Menguji Hipotesis Merumuskan Kesimpulan Merumuskan Masalah Merumuskan Hipotesis

teknik pelukisan tokoh dengan memberikan penjelasan secara lansgung. Kutipan yang mendukung pernyataan di atas adalah sebagai berikut: “Sudah lama menunggu?” Orang dengan kemeja putih itu tersenyum, menyapa ramah. “Tidak lama.” Aku menjawab pendek, menerima juluran tangannya. “Silahkan duduk. Ayo, jangang sungkan-sungkan.” Orang itu menunjuk kursi. Aku mengangguk. “Mau minum apa?” Liye, 2015:27-28. Bukti lain menunjukkan sifat takut Bapak Calon Presiden kepada Bujang. Sifat takut Bapak Calon Presiden digambarkan saat bujang selesai memberikan kesepakan kepadanya. Hal ini dibuktikan melalui teknik dramatik, yaitu teknik pelukisan tokoh dengan memberikan penjelasan secara tidak langsung. Kutipan yang mendukung pernyataan diatas adalah sebagai berikut: “Baik. Tiga puluh menit telah habis. Terima kasih atas waktunya.” Aku berdiri. Menjulurkan tangan.Orang berkeja putih lengan panjang itu patah-patah ikut berdiri, menyeka dahinya yang berkeringat gemetar menerima tanganku Liye, 2015:35.

e. Menguji Hipotesis

Siswa diminta untuk memberikan jawaban serta membuktikan jawaban be rdasarkan data yang telah ditemukan dalam cerita ketiga “Shadow Economy” novel Pulang karya Tere Liye.

f. Merumuskan Kesimpulan

Pada cerita ketiga disimpulkan adanya tokoh dan penokohan. Bujang memiliki sifat yang pemberani teknik dramatik. Calon Bapak Presiden memiliki sifat ramah teknik ekspositori dan takut kepada Bujang teknik dramatik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Bagian Keempat a. Orientasi

Siswa diminta untuk membaca dan membuat ringkasan cerita keempat “Penunggang Kuda Suku Bedouin” dalam novel Pulang karya Tere Liye. Dalam cerita keempat “Penunggang Kuda Suku Bedouin” menceritakan kembali ke masa lalu Bujang. Saat pertama kali Bujang sampai di kota, Bujang bertemu banyak kawan, salah satunya adalah Basyir. Basyir merupakan seorang anak muda yang terobsesi menjadi ksatria penunggang kuda suku Bendouin. Basyir menjadi sahabat baiknya Bujang. Saat Bujang diajak Tauke Muda, ia bukan dilatih seperti bapaknya, menjadi tukang pukul nomor satu Kelauga Tong. Namun, Bujang malah diminta untuk belajar yang dibimbing oleh Frans Liye, 2015:41-51.

b. Merumuskan Masalah

1 Siswa menentukan siapa saja tokoh-tokoh yang terdapat dalam cerita keempat “Penunggang Kuda Suku Bedouin” dari novel Pulang karya Tere Liye 2 Siswa menetukan penokohan dalam cerita keempat “Penunggang Kuda Suku Bedouin” dari novel Pulang karya Tere Liye

c. Merumuskan Hipotesis

Siswa diminta untuk memberikan jawaban sementara berdasaran rumusan masalah yang telah disusun. Berdasarkan gambaran awal dalam cerita keempat “Penunggang Kuda Suku Bendouin ” dari novel Pulang karya Tere Liye memiliki empat tokoh yang berperan dalam cerita tersebut, yaitu: Bujang sebagai tokoh utama yang memiliki PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sifat pendiam, penurut, dan pintar. Sedangkan, tokoh tambahan yaitu Tauke Muda memiliki sifat yang perhatian dan bertoleransi, Basyir memiliki sifat yang ramah, dan Frans memiliki sifat yang ramah. d. Mengumpulkan Data 1 Siapa saja tokoh-tokoh yang berperan dalam cerita keempat? a Bujang b Tauke Muda c Basyir d Frans 2 Siswa menentukan penokohan cerita keempat “Penungang Kuda Suku Bedouin”. a Bujang Bujang memiliki sifat yang pendiam, penurut, dan pintar. Sifat-sifat Bujang tersebut dibuktikan melalui teknik ekspositori, yaitu teknik pelukisan tokoh dengan memberikan penjelasan secara langsung. Kutipan yang mengambarkan Bujang memiliki sifat pendiam adalah sebagai berikut: Meja kembali ramai oleh tawa. Kali ini wajah Basyir memerah. Dia melotot, tapi akhirnya memutuskan diam dan memulai meyendok makanan. Aku hanya duduk diam. Memerhatikan meja makan Liye, 2015:43. Bukti lain ini akan menunjukkan Bujang memiliki sifat yang penurut. Sifat penurut Bujang ditunjukkn saat pertama kali dia berada di rumah Tauke Muda yang menjadi rumah barunya. Kutipan yang mendukung pernyataan di atas adalah sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI “Nah Bujang. inilah rumah barumu sekarang.” Tauke Muda menepuki bahuku. “Tidak ada lagi rumah panggung reot bapakmu itu. Tidak ada lagi ranjang kayu, tikar anyam. Kau adalah bagian keluarga ini sekarang. Keluarga Tong. Kau dengar aku?” Aku mengangguk. “Apa pun yang dimiliki keluarga ini adalah milikmu, Bujang, dan apa pun yang kau miliki adalah milik keluarga ini. Ada seratus orang yang tinggal di rumah Keluarga Tong. Semua memiliki tugas masing-masing. Aku adalah pemimpin tunggal di rumah ini. Semua kataku dalah perintah. Lakukan tugasmu dengan baik, saling menghormati, dan respeks dengan penghuni rumah lain, maka kau tidak akan mendapat masalah.” Aku mengangguk lagi Liye, 2015:40. Bukti lain ini akan menunjukkan bahwa Bujang merupakan tokoh yang pintar. Hal ini ditunjukkan ketika Bujang mengerjakan soal yang diberikan oleh Frans. Kutipan yang mendukung pernyataan di atas adalah sebagai berikut; “Ini mengejutkan sekali.” Frans menatapku, wajahnya berbinar- binar, “Aku belum pernah menemukan murib dngan kecerdasan seperti ini. Berapa usiamu tadi? Lima belas?” “Ini mengejutkan. Tauke terlihat berkacak pinggang, wajahnya juga senang. “Kau memang kesulitan menjawab pengetahuan umum, tapi itu bisa dimengerti karena kau tidak pernah sekolah dan tidak pernah melihat dunia luar. Tapi nilai logika, matematika, dan potensi akademi9k lainnya, itu seperti sudah menjad i sifatmu. Kau jenius, Bujang” Liye, 2015:50-51. b Tauke Muda Tauke Muda memiliki sifat yang perhatian dan bertoleransi. Sifat perhatian Tauke Muda terlihat saat pertama kali Bujang tinggal di rumahnya. Hal ini dibuktikan melalui teknik ekspositori, yaitu teknik pelukisan tokoh dengan menggunakan penjelasan secara langsung. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Kutipan yang mendukung pernyataan di atas adalah sebagai berikut: “Kalian siapakan pakaian bersih untuk anak ini. Juga makan malam __ sup hangat kata dokter __ dan apa pun yang dibutuhkan. Berikan dia kamar yang baik serta semua keperluan” Liye, 2015:40. Bukti lain ini akan menunjukkan Tauke Muda memiliki sifat toleransi. Sifat toleransi Tauke dibuktikan melalui teknik dramatik, yaitu teknik pelukisan tokoh dengan menggunakan penjelasan secara tidak langsung. Kutipan yang mendukung peryataan di atas adalah sebagai berikut: “Tidak ada di rumah ini yang bernama Tong.” Basyir mengangkat bahu, menjelaskan tanpa diminta, “Sebutan Keluarga Tong berasal puluhan tahun silam. Orang pertama yang menguasai pelabuhan mungkin bernama Tong. Itu bukan masalah besar. Di rumah ini, siapa pun orangnya, dari mana asalanya, adalah keluarga. Tidak ada yang perduli kau suku apa atau berbahasa apa, sepanjang berguna bagi Tauke” Liye, 2015:44. c Basyir Basyir memiliki sifat ramah kepada Bujang. Saat hari pertama Bujang tinggal di rumah Tauke Muda, Basyir menjadi sahabat baik Bujang. Sifat ramah Basyir dibuktikan melalui teknik dramatik, yaitu teknik pelukisan tokoh dengan penjelasan secara tidak langsung. Kutipan yang mendukung pernyataan di atas adalah sebagai berikut: Basyir menjadi sahabat baikku sejak hari pertama di rumah Tauke. Usianya enam belas. Beda satu tahun denganku. Tubuhnya tinggi besar __ beda sejengkal dariku, serta berkulit gelap, perawakan khas Arab. Dia tinggal di rumah Tauke sejak kecil dan suka sekali bicara Liye, 2015:41-42. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI d Frans Frans memiliki sifat yang ramah kepada Bujang. Sifat ramah Frans dbuktikan melalui teknik ekspositori, yaitu teknik pelukisan tokoh dengan menggunakan penjelasan secara langsung. Kutipan yang mendukung pernyataan di atas adalah sebagai berikut: “Halo. Senang berkenalan dengan Anda.” Frans menjulurkan tangan, menyapa ramah Liye, 2015:47.

e. Menguji Hipotesis

Dokumen yang terkait

KEPRIBADIAN PADA TOKOH DALAM NOVEL RINDU KARYA TERE LIYE DAN RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA

10 78 54

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA: Konflik Batin Tokoh Utama pada Novel Pulang Karya Tere Liye dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra di SMA: Tinjauan Psikologi Sastra.

1 20 16

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL PULANG KARYA TERE LIYEDAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA Konflik Batin Tokoh Utama pada Novel Pulang Karya Tere Liye dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra di SMA: Tinjauan Psikologi Sastra.

0 7 12

PENDAHULUAN Konflik Batin Tokoh Utama pada Novel Pulang Karya Tere Liye dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra di SMA: Tinjauan Psikologi Sastra.

2 31 6

NILAI MORAL DALAM NOVEL RINDU KARYA TERE LIYE: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM Nilai Moral dalam Novel Rindu Karya Tere Liye: Tinjauan Psikologi Sastra Dan Implementasinya Dalam Pembelajaran Sastra Di SMA.

1 17 16

Metode kooperatif model jigsaw II dalam pembelajaran tokoh dan penokohan Novel 728 Hari Karya Djono W. Oesman untuk siswa SMA kelas XI semester I.

0 1 177

Metode kontekstual dalam pembelajaran tokoh dan penokohan novel Rumah Tanpa Jendela karya Asma Nadia untuk siswa SMA kelas XI semester 1.

0 16 290

Metode inkuiri dalam pembelajaran alur dan tokoh novel Hilangnya Halaman Rumahku karya Gregorius Budi Subanar untuk pembelajaran sastra Di SMA kelas XI semester I.

0 0 136

Konflik batin tokoh dam dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere-Liye dan relevansinya sebagai bahan pembelajaran sastra SMA kelas XI semeter I tinjauan psikologi sastra.

3 21 217

Metode inkuiri dalam pembelajaran tokoh dan penokohan Novel Pulang Karya Tere Liye untuk pembelajaran sastra di SMA kelas XI semester I

0 1 225