Analisis Data HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2 Siswa menetukan penokohan dalam cerita kedua “Janji Kepada Mamak” dari novel Pulang karya Tere Liye.

c. Merumuskan Hipotesis

Berdasarkan gambaran awal dalam cerita kedua “Janji Kepada Mamak” dari novel Pulang karya Tere Liye memiliki empat tokoh yang berperan dalam cerita tersebut, yaitu: Bujang sebagai tokoh utama memiliki sifat yang patuh. Sedangkan, tokoh tambahan yaitu Samad memiliki sifat peduli dan tepat janji, Midah memiliki sifat penyanyang, dan Tauke memiliki sifat yang peduli.

d. Analisis Data

1 Siapa saja tokoh-tokoh yang berperan dalam cerita kedua? a Bujang b Samad c Midah d Tauke Muda 2 Siswa menentukan penokohan dalam cerita kedua “Janji Kepada Mamak” dari novel Pulang karya Tere Liye a Bujang Bujang memiliki sifat patuh kepada ibunya. Sifat patuh Bujang dibuktikan melalui teknik dramatik, yaitu teknik pelukisan tokoh dengan memberikan penjelasan secara tidak langsung. Hal ini terdapat dalam kutipan sebagai berikut: “Berjanjilah kau akan menjaga perutmu dari semua itu, Bujang. Agar…. Agar besok lusa, jika hitam seluruh hidupmu, hitam seluruh hatimu, kau tetap punya satu titik putih, dan semua itu berguna. Memanggilmu pulang.” Mamak mencium ubun-ubunku. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Aku mengangguk Liye, 2015:24. b Samad Samad memiliki sifat yang peduli dan tepat janji. Sifat tepat janji Samad dibuktikan dengan menggunakan teknik ekpositori, yaitu teknik pelukisan tokoh dengan penjelasan secara langsung. Hal ini ditunjukkan dengan kutipan sebagai berikut: Bapak menggengam jemari Mamak, kali ini berkata lirih, “Aku tidak ingin berpisah dengan anak kita, Midah. Tapi kau seharusnya tahu persis bahwa ini adalah perjanjian masa lalu. Aku pernah bilang dengan kau, cepat atau lambat kau akan melihatnya, menyaksikannya. Cepat atau lambat kita akan kehilangan anak laki-laki kita. Biarkan dia pergi dengan restumu agar langkah kakinya ringan Liye, 2015:22-25. Bukti lain ini menunjukkan Samad memiliki sifat peduli. Sifat peduli Samad dibuktikan dengan melalui teknik dramatik, yaitu teknik pelukisan tokoh dengan penjelasan secara tidak langsung. Kutipan yang mendukung pernyataan di atas adalah sebagai berikut: “Jagalah anakku, Tauke Muda.” Bapak dengan kaki lumpuh memeluk tubuh pendek gempal dengan mata sipit itu. Momen perpisahan Liye, 2015:25. c Midah Midah memiliki sifat penyanyang. Saat Bujang ingin pergi bersama Tauke Muda, sambil mengis Midah menyiapkan pakaian dan memberi nasihat kepada bujang. Sifat penyayang Midah dibuktikan melalui teknik deamatik, yaitu teknik pelukisan tokoh dengan memberikan penjelasan secara tidak langsung. Kutipan yang mendukung pernyataan di atas adalah sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Percakapan telah di ujung kesimpulan. Mamak menangis tergugu melihat anggukan kepalaku. Siang itu, Mamak menyiapkan buntalan kain berisi pakaianku sambil menangis. Ia lantas mendekap kepalaku erat- erat. Berbisik lembut, “Mamak akan mengizinkan kau pergi, Bujang. Meski itu sama saja dengan merobek separuh hati Mamak. Pegilah, anakku, temukan masa depanmu. Sungguh, besok lusa kau akan pulang. Jika tidak ke pangkuan Mamak, kau akan pulang pada hakikat sejati yang ada di dalam dirimu. Pulang….” Liye, 2015:23-24. d Tauke Muda Tauke memiliki sifat yang peduli. Tauke Muda mau mengurus Bujang seperti anaknya sendiri. Sifat peduli Tauke Muda dibuktikan melalui teknik dramatik, yaitu teknik pelukisan tokoh dengan memberikan penjelasan secara tidak langsung. Hal ini ditunjukkan dalam kutipan berikut: “Tauke Muda memintanya sendiri, Midah. Tauke Muda berjanji akan mengurus Bujang seperti mengurus anaknya sendiri. Biarkan anak laki- lakimu punya kesempatan menaklukkan dunia ini. Biarkan dia mewarisi darah perewa dari keluargaku. Mungkin ini sudah menjadi takdir hidup Bujang. Biarkan dia pergi, dan kita berdua bisa menghabiskan sisa hidup bersama di sini dengan damai. Aku akan mati bahagia setelah tahu Bujang memiliki masa depan Liye, 2015:22.

e. Menguji Hipotesis

Dokumen yang terkait

KEPRIBADIAN PADA TOKOH DALAM NOVEL RINDU KARYA TERE LIYE DAN RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA

10 78 54

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA: Konflik Batin Tokoh Utama pada Novel Pulang Karya Tere Liye dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra di SMA: Tinjauan Psikologi Sastra.

1 20 16

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL PULANG KARYA TERE LIYEDAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA Konflik Batin Tokoh Utama pada Novel Pulang Karya Tere Liye dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra di SMA: Tinjauan Psikologi Sastra.

0 7 12

PENDAHULUAN Konflik Batin Tokoh Utama pada Novel Pulang Karya Tere Liye dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra di SMA: Tinjauan Psikologi Sastra.

2 31 6

NILAI MORAL DALAM NOVEL RINDU KARYA TERE LIYE: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM Nilai Moral dalam Novel Rindu Karya Tere Liye: Tinjauan Psikologi Sastra Dan Implementasinya Dalam Pembelajaran Sastra Di SMA.

1 17 16

Metode kooperatif model jigsaw II dalam pembelajaran tokoh dan penokohan Novel 728 Hari Karya Djono W. Oesman untuk siswa SMA kelas XI semester I.

0 1 177

Metode kontekstual dalam pembelajaran tokoh dan penokohan novel Rumah Tanpa Jendela karya Asma Nadia untuk siswa SMA kelas XI semester 1.

0 16 290

Metode inkuiri dalam pembelajaran alur dan tokoh novel Hilangnya Halaman Rumahku karya Gregorius Budi Subanar untuk pembelajaran sastra Di SMA kelas XI semester I.

0 0 136

Konflik batin tokoh dam dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere-Liye dan relevansinya sebagai bahan pembelajaran sastra SMA kelas XI semeter I tinjauan psikologi sastra.

3 21 217

Metode inkuiri dalam pembelajaran tokoh dan penokohan Novel Pulang Karya Tere Liye untuk pembelajaran sastra di SMA kelas XI semester I

0 1 225