Merumuskan Masalah Merumuskan Hipotesis

b. Merumuskan Masalah

1 Siswa menentukan siapa saja tokoh-tokoh yang terdapat dalam cerita kelima belas “Surat dari Bapak” dari novel Pulang karya Tere Liye. 2 Siswa menetukan penokohan dalam cerita kelima belas “Surat dari Bapak” dari novel Pulang karya Tere Liye.

c. Merumuskan Hipotesis

Siswa diminta untuk memberikan jawaban sementara berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun. Berdasarkan gambaran awal dalam cerita kelima belas “Surat dari Bapak” dalam novel Pulang karya Tere Liye memiliki empat tokoh yang berperan dalam cerita tersebut, yaitu: Bujang sebagai tokoh utama bersifat percaya diri, pintar, dan lemah, sedangakan yang berperan sebagai tokoh tambahan adalah Tauke bersifat peduli, Kopong bersifat peduli, dan Basyir bersifat pemberani. d. Mengumpulkan Data 1 Siswa menentukan siapa saja tokoh-tokoh yang berperan dalam cerita kelima belas? a Bujang b Tauke Besar c Kopong d Basyir 2 Siswa menentukan penokohan yang terdapat dalam cerita kelima belas a Bujang Bujang digambarkan memiliki karakter yang percaya diri, pintar, dan lemah. Karakter percaya diri Bujang digamarkan saat dia telah berhasil menyelesaikan seluruh pendidikan dan memperoleh dua gelar master. Hal ini dibuktikan melalui teknik ekspositori, yaitu teknik pelukisan tokoh dengan memberikan penjelasan secara langsung. Kutipan yang mendukung pernyataan di atas adalah sebagai berikut: “Dulu, kau terlihat sangat kesal saat harus mengerjakan test dariku saat pertama kali kita bertemu. Hari ini, kau pulang membawa dua gelar master dari universitas ternama. Lihathatlah, wajahmu terlihat percaya diri, tercermin dari caramu menatap, bicara, bersikap, dan bertindak. Kau belajar banyak, Bujang, tidak hanya dari pendidikan formal, juga dari pengalaman. Itulah kenapa Tauke Besar mengirimmu jauh untuk sekolah. Hal yang pasti bermanfaat bagi Keluarga Toang” Liye, 2015: 227. Bukti lain ini akan menunjukkan Bujang adalah tokoh yang pintar. Saat Bujang kuliah, dia berhasil menulis skripsi yang menghasilkan banyak ide bagi Keluarga Tong. Kepintaran Bujang dibuktikan melalui teknik dramatik, yaitu teknik pelukisan tokoh dengan memberikan penjelasan secara tidak langsung. Kutipan yang mendukung pernyataan di atas adalah sebagai berikut: Tauke Besar terkekeh, “Aku bahkan membacanya baerkali-kali, Bujang. itulah gunanya kau sekolah, agar ada di keluarga ini yang berpikir. Skripsimu itu hanya menumpuk dalam lemari di universitas, tapi aku tahu itu sangat penting dan bisa memberikan banyak ide. Aku menyuruh Mansur mengambil copy-nya dari sana. Kau telah menulisnya dengan sangat detail tentang dunia itu, tentang keluarga- keluarga penguasa yang lebih tua dan lebih maju disbanding kita. Apa istilahmu. Ah iya, shadow economy. Ekonomi bayangan. Beberapa staf pentingnya juga membaca skripsimu, aku yang menyuruhnya. Hanya Kopong yang tidak, dia pusing dan mual-mual macam sedang hamil setelah membaca dua halaman” Liye, 2015: 235. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Bukti lain ini akan menunjukkan Bujang memiliki karakter yang lemah. Kelemahan Bujang digambarkan saat dia mendengar bahwa Bapaknya telah meninggal. Bujang sedih dan menangis mendengar kabar tersebut. Hal ini dibuktikan melalui teknik dramatik dalam kutipan sebagai berikut: Wajah Bapak, kakinya yang lumpuh, caranya berjalan dengan tongkat, dan tawanya yang samar terus terbayang di kepalaku seperti televisi yang memutar siaran ulang. Air mata mengalir di pipiku. Dari jauh, adzan shubuh terdengar sayup-sayup.suaranya melintas langit-langit gelap, merambat di udara dan tiba di jendela kamarku, menyelinap lewat kisi-kisi. Aku menangis tanpa suara. Kesedihan ini semakin dalam saat mendengar suara adzan tersebut Liye, 2015: 240. b Tauke Besar Tauke digambarkan memiliki sifat yang peduli kepada Bujang. Saat Bujang pulang dari luar negeri, Tauke mengadakan jamuan untuk menyambut kedangannya. Sifat perhatian Tauke dibuktikan melalui teknik dramatik, yaitu teknik pelukisan tokoh dengan memberikan penjelasan secara tidak langsung. Kutipan yang mendukung pernyataan di atas adalah sebagai berikut: “Kau pasti lelah setelah sehari semalam di perjalanan. Aku lupa,” Tauke Besar menepuk pinggiran kursi, teringat sesuatu, “Sebaiknya kau beristirahat dulu, Bujang. kita punya seluruh waktu untuk bicara lagi. Malam ini aku akan mengadakan jamuan untuk menyambut kepulanganmu. Tolong antarka n Bujang ke kamar barunya” liye,2015: 231. c Kopong Kopong memiliki sifat yang peduli dan perhatian kepada Bujang. Sifat peduli kopong digambarkan saat dia memiliki rasa rindu setelah tiga tahun tidak bertemu dengan Bujang. Sifat peduli Kopong dibuktikan melalui teknik dramatik, yaitu teknik pelukisan tokoh dengan memberikan penjelasan secara tidak langsung. Kutipan yang mendukung pernyataan di atas adalah sebagai berikut: Kopong tertawa, memelukku erat-erat. “Aku harus mengakuinya, Bujang. Ternyata aku rindu pula dengan kau.” Kopong menepuk-nepuk pundakku, “Astaga Kalau saja aku tidak maluaku hampir menangis, Buang.” Aku ikut tertawa. Tiga tahun lamanya aku tidak bertemu Kopong. Fisik Kopong masih gagah seperti yang aku ingat. Wajahnya pun tetap sangar seperti dulu. Tapi rambutnya mulai beruban satu-dua, ia tak lagi beradad di puncak kekuatannya. “Bagaimana perjalanan kau? Lancar” Liye, 2015: 228. Bukti lain ini akan menujukkan Kopong memiliki sifat yang perhatian kepada Bujang. Saat Bujang sedih karena Bapaknya telah meninggal, Kopong berusaha untuk menenangkan Bujang. Hal ini dibuktikan melalui teknik dramatik, yaitu teknik pelukisan tokoh dengan memberikan penjelasan secara langsung. Kutipan yang mendukung pernyataan di atas adalah sebagai berikut: “Kau baik-baik saja ,Buajang?” Kopong bergegas memegang bahuku. Aku sudah menunduk, menangis dalam senyap. Sayangnya ini bukan mimpi. Ini nyata sekali. “Kau baik-baik saja, Bujang?” Kopong menggoyangkan badanku __ yang beberapa detik seperti kaku Liye, 2015: 239. d Basyir Basyir digambarkan memiliki sifat yang pemberani. Sifat pemberani Basyir dibuktikan melalui teknik dramatik, yaitu teknik pelukisan tokoh dengan memberikan penjelasan secara tidak langsung. Hal ini ditunjukkan dalam kutipan sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Dari cerita Basyir, aku tahu dia tidak hanya menghabiskan waktu di gurun. Dia juga melakukan perjalanan ke Afrika, terlibat dalam pergolokan politiklokal, dan bergabung dengan kelompok-kelopok milisi di sana. Ia juga menyeberang ke Afganistan, terjun dalam pertikaian antarsuku, berperang bersama pemberontak, melakukan apa pun untuk mengembangkan diri, melatih kemampuannya. Dia ingin lebih kuat dan lebih cepat disbanding siapa pun. Tiga tahun berlalu, sepertinya Basyir berhasil mencapai apa yang dia inginkan meski harganya tidak murah. Dia menyingkap pakaian yang dia kenakan, menunjukkan belasan luka di tubuhnya. Dia pernah disisa di penjara mengerikan milik milisi selama sebulan, tapi ia berhasil meloloskan diri. Pernah terkapar pingsan berhari-hari di gurun hingga pasir menimbun separuh tubuh liye, 2015: 233-234.

e. Menguji Hipotesis

Dokumen yang terkait

KEPRIBADIAN PADA TOKOH DALAM NOVEL RINDU KARYA TERE LIYE DAN RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA

10 78 54

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA: Konflik Batin Tokoh Utama pada Novel Pulang Karya Tere Liye dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra di SMA: Tinjauan Psikologi Sastra.

1 20 16

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL PULANG KARYA TERE LIYEDAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA Konflik Batin Tokoh Utama pada Novel Pulang Karya Tere Liye dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra di SMA: Tinjauan Psikologi Sastra.

0 7 12

PENDAHULUAN Konflik Batin Tokoh Utama pada Novel Pulang Karya Tere Liye dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra di SMA: Tinjauan Psikologi Sastra.

2 31 6

NILAI MORAL DALAM NOVEL RINDU KARYA TERE LIYE: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM Nilai Moral dalam Novel Rindu Karya Tere Liye: Tinjauan Psikologi Sastra Dan Implementasinya Dalam Pembelajaran Sastra Di SMA.

1 17 16

Metode kooperatif model jigsaw II dalam pembelajaran tokoh dan penokohan Novel 728 Hari Karya Djono W. Oesman untuk siswa SMA kelas XI semester I.

0 1 177

Metode kontekstual dalam pembelajaran tokoh dan penokohan novel Rumah Tanpa Jendela karya Asma Nadia untuk siswa SMA kelas XI semester 1.

0 16 290

Metode inkuiri dalam pembelajaran alur dan tokoh novel Hilangnya Halaman Rumahku karya Gregorius Budi Subanar untuk pembelajaran sastra Di SMA kelas XI semester I.

0 0 136

Konflik batin tokoh dam dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere-Liye dan relevansinya sebagai bahan pembelajaran sastra SMA kelas XI semeter I tinjauan psikologi sastra.

3 21 217

Metode inkuiri dalam pembelajaran tokoh dan penokohan Novel Pulang Karya Tere Liye untuk pembelajaran sastra di SMA kelas XI semester I

0 1 225