksi gambir dan
puasa minum 18 jam.
A3 3.64 g
128 gBB 3.52 g
1.50 g D3
6.82 g 133 gBB
4.40 g 4.36 g
K3.3 3.02 g
105 gBB 2.59 g
2.38 g K1.3
5.97 g 125 gBB
3.92 g 2.57 g
K2.3 7.71 g
170 gBB 5.89 g
6.49 g
Tabel 2 Data Kelompok Ulangan ke-4 berdasarkan RAL
Kelompok Dosis
Berat feses di pagi hari
terhitung sejak pukul 12:30-
08:30 sebelum
induksi gambir.
Hasil penimbangan
bobot tikus utk perhitungan
dosis peroral gambir
4 April 2017. Berat feses
keesokkan pagi harinya
terhitung sejak pukul 12:30-
08:30. Hari ke-1 setelah
diinduksi gambir.
Berat feses keesokkan
pagi harinya terhitung sejak
pukul 12:30- 08:30. Hari
ke-2 setelah diinduksi
gambir dan puasa minum
18 jam.
K1.4 4.67 g
102 gBB 2.84 g
2.79 g A4
5.63 g 143 gBB
4.40 g 3.13 g
K3.4 6.16 g
141 gBB 4.04 g
3.56 g K2.4
6.86 g 129 gBB
5.24 g 2.22 g
D4 6.74 g
142 gBB 4.50 g
3.51 g
Tabel 3 Data Kelompok Ulangan ke-2 berdasarkan RAL
Kelompok Dosis
Berat feses di pagi hari
terhitung sejak pukul 12:30-
08:30 sebelum
induksi gambir.
Hasil penimbangan
bobot tikus utk perhitungan
dosis peroral gambir
5 April 2017. Berat feses
keesokkan pagi harinya
terhitung sejak pukul 12:30-
08:30. Hari ke- 1setelah
diinduksi gambir.
Berat feses keesokkan
pagi harinya terhitung sejak
pukul 12:30- 08:30. Hari
ke-2 setelah diinduksi
gambir dan puasa minum
18 jam.
K2.2 2.95 g
103 1.94 g
3.05 g D2
3.53 g 87
2.76 g 2.78 g
K1.2 3.28 g
123 2.65 g
2.72 g A2
2.67 g 120
1.66 g 2.83 g
K3.2 4.94 g
135 4.21 g
2.21 g
Tabel 4 Data Kelompok Ulangan ke-1 berdasarkan RAL
Kelompok Dosis
Berat feses di pagi hari
terhitung sejak pukul 12:30-
08:30 sebelum
induksi gambir.
Hasil penimbangan
bobot tikus utk perhitungan
dosis peroral gambir
10 April 2017. Berat feses
keesokkan pagi harinya
terhitung sejak pukul 12:30-
08:30. Hari ke-1 setelah
diinduksi gambir.
Berat feses keesokkan pagi
harinya terhitung sejak
pukul 12:30- 08:30. Hari
ke-2 setelah diinduksi
gambir dan puasa minum
18 jam.
K1.1 4.46 g
100 4.75 g
2.60 g K2.1
2.73 g 96
3.19 g 2.20 g
K3.1 5.09 g
155 4.08 g
3.78 g A1
3.22 g 103
3.54 g 2.53 g
D1 4.22 g
151 6.87 g
1.83 g Keterangan:
berat feses tercampur oleh urin, air, dan rambut tikus nafsu makan dan minum tikus tidak meningkat selama adaptasi
80 B. Frekuensi dan Waktu Defekasi Tikus Putih Betina
Tabel 5 Kelompok Ulangan ke-3 berdasarkan RAL pada tanggal 5 April 2017 Tikus 1
Tikus 2 Tikus 3
Tikus 4 Tikus 5
A3 D3
K3 K1
K2 Waktu
perlakuan: 10:00 Waktu
perlakuan:10:01 Waktu
perlakuan:10:02 Waktu
perlakuan: 10:03 Waktu
perlakuan: 10:04
Waktu Defekasi
Berat Basah
Feses g
Waktu Defekasi
Berat Basah
Feses g
Waktu Defekasi
Berat Basah
Feses g
Waktu Defekasi
Berat Basah
Feses g
Waktu Defekasi
Berat Basah
Feses g
11:23 0.73
11:24 0.3
10:17 0.11
10:17 0.26
11:24 0.27
14:48 0.38
12:48 0.37
11:33 0.92
11:59 0.7
14:58 0.23
15:08 0.48
13:55 0.76
12:05 0.65
15:29 0.62
12:06 0.41
13:08 0.73
13:15 2.32
14:49 1.03
frek. defekasi: 0 frek. defekasi: 8
frek. defekasi: 3 frek. defekasi: 3
frek. defekasi: 4 ∑ berat basah
feses=0 ∑ berat basah
feses= 6.84 ∑ berat basah
feses=0.91 ∑ berat basah
feses=0.96 ∑ berat basah
feses=2.56 ∑ berat kering
feses=0 ∑ berat kering
feses=2.03 ∑ berat kering
feses=0.45 ∑ berat kering
feses=0.52 ∑ berat kering
feses=1.16
81 Tabel 6 Kelompok Ulangan ke-4 berdasarkan RAL pada tanggal 6 April 2017
Tikus 1 Tikus 2
Tikus 3 Tikus 4
Tikus 5 K1
A4 K3
K2 D4
Waktu perlakuan:10:20
Waktu perlakuan:10:21
Waktu perlakuan: 10:22
Waktu perlakuan: 10:23
Waktu perlakuan: 10:24
Waktu Defekasi
Berat Basah
Feses g
Waktu Defekasi
Berat Basah
Feses g
Waktu Defekasi
Berat Basah
Feses g
Waktu Defekasi
Berat Basah
Feses g
Waktu Defekasi
Berat Basah
Feses g
11:28 0.08
11:28 0.36
11:02 0.49
11:39 0.33
12:50 0.45
14:54 0.24
15:38 0.15
12:32 0.51
11:43 0.16
13:02 1.36
15:40 0.25
14:02 0.39
13:55 0.36
13:05 0.83
15:59 0.17
15:36 0.96
15:19 0.26
13:08 1.71
16:10 0.1
15:57 0.49
15:06 0.72
16:10 0.4
frek. defekasi: 2 frek. defekasi: 5
frek. defekasi: 4 frek. defekasi: 5
frek. defekasi: 6 ∑ berat basah
feses=0.32 ∑ berat basah
feses=1.03 ∑ berat basah
feses=2.35 ∑ berat basah
feses=1.6 ∑ berat basah
feses=5.47 ∑ berat kering
feses=0.17 ∑ berat kering
feses=0.72 ∑ berat kering
feses=1.16 ∑ berat kering
feses=1.02 ∑ berat kering
feses=2.96
82 Tabel 7 Kelompok Ulangan ke-2 berdasarkan RAL pada tanggal 7 April 2017
Tikus 1 Tikus 2
Tikus 3 Tikus 4
Tikus 5 K2
D2 K1
A2 K3
Waktu perlakuan: 09:50
Waktu perlakuan: 09:51
Waktu perlakuan: 09:52
Waktu perlakuan: 09:53
Waktu perlakuan: 09:54
Waktu Defekasi
Berat Basah
Feses g
Waktu Defekasi
Berat Basah
Feses g
Waktu Defekasi
Berat Basah
Feses g
Waktu Defekasi
Berat Basah
Feses g
Waktu Defekasi
Berat Basah
Feses g
10:01 0.81
10:13 0.11
10:32 0.21
10:51 0.18
15:49 0.47
12:14 0.32
12:54 0.26
11:55 0.82
14:01 0.63
13:59 0.2
15:50 0.29
15:50 0.28
15:16 0.23
frek. defekasi: 2 frek. defekasi: 4
frek. defekasi: 4 frek. defekasi: 0
frek. defekasi: 3 ∑ berat basah
feses=1.28 ∑ berat basah
feses=1.34 ∑ berat basah
feses=0.9 ∑ berat basah
feses=0 ∑ berat basah
feses=1.29 ∑ berat kering
feses=0.54 ∑ berat kering
feses=0.65 ∑ berat kering
feses=0.53 ∑ berat kering
feses=0 ∑ berat kering
feses=0.58
83 Tabel 8 Kelompok Ulangan ke-1 berdasarkan RAL pada tanggal 12 April 2017
Tikus 1 Tikus 2
Tikus 3 Tikus 4
Tikus 5 K1
K2 K3
A D
Waktu perlakuan: 09:30
Waktu perlakuan: 09:31
Waktu perlakuan: 09:32
Waktu perlakuan: 09:33
Waktu perlakuan: 09:34
Waktu Defekasi
Berat Basah
Feses g
Waktu Defekasi
Berat Basah
Feses g
Waktu Defekasi
Berat Basah
Feses g
Waktu Defekasi
Berat Basah
Feses g
Waktu Defekasi
Berat Basah
Feses g
11:15 0.45
11:10 0.14
10:32 0.44
11:41 0.21
14:44 0.94
12:22 0.39
13:53 0.35
15:06 0.23
frek. defekasi: 2 frek. defekasi: 3
frek. defekasi: 1 frek. defekasi: 2
frek. defekasi: 0 ∑ berat basah
feses=1.39 ∑ berat basah
feses=0.76 ∑ berat basah
feses=0.44 ∑ berat basah
feses=0.56 ∑ berat basah
feses=0 ∑ berat kering
feses=0.67 ∑ berat kering
feses=0.45 ∑ berat kering
feses=0.27 ∑ berat kering
feses=0.33 ∑ berat kering
feses=
Ket.: pengeringan di Lab. Hayati Imono suhu 24-28 C
pengeringan di Lab. Hayati Imono dan Lab. Biologi suhu 24-28 C
84 C. Konsistensi Feses Tikus Putih Betina
Tabel 9 Hasil Perhitungan Konsistensi Feses pada Tikus Putih Betina Setelah Perlakuan
Kelompok dosis Total berat
feses basah dari ke-4
tikus-A Total berat feses
kering dari ke-4 tikus -B
Kadar air feses- C
Kadar air yang hilang
Ket. gram
gram A-B gram
CA x 100
0.15 g200gBB 3.57
1.89 1.68
47.05882353 Normal
0.3 g200gBB 6.2
3.17 3.03
48.87096774 Normal
0.6 g200gBB 4.99
2.46 2.53
50.70140281 Normal
Dulcolax 13.65
5.64 8.01
58.68131868 Agak lembek
Akuades 1.59
1.05 0.54
33.96226415 KerasPelet
LAMPIRAN II:
HASIL UJI
STATISTIKA TERHADAP
DATA FREKUENSI DEFEKASI
A. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
FREKUENSI_DE FEKASI
N 20
Normal Parameters
a,,b
Mean 3.0500
Std. Deviation 2.06410
Most Extreme Differences Absolute
.123 Positive
.123 Negative
-.105 Kolmogorov-Smirnov Z
.549 Asymp. Sig. 2-tailed
.924 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
B. Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
FREKUENSI_DEFEKASI Levene Statistic
df1 df2
Sig. 2.100
4 15
.131
C. Uji ANOVA Satu Faktor
ANOVA FREKUENSI_DEFEKASI
Sum of Squares df
Mean Square F
Sig. Between Groups
17.200 4
4.300 1.012
.432 Within Groups
63.750 15
4.250 Total
80.950 19
LAMPIRAN III PERANGKAT PEMBELAJARAN
A. Silabus
SILABUS SMA IPA Satuan pendidikan : SMAMA
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas Semester : XIII
Alokasi waktu : 2 x 45 menit
Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
gotong royong, kerjasama, toleran, cinta damai, santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai
kaidah keilmuan.
88
Kompetensi Dasar Materi Pokok
Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
1.1 Mengagumi keteraturan dan
kompleksitas ciptaan Tuhan tentang sistem pencernaan
makanan pada manusia Gangguan Sistem
Pencernaan Makanan Manusia
Mengamati
Mengamati video berita tentang konstipasi, diare
serta gambar-gambar tentang gangguan sistem
pencernaan makanan manusia
Menanya
Melalui video dan gambar tentang
gangguan sistem pencernaan makanan
manusia, siswa termotivasi untuk kritis
sehingga dapat membuat pertanyaan-pertanyaan
Lembar penilaian
afektif 2 x 45 menit -
Gambar -
Video -
Artikel penelitian
- Materi ajar
- Buku
teks BIOLOGI
untuk SMAMA
Kelas XI 2.1
Berperilaku ilmiah: jujur, disiplin, tanggungjawab,
kerjasama, toleran, santun, responsif dan proaktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam setiap tindakan dan dalam
melakukan percobaanpengamatan dan
diskusi baik di dalam kelaslaboratorium maupun di
luar kelaslaboratorium
89 3.7
Menganalis hubungan antara struktur jaringan penyusun
organ pada sistem pencernaan makanan dalam kaitannya
dengan nutrisi, bioproses dan gangguan fungsi yang dapat
terjadi pada sistem pencernaan makanan manusia
seperti: Faktor-faktor apa
saja yang menyebabkan
terjadinya gangguan sistem pencernaan
makanan manusia? Gejala-gejala apa
sajakah yang timbul jika mengalami
gangguan sistem pencernaan
makanan? Tes
Tertulis Menjo-
dohkan dan
Uraian
Lisan
90 4.7
Menyajikan laporan hasil uji zat makanan yang
terkandung dalam berbagai jenis bahan makanan
dikaitkan dengan kebutuhan energi setiap individu serta
teknologi pengolahan pangan dan keamanan
pangan
Bagaimana upaya pengobatan danatau
pencegahan yang dapat dilakukan
manusia agar tidak mengalami gangguan
sistem pencernaan makanan?
Mengumpulkan Data
Berdiskusi dalam kelompok untuk
mengidentifikasi jenis gangguan sistem
pencernaan makanan dalam artikel penelitian
Mengumpulkan informasi dari berbagai
sumber yang mencakup: Lembar
penilaian afektif
91 faktor-faktor penyebab,
gejala-gejala yang timbul, dan langkah-
langkah pengobatan danatau pencegahan
terhadap jenis gangguan sistem pencernaan yang
dibahas dalam artikel penelitian
Menalar
Berdiskusi dalam kelompok untuk
menganalisis data dari
artikel penelitian
Mengkomunikasikan
Menyajikan hasil analisis artikel penelitian
Lembar penilaian
psikomo- torik
Lembar penilaian
worksheet
92 dalam bentuk worksheet
Mempresentasikan worksheet analisis
artikel penelitian di
depan kelas
B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP
Satuan Pendidikan : SMAMA Mata Pelajaran
: Biologi Kelas Semester
: XI II Materi Pokok
: Gangguan Sistem Pencernaan Makanan Manusia Alokasi waktu
: 2 x 45 menit