Saran Pengaruh pemberian variasi dosis seduhan bubuk kopi robusta (Coffea canephora) Manggarai terhadap efek laksatif pada tikus putih betina.

75 DAFTAR PUSTAKA Anggo, P., 2016, “Kabupaten Manggarai Timur Firdaus bagi Penikmat Kopi”, https:www.manggaraitimurkab.go.id, diunduh tanggal 12 Desember 2016. Annisa, H. dan Pintadi, H., 2013, “Pengaruh Konsetrasi Kopi Hitam terhadap Perubahan Warna pada Resin Komposit Hybrid ’, Insisiva Dental Journal IDJ Vol.2 No.1, https:journal.umy.ac.id, diunduh tanggal 20 Juni 2017. Arwangga A. F., Asih, 1. A. R. A., dan Sudiarta, I. W., 2016, “Analisis Kandungan Kafein pada Kopi di Desa Sesaot Narmada Menggunakan Spektroffotometri UV-V IS”, Jurnal Kimia 10 1, Januari 2016: 110-114, https:ojs.unud.ac.id, diunduh tanggal 16 November 2016. Belitz, H. D. and Grosch, W., 1999, Food Chemistry, 2nd edition, translation from the fourth German edition by M.Burghagen et al, Springer-Verlag Berlin Heidelberg, New York. Capasso, F. and Gaginella T. S., 1997, Laxatives: a particular guide, Springer- Verlag Italia, Milano, pp. 2-4, 11-12, 21, 36, 63-64. Catto-Smith, A. G., 2012, Constipation – Causes, Diagnosis and Treatment, InTech, Croatia, pp. 4-8, 103, 119. Dityo, P., 2015, “Robusta dan Arabika”, http:wikikopi.comrobusta-arabika, diakses tanggal 14 Maret 2017. Drugbank, 2014, Bisacodyl, https:www.drugbank.cadrugsDB09020, diunduh tanggal 8 Februari 2017. Ganong, W.F. 1995, Review Of Medical Physiology, diterjemahkan oleh Petrus Andrianto, EGC, Jakarta, hal. 477-485. Greenberger, N. and Weisman, R., 2009, 4 Weeks to Healthy Digestion: A Harvard Doctor’s Proven Plan for Reducing Symptoms of Diarrhea, Constipation, Heartburn, and More, McGraw-Hill, New York. ISIC, 2016, “Guidelines on caffeine intake”, http:www.coffeeandhealth.org, diakses tanggal 24 Oktober 2016. Iwata, R., 2015, Coffee Gives Me Superpowers, Andrews McMeel Publishing, Kansas City. Jastra, Y. dan Atman, 2016, Produksi Gambir: Strategi Meningkatkan Produksi Gambir, Plantaxia, Yogyakarta. Kementrian Pertanian, 2015, Paparan Biro Perencanaan Pramusren, http:pertanian.go.id., diunduh tanggal 10 Mei 2016. Kingston, L., 2015, How To Make Coffee: The Science Behind the Bean, Abrams Image, New York. Kristina, S. A., 2014, “Minum Kopi Baik untuk Kesehatan”, http:farmasi.ugm.ac.id., diunduh tanggal 20 April 2016. Masdakaty, Y., 2015, “Menghilangkan Efek Kafein di Malam Hari”, https:majalah.ottencoffee.co.id, diunduh tanggal 12 Desember 2016. Masdakaty, Y., 2015, “Mengenal Macam-Macam Proses Pengolahan Kopi”, https:majalah.ottencoffee.co.id, diunduh tanggal 12 Desember 2016. Miller, S. L., 2013, “The Best Time for Your Coffee”, http:neurosciencedc.blogspot.co.id201310the-best-time-for-your- coffee.html, diakses tanggal 30 desember 2016, pukul 12.16 pm. Müller SA, Rahbari NN, Schneider F, Warschkow R, Simon T, von Frankenberg M, et al., 2012, “Randomized clinical trial on the effect of coffee on postoperative ileus following elective colectomy”. Br J Surg, 99:1530–8 Ningtyas, I., 2015, “Kopi Manggarai Timur Dinobatkan Kopi Terbaik 2015”, https:m.tempo.coreadnews20151020201711103kopi-manggarai- timur-dinobatkan-kopi-terbaik-2015, diakses tanggal 9 Juni 2016. Nuratmi, B., Sundari, D., dan Widowati, L., 2005, “Uji Khasiat Rimpang Bengle Zingiber purpureum Roxb. sebagai Laksiana Tikus Putih”, Media Litbang Kesehatan Volume XV Nomor 3 Tahun 2010, Oktora, S. dan Dewanto, H., 2011, “Kopi Manggarai yang Merana”, http:bisniskeuangan.kompas.com, diakses tanggal 9 Juni 2016. Panggabean, E., 2011, Buku Pintar Kopi, Agromedia Pustaka, Jakarta. Parker, J. N. and Parker P. M., 2002, The 2002 Official Patient’s Sourcebook on Constipation: A Revised and Updated Directory for the Internet Age, ICON Group International, Inc., USA, pp. 11-21. Pearce, E. C., 2013, Anatomy and Physiology for Nurses, diterjemahkan oleh Sri Yuliani Handoyo, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hal. 234-242. Preedy, V. R., 2015, Coffee In Health And Disease Prevention, Elsevier Inc., USA, pp. 6-7, 19, 78, 249, 493-494. Rahardjo, P., 2012, Kopi, Penebar Swadaya, anggota IKAPI, Jakarta. Rao SS, Welcher K, Zimmerman B, Stumbo P. “Is coffee a colonic stimulant?” Eur J Gastroenterol Hepatol 1998;10:113 –8. Rochsitasari, N., 2011, “Neurotransmiter dan hormon yang berperan pada motilitas saluran cerna ”, http:eprints.undip.ac.id311682Bab_1.pdf, diunduh tanggal 8 Februari 2017. Sharp, P. and Villano, J., 2012, The Laboratory Rat, 2nd ed., CRC Press, US, pp. 1-11, 61. Sherwood, L., 2011, Human Physiology: From Cells To Systems, 6 th Edition, diterjemahkan oleh Brahm U. Pendit, EGC, Jakarta, hal. 688-697. Siani par, N. B., 2015, “Konstipasi pada Pasien Geriatri”, Cermin Dunia Kedokteran CDK 231 vol. 42 no. 8, 575, www.kalbemed.com, diakses tanggal 26 April 2016. Silverthorn, D. U., 2013, Human Physiology: An Integrated Approach, 6 th Edition, diterjemahkan oleh Staf Pengajar Departemen Fakultas Kedokteran FKUI, EGC, Jakarta, hal. 723-764. Siregar, S., 2014, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SSPS Versi 17, Bumi Aksara, Jakarta. Sukow, M.A., Weisbroth, S. H., and Franklin, C. L., 2005, The Laboratory Rat, 2nd ed., Elsevier Inc., USA, pp. 600. Sulistiawati, 2008, Pengaruh Puasa terhadap Profil Farmakokinetika Parasetamol pada Tikus Putih Jantan, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, http:repository.usd.ac.id, diunduh tanggal 5 Mei 2017. Sundari, D., dan Winarno, W. M., 2010, “Efek Laksatif Jus Daun Asam Jawa Tamarindus indica Linn. pada Tikus Putih yang Diinduksi dengan Gambir”, Media Litbang Kesehatan Volume XX Nomor 3 Tahun 2010, http:ejournal.litbang.depkes.go.id, diunduh tanggal 24 Mei 2016. Susilawati, D., 2010, “Cara Tepat Atasi Sembelit”, http:ftp.unpad.ac.id, diunduh tanggal 2 Mei 2016. Syamsudin dan Darmono, 2011, Farmakologi Eksperimental: buku ajar, Penerbit Universitas Indonesia UI-Press, Jakarta. Tejasari, Sulistyowati, Djumarti, dan Sari, R. A. A., 2010, “Mutu Gizi dan Tingkat Kesukaan Minuman Kopi Dekafosin Instan”, AGROTEK Vol. 4, No. 1, Hal. 91-106, https:jurnal.unej.ac.id, diunduh tanggal 14 Juni 2017. Wexner, S. D. and Duthie G. S., 2006, Constipation: Etiology, Evaluation, and Management, Springer-Verlag, London, pp. 4-5, 15-16, 26-27, 36, 44, 135, 137. LAMPIRAN I: DATA PENELITIAN A. Berat Feses Tikus Putih Betina Sebelum dan Sesudah Induksi Gambir Tabel 1 Data Kelompok Ulangan ke-3 berdasarkan RAL Kelompok Dosis Berat feses di pagi hari terhitung sejak pukul 12:30- 08:30 sebelum induksi gambir. Hasil penimbangan bobot tikus utk perhitungan dosis peroral gambir 3 April 2017. Berat feses keesokkan pagi harinya terhitung sejak pukul 12:30- 08:30. Hari ke-1 setelah diinduksi gambir. Berat feses keesokkan pagi harinya terhitung sejak pukul 12:30- 08:30. Hari ke-2 setelah diinduksi gambir dan puasa minum 18 jam. A3 3.64 g 128 gBB 3.52 g 1.50 g D3 6.82 g 133 gBB 4.40 g 4.36 g K3.3 3.02 g 105 gBB 2.59 g 2.38 g K1.3 5.97 g 125 gBB 3.92 g 2.57 g K2.3 7.71 g 170 gBB 5.89 g 6.49 g Tabel 2 Data Kelompok Ulangan ke-4 berdasarkan RAL Kelompok Dosis Berat feses di pagi hari terhitung sejak pukul 12:30- 08:30 sebelum induksi gambir. Hasil penimbangan bobot tikus utk perhitungan dosis peroral gambir 4 April 2017. Berat feses keesokkan pagi harinya terhitung sejak pukul 12:30- 08:30. Hari ke-1 setelah diinduksi gambir. Berat feses keesokkan pagi harinya terhitung sejak pukul 12:30- 08:30. Hari ke-2 setelah diinduksi gambir dan puasa minum 18 jam. K1.4 4.67 g 102 gBB 2.84 g 2.79 g A4 5.63 g 143 gBB 4.40 g 3.13 g K3.4 6.16 g 141 gBB 4.04 g 3.56 g K2.4 6.86 g 129 gBB 5.24 g 2.22 g D4 6.74 g 142 gBB 4.50 g 3.51 g Tabel 3 Data Kelompok Ulangan ke-2 berdasarkan RAL Kelompok Dosis Berat feses di pagi hari terhitung sejak pukul 12:30- 08:30 sebelum induksi gambir. Hasil penimbangan bobot tikus utk perhitungan dosis peroral gambir 5 April 2017. Berat feses keesokkan pagi harinya terhitung sejak pukul 12:30- 08:30. Hari ke- 1setelah diinduksi gambir. Berat feses keesokkan pagi harinya terhitung sejak pukul 12:30- 08:30. Hari ke-2 setelah diinduksi gambir dan puasa minum 18 jam. K2.2 2.95 g 103 1.94 g 3.05 g D2 3.53 g 87 2.76 g 2.78 g K1.2 3.28 g 123 2.65 g 2.72 g A2 2.67 g 120 1.66 g 2.83 g K3.2 4.94 g 135 4.21 g 2.21 g Tabel 4 Data Kelompok Ulangan ke-1 berdasarkan RAL Kelompok Dosis Berat feses di pagi hari terhitung sejak pukul 12:30- 08:30 sebelum induksi gambir. Hasil penimbangan bobot tikus utk perhitungan dosis peroral gambir 10 April 2017. Berat feses keesokkan pagi harinya terhitung sejak pukul 12:30- 08:30. Hari ke-1 setelah diinduksi gambir. Berat feses keesokkan pagi harinya terhitung sejak pukul 12:30- 08:30. Hari ke-2 setelah diinduksi gambir dan puasa minum 18 jam. K1.1 4.46 g 100 4.75 g 2.60 g K2.1 2.73 g 96 3.19 g 2.20 g K3.1 5.09 g 155 4.08 g 3.78 g A1 3.22 g 103 3.54 g 2.53 g D1 4.22 g 151 6.87 g 1.83 g Keterangan: berat feses tercampur oleh urin, air, dan rambut tikus nafsu makan dan minum tikus tidak meningkat selama adaptasi 80 B. Frekuensi dan Waktu Defekasi Tikus Putih Betina Tabel 5 Kelompok Ulangan ke-3 berdasarkan RAL pada tanggal 5 April 2017 Tikus 1 Tikus 2 Tikus 3 Tikus 4 Tikus 5 A3 D3 K3 K1 K2 Waktu perlakuan: 10:00 Waktu perlakuan:10:01 Waktu perlakuan:10:02 Waktu perlakuan: 10:03 Waktu perlakuan: 10:04 Waktu Defekasi Berat Basah Feses g Waktu Defekasi Berat Basah Feses g Waktu Defekasi Berat Basah Feses g Waktu Defekasi Berat Basah Feses g Waktu Defekasi Berat Basah Feses g 11:23 0.73 11:24 0.3 10:17 0.11 10:17 0.26 11:24 0.27 14:48 0.38 12:48 0.37 11:33 0.92 11:59 0.7 14:58 0.23 15:08 0.48 13:55 0.76 12:05 0.65 15:29 0.62 12:06 0.41 13:08 0.73 13:15 2.32 14:49 1.03 frek. defekasi: 0 frek. defekasi: 8 frek. defekasi: 3 frek. defekasi: 3 frek. defekasi: 4 ∑ berat basah feses=0 ∑ berat basah feses= 6.84 ∑ berat basah feses=0.91 ∑ berat basah feses=0.96 ∑ berat basah feses=2.56 ∑ berat kering feses=0 ∑ berat kering feses=2.03 ∑ berat kering feses=0.45 ∑ berat kering feses=0.52 ∑ berat kering feses=1.16 81 Tabel 6 Kelompok Ulangan ke-4 berdasarkan RAL pada tanggal 6 April 2017 Tikus 1 Tikus 2 Tikus 3 Tikus 4 Tikus 5 K1 A4 K3 K2 D4 Waktu perlakuan:10:20 Waktu perlakuan:10:21 Waktu perlakuan: 10:22 Waktu perlakuan: 10:23 Waktu perlakuan: 10:24 Waktu Defekasi Berat Basah Feses g Waktu Defekasi Berat Basah Feses g Waktu Defekasi Berat Basah Feses g Waktu Defekasi Berat Basah Feses g Waktu Defekasi Berat Basah Feses g 11:28 0.08 11:28 0.36 11:02 0.49 11:39 0.33 12:50 0.45 14:54 0.24 15:38 0.15 12:32 0.51 11:43 0.16 13:02 1.36 15:40 0.25 14:02 0.39 13:55 0.36 13:05 0.83 15:59 0.17 15:36 0.96 15:19 0.26 13:08 1.71 16:10 0.1 15:57 0.49 15:06 0.72 16:10 0.4 frek. defekasi: 2 frek. defekasi: 5 frek. defekasi: 4 frek. defekasi: 5 frek. defekasi: 6 ∑ berat basah feses=0.32 ∑ berat basah feses=1.03 ∑ berat basah feses=2.35 ∑ berat basah feses=1.6 ∑ berat basah feses=5.47 ∑ berat kering feses=0.17 ∑ berat kering feses=0.72 ∑ berat kering feses=1.16 ∑ berat kering feses=1.02 ∑ berat kering feses=2.96 82 Tabel 7 Kelompok Ulangan ke-2 berdasarkan RAL pada tanggal 7 April 2017 Tikus 1 Tikus 2 Tikus 3 Tikus 4 Tikus 5 K2 D2 K1 A2 K3 Waktu perlakuan: 09:50 Waktu perlakuan: 09:51 Waktu perlakuan: 09:52 Waktu perlakuan: 09:53 Waktu perlakuan: 09:54 Waktu Defekasi Berat Basah Feses g Waktu Defekasi Berat Basah Feses g Waktu Defekasi Berat Basah Feses g Waktu Defekasi Berat Basah Feses g Waktu Defekasi Berat Basah Feses g 10:01 0.81 10:13 0.11 10:32 0.21 10:51 0.18 15:49 0.47 12:14 0.32 12:54 0.26 11:55 0.82 14:01 0.63 13:59 0.2 15:50 0.29 15:50 0.28 15:16 0.23 frek. defekasi: 2 frek. defekasi: 4 frek. defekasi: 4 frek. defekasi: 0 frek. defekasi: 3 ∑ berat basah feses=1.28 ∑ berat basah feses=1.34 ∑ berat basah feses=0.9 ∑ berat basah feses=0 ∑ berat basah feses=1.29 ∑ berat kering feses=0.54 ∑ berat kering feses=0.65 ∑ berat kering feses=0.53 ∑ berat kering feses=0 ∑ berat kering feses=0.58 83 Tabel 8 Kelompok Ulangan ke-1 berdasarkan RAL pada tanggal 12 April 2017 Tikus 1 Tikus 2 Tikus 3 Tikus 4 Tikus 5 K1 K2 K3 A D Waktu perlakuan: 09:30 Waktu perlakuan: 09:31 Waktu perlakuan: 09:32 Waktu perlakuan: 09:33 Waktu perlakuan: 09:34 Waktu Defekasi Berat Basah Feses g Waktu Defekasi Berat Basah Feses g Waktu Defekasi Berat Basah Feses g Waktu Defekasi Berat Basah Feses g Waktu Defekasi Berat Basah Feses g 11:15 0.45 11:10 0.14 10:32 0.44 11:41 0.21 14:44 0.94 12:22 0.39 13:53 0.35 15:06 0.23 frek. defekasi: 2 frek. defekasi: 3 frek. defekasi: 1 frek. defekasi: 2 frek. defekasi: 0 ∑ berat basah feses=1.39 ∑ berat basah feses=0.76 ∑ berat basah feses=0.44 ∑ berat basah feses=0.56 ∑ berat basah feses=0 ∑ berat kering feses=0.67 ∑ berat kering feses=0.45 ∑ berat kering feses=0.27 ∑ berat kering feses=0.33 ∑ berat kering feses= Ket.: pengeringan di Lab. Hayati Imono suhu 24-28 C pengeringan di Lab. Hayati Imono dan Lab. Biologi suhu 24-28 C 84 C. Konsistensi Feses Tikus Putih Betina Tabel 9 Hasil Perhitungan Konsistensi Feses pada Tikus Putih Betina Setelah Perlakuan Kelompok dosis Total berat feses basah dari ke-4 tikus-A Total berat feses kering dari ke-4 tikus -B Kadar air feses- C Kadar air yang hilang Ket. gram gram A-B gram CA x 100 0.15 g200gBB 3.57 1.89 1.68 47.05882353 Normal 0.3 g200gBB 6.2 3.17 3.03 48.87096774 Normal 0.6 g200gBB 4.99 2.46 2.53 50.70140281 Normal Dulcolax 13.65 5.64 8.01 58.68131868 Agak lembek Akuades 1.59 1.05 0.54 33.96226415 KerasPelet LAMPIRAN II: HASIL UJI STATISTIKA TERHADAP DATA FREKUENSI DEFEKASI A. Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test FREKUENSI_DE FEKASI N 20 Normal Parameters a,,b Mean 3.0500 Std. Deviation 2.06410 Most Extreme Differences Absolute .123 Positive .123 Negative -.105 Kolmogorov-Smirnov Z .549 Asymp. Sig. 2-tailed .924 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. B. Uji Homogenitas Test of Homogeneity of Variances FREKUENSI_DEFEKASI Levene Statistic df1 df2 Sig. 2.100 4 15 .131 C. Uji ANOVA Satu Faktor ANOVA FREKUENSI_DEFEKASI Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 17.200 4 4.300 1.012 .432 Within Groups 63.750 15 4.250 Total 80.950 19 LAMPIRAN III PERANGKAT PEMBELAJARAN A. Silabus SILABUS SMA IPA Satuan pendidikan : SMAMA Mata Pelajaran : Biologi Kelas Semester : XIII Alokasi waktu : 2 x 45 menit Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli gotong royong, kerjasama, toleran, cinta damai, santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan. 88 Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar 1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang sistem pencernaan makanan pada manusia Gangguan Sistem Pencernaan Makanan Manusia Mengamati  Mengamati video berita tentang konstipasi, diare serta gambar-gambar tentang gangguan sistem pencernaan makanan manusia Menanya  Melalui video dan gambar tentang gangguan sistem pencernaan makanan manusia, siswa termotivasi untuk kritis sehingga dapat membuat pertanyaan-pertanyaan Lembar penilaian afektif 2 x 45 menit - Gambar - Video - Artikel penelitian - Materi ajar - Buku teks BIOLOGI untuk SMAMA Kelas XI 2.1 Berperilaku ilmiah: jujur, disiplin, tanggungjawab, kerjasama, toleran, santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam setiap tindakan dan dalam melakukan percobaanpengamatan dan diskusi baik di dalam kelaslaboratorium maupun di luar kelaslaboratorium 89 3.7 Menganalis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem pencernaan makanan dalam kaitannya dengan nutrisi, bioproses dan gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem pencernaan makanan manusia seperti:  Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya gangguan sistem pencernaan makanan manusia?  Gejala-gejala apa sajakah yang timbul jika mengalami gangguan sistem pencernaan makanan? Tes Tertulis Menjo- dohkan dan Uraian Lisan 90 4.7 Menyajikan laporan hasil uji zat makanan yang terkandung dalam berbagai jenis bahan makanan dikaitkan dengan kebutuhan energi setiap individu serta teknologi pengolahan pangan dan keamanan pangan  Bagaimana upaya pengobatan danatau pencegahan yang dapat dilakukan manusia agar tidak mengalami gangguan sistem pencernaan makanan? Mengumpulkan Data  Berdiskusi dalam kelompok untuk mengidentifikasi jenis gangguan sistem pencernaan makanan dalam artikel penelitian  Mengumpulkan informasi dari berbagai sumber yang mencakup: Lembar penilaian afektif 91 faktor-faktor penyebab, gejala-gejala yang timbul, dan langkah- langkah pengobatan danatau pencegahan terhadap jenis gangguan sistem pencernaan yang dibahas dalam artikel penelitian Menalar  Berdiskusi dalam kelompok untuk menganalisis data dari artikel penelitian Mengkomunikasikan  Menyajikan hasil analisis artikel penelitian Lembar penilaian psikomo- torik Lembar penilaian worksheet 92 dalam bentuk worksheet  Mempresentasikan worksheet analisis artikel penelitian di depan kelas B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP Satuan Pendidikan : SMAMA Mata Pelajaran : Biologi Kelas Semester : XI II Materi Pokok : Gangguan Sistem Pencernaan Makanan Manusia Alokasi waktu : 2 x 45 menit

A. Kompetensi Inti

3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi 3.7 Menganalis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem pencernaan makanan dalam kaitannya dengan nutrisi, bioproses dan gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem pencernaan makanan manusia 3.7.1 Siswa dapat menjelaskan jenis- jenis gangguan sistem pencernaan makanan manusia. 3.7.2 Siswa dapat menganalisis faktor-faktor penyebab gangguan sistem pencernaan makanan manusia. 3.7.3 Siswa dapat menjelaskan gejala- gejala gangguan sistem pencernaan makanan manusia. 3.7.4 Siswa dapat menguraikan langkah-langkah pengobatan terhadap gangguan sistem pencernaan makanan manusia. 3.7.5 Siswa dapat menguraikan langkah-langkah pencegahan terhadap gangguan sistem pencernaan makanan manusia. 4.7 Menyajikan laporan hasil uji zat makanan yang terkandung dalam berbagai jenis bahan makanan dikaitkan dengan kebutuhan energi setiap individu serta teknologi pengolahan pangan dan keamanan pangan 4.7.1 Siswa dapat menganalisis artikel penelitian tentang uji khasiat tanaman untuk mengobati gangguan sistem pencernaan makanan manusia.

C. Tujuan Pembelajaran

3.7.1.1 Siswa dapat menjelaskan jenis-jenis gangguan sistem pencernaan makanan manusia dengan benar setelah mengamati video berita dan gambar-gambar gangguan sistem pencernaan makanan manusia. 3.7.2.1 Siswa dapat menganalisis faktor-faktor penyebab gangguan sistem pencernaan makanan manusia dengan benar melalui diskusi kelompok. 3.7.3.1 Siswa dapat menjelaskan gejala-gejala pada gangguan sistem pencernaan makanan manusia dengan benar melalui worksheet kelompok. 3.7.4.1 Siswa dapat menguraikan langkah-langkah pengobatan terhadap gangguan sistem pencernaan makanan manusia dengan tepat melalui worksheet kelompok. 3.7.5.1 Siswa dapat menguraikan langkah-langkah pencegahan terhadap gangguan sistem pencernaan makanan manusia dengan tepat melalui worksheet kelompok. 4.7.1.1 Siswa dapat menganalisis artikel penelitian tentang uji khasiat tanaman untuk mengobati gangguan sistem pencernaan makanan manusia dengan benar melalui worksheet kelompok.

D. Materi Pembelajaran

1 Materi Pokok : Gangguan Sistem Pencernaan Makanan Manusia 2 Submateri : a. Macam-macam Gangguan Sistem Pencernaan Makanan Manusia b. Faktor-faktor Penyebab Gangguan Sistem Pencernaan Makanan Manusia c. Gejala-gejala pada Gangguan Sistem Pencernaan Makanan Manusia d. Langkah-langkah Pengobatan danatau Pencegahan Gangguan Sistem Pencernaan Makanan Manusia

E. Pendekatan, Model, dan Metode

1 Pendekatan : saintifik 2 Model : cooperative learning 3 Metode : diskusi kelompok

F. Langkah Kegitan Pembelajaran Tahap

Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Proses Saintifik Alokasi Waktu Pendahuluan Apersepsi Motivasi Orientasi  Mengucap salam  Mengecek kehadiran siswa Guru menayangkan video berita tentang konstipasi, diare serta gambar-gambar atau foto-foto gangguan sistem pencernaan makanan manusia. Guru menceritakan tentang “Pengaruh Perjalanan Travelling terhadap Sistem Pencernaan”. Hal ini dilakukan agar memotivasi dan membangkitkan rasa ingin tahu siswa untuk bertanya: Mengapa perjalanan jauh dapat menyebabkan konstipasi?  Guru menanggapi jawaban siswa.  Guru menayangkan menuliskan pokok bahasan yang akan dibahas dan tujuan Mengamati Menanya 20 menit pembelajaran. Tahap Inti  Guru meminta siswa membentuk kelompok terdiri atas 3-4 orang.  Guru menjelaskan cara mengerjakan worksheet kelompok.  Guru meminta perwakilan kelompok untuk mengambil artikel penelitian dan worksheet kelompok. 60 menit  Siswa membaca artikel penelitian.  Siswa lalu berdiskusi dalam kelompok dan mengumpulkan berbagai informasi untuk kelengkapan worksheet dari berbagai sumber seperti buku dan internet. Mencoba  Siswa menganalisis pada artikel penelitian.  Siswa menganalisis atau mengolah data yang diperoleh dari berbagai sumber lalu mengaitkannya dengan data pada artikel penelitian. Menalar  Guru memilih beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil Mengkomuni- kasikan

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN KOPI ROBUSTA (Coffea canephora var. Robusta) TERHADAP PERUBAHAN HISTOPATOLOGI PROSTAT PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) STRAIN WISTAR JANTAN

2 10 22

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN KOPI ROBUSTA (Coffea canephora var. Robusta) TERHADAP PERUBAHAN HISTOPATOLOGI PANKREAS PADA TIKUS PUTIH (Ratus Novergicus) STRAIN WISTAR JANTAN

3 21 23

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN KOPI ROBUSTA (Coffea canephora var. Robusta) TERHADAP PERUBAHAN HISTOPATOLOGI OTAK PADA TIKUS PUTIH STRAIN WISTAR JANTAN (Rattus norvegicus)

0 18 19

PENGARUH SEDUHAN KOPI ROBUSTA (Coffea canephora var robusta) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI GINJAL TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus) STRAIN WISTAR

5 35 22

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN KOPI ROBUSTA (Coffea canephora var. Robusta ) SUBKRONIK TERHADAP TEKANAN DARAH DAN PRODUKSI URINE PADA TIKUS PUTIH STRAIN WISTAR JANTAN (Rattus novergicus Strain wistar)

0 27 25

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN KOPI ROBUSTA (Coffea canephoravar. Robusta) TERHADAP PERUBAHAN HISTOPATOLOGI LAMBUNG PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) STRAIN WISTAR JANTAN

2 16 26

Uji aktivitas antioksidan pada ekstrak biji kopi robusta (Coffea canephora) dengan metode DPPH

2 14 44

Uji aktivitas antioksidan ekstrak biji kopi robusta (Coffea canephora) dengan metode DPPH

16 56 44

Perbandingan Efek Seduhan Kopi Robusta (Coffea canephora) dan Seduhan Kopi Arabica (coffea arabica) Terhadap Tekanan Darah Wanita Dewasa.

0 0 21

Pengaruh pemberian variasi dosis seduhan bubuk kopi robusta (Coffea canephora) Manggarai terhadap efek laksatif pada tikus putih betina

0 1 155