b. Merumuskan Masalah
1 Siswa menentukan siapa saja tokoh-tokoh yang terdapat dalam cerita kedua puluh empat “Samurai Sejati” dari novel Pulang karya Tere Liye
2 Siswa menetukan penokohan dalam cerita kedua puluh empat “Samurai Sejati”
dari novel Pulang karya Tere Liye c. Merumuskan Hipotesis
Siswa diminta untuk memberikan jawaban sementara berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun.
Berdasarkan gambaran awal dalam cerita kedua puluh empat “Samurai Sejati”
dari novel Pulang karya Tere Liye memiliki lima tokoh yang berperan dalam cerita tersebut, yaitu: Bujang sebagai tokoh utama bersifat bijaksana, sedangakan
yang berepran sebagai tokoh tambahan adalah Basyir bersifat pemarah, Salonga bersifat setia, Togar berkarakter kuat, dan Putra Tertua Keluarga Lin berkarakter
penakut.
d. Mengumpulkan Data
1 Siapa sajakah tokoh yang berperan dalam cerita kedua puluh empat? a Bujang
b Basyir c Salonga
d Togar e Putra Tertua Keluarga Lin
2 Tentukanlah penokohan yang terdapat dalam cerita kedua puluh empat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a Bujang Bujang digambarkan seorang samurai sejati yang kuat. Saat berjuang
melawan Basyir, Bujang berhasil mengalahkan dirinya sendiri dan membuat dia menjadi samurai sejati yang lebih cepat dan kuat. Hal ini
dibuktikan melalui teknik ekspositori, yaitu teknik pelukisan tokoh dengan memberikan penjelasan secara langsung. Kutipan yang medukung
pernyataan di atas adalah sebagai berikut: Aku tersenyum. Tidak ada sihir. Aku hanya bergerak lebih cepat
disbanding dirinya, bergerak lebih kuat. Aku telah menerobos batasan diriku sendiri. Persis seperti seekor ulat yang menetas menjadi kupu-
kupu, fisikku bertransformasi. Ulat tidak bisa membayangkan dia bisa terbang, bisa bergerak secepat itu. Tapi sekali ulat melampaui
prosesnya menjadi kupu-kupu, maka dia telah membuka tabir
‘rahasia’. Hal-hal yang tidak mungkin menjadi mungkin. Aku telah menjadi samurai sejati. Malam ini Liye, 2015: 389.
Selain itu, Bujang juga merupakan tokoh yang bersifat bijaksana. Ketika Bujang berhasil mengalahkan Basyir, dia meminta Basyir untuk menyerah
dan tidak akan menyakitinya. Sifat bijaksana Bujang dibuktikan melalui teknik dramatik, yaitu teknik pelukisan tokoh dengan memberikan
penjelasan secara tidak langsung. Kutipan yang mendukung pernyataan di atas adalah sebagai berikut:
“Menyerahlah, Basyir. Aku tidak akan menyakitimu. Kau akan dibiarkan pergi dengan aman. Aku sungguh minta maaf atas kejadian
puluhan lalu, saat Tauke Besar membakar rumah kau. Juka aku bisa membalik waktu, aku sendiri yang akan membatalkan kejadian itu agar
kau tetap punya orang tua, punya ibu yang bisa membca pepatah lama setiap malam. Tapi aku tidak bisa melakuykannya. Aku tahu rasanya
kehilangan orangtua, Basyir. Menyesak. Menyakitkan” Liye, 2015: 392.
b Basyir Basyir digambarkan memiliki sifat yang pemarah. Sifat pemarah Basyir
dibuktikan melalui teknik ekspositori, yaitu teknik pelukisan tokoh dengan memberikan penjelasan secara langsung. Hal ini diunjukkan dalam kutipan
sebagai berikut: “Apa yang telah kau lakukan, Bujang” Basyir meraung marah,
“Hadapi aku” Liye, 2015: 389.
c Salonga Salonga digambarkan memiliki sifat yang setia kepada Keluarga Tong.
Salongan merupakan kesetiaan terakhir yang dipanggil Bujang untuk membantunya berperang. Kesetiaan Salonga dibuktikan melalui teknik
dramatik, yaitu teknik pelukisan tokoh dengan memberikan penjelasan secara tidak langsung. Kutipan yang mendukung pernyataan di atas adalah
sebagai berikut: Inilah kartu truf terakhir yang aku tunggu. Inilah kesetiaan terakhir
yang kupanggil. Aku menelepon Salonga tadi siang, memintanya datang. Dan sebagai jawabnya, Salonga datang dengan kekuatan
penuh. Dia memang terlambat karena tidak mudah mengurus izin masuk puluhan orang bersenjata. Tapi apa pun itu, Salonga akhirnya
tiba Liye, 2015: 390.
d Togar Togar digambarkan sebagai tokoh yang kuat. Hal ini dibuktikan melalui
teknik dramatik, yaitu teknik pelukisan tokoh dengan memberikan penjelasan secara tidak langsung. Dalam satu jam lebih, Togar mampu
menahan ratusan anggota Brigade Tong saat peperangan. Kejadian itu membuat Bujang mengangkatnya menjadi tukang pukul nomor satu
penganti Kopong. Kutipan yang mendukung pernyataan di atas adalah sebagai berikut:
Aku mepercayain Togar, dia bisa mengerjakan semuanya dengan baik. Aku bahkan sudah punya kandidat tepat sebagai pengganti
Kopong. Togar telah melewati ritual Amok, dia satu jam lebih menahan ratusan anggota Brigade Tong saat peperangan tadi. Meski
dengan kaki terluka, dia tetap berdiri. Itu lebih dari cukup Liye, 2015: 395.
e Putra Tertua Keluarga Lin Putra tertua Keluarga Lin digambarkan sebagai tokoh takut kepada
Bujang. Hal ini dibuktikan melalui teknik dramatik, yaitu teknik pelukisan tokoh dengan memberikan penjelasan secara tidak langsung. Kutipan
mendukung pernyataan di atas adalah sebagai berikut: Putra tertua Keluarga Lin mengusap pelipis. Dia tetap tidak bicara,
suaranya tersangkut di kerongkongan. Dia hanya bisa gemetar mengangguk Liye, 2015: 394.
e. Meguji Hipotesis