lulus kuliah. Tauke mengadakan jamuan makan sebagai hari perayaan kelulusan Bujang. Saat itu, seperti semua akan berjalan sempurna bagi Bujang. Hingga
beberapa jam kemudian datanglah kabar bahwa Mamaknya telah mati. Bujang menangis seakan kebahagiaannya seperti menghilang begitu saja Liye, 2015:177-
193.
b. Merumuskan Masalah
1 Siswa menentukan siapa saja tokoh-tokoh yang terdapat dalam cerita kedua belas “Mamak Pergi” dari novel Pulang karya Tere Liye
2 Siswa menentukan penokohan dalam cerita kedua belas “Mamak Pergi” dari
novel Pulang karya Tere Liye
c. Merumuskan Hipotesis
Siswa diminta untuk memberikan jawaban sementara berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun.
Berdasarkan gambaran awal dalam cerita kedua belas “Mamak Pergi” dalam
novel Pulang karya Tere Liye memiliki empat tokoh yang berperan dalam cerita tersebut, yaitu: Bujang sebagai tokoh utama bersifat pantang menyerah dan pintar,
sedangkan Salonga bersifat pemarah, Kopong dan Tauke Besar yang bersifat peduli, berperan sebagai tokoh tambahan.
d. Mengumpulkan Data
1 Siapa saja tokoh-tokoh yang berperan dalam cerita kedua belas? a Bujang
b Salonga c Tauke Besar
d Kopong 2 Siswa menentukan penokohan dalam cerita kedua belas
a Bujang Bujang digambarkan memiliki sifat yang pantang menyerah, pintar, dan
setia pada prinsip. Sifat pantang menyerah Bujang ditunjukkan saat ia mulai bosan dengan Salonga yang terus menyebutnya Bodoh karena tidak
bisa menembak dengan baik. Hal ini dibuktikan melalui teknik ekspositori, yaitu teknik pelukisan tokoh cerita dengan memberikan penjelasan secara
langsung. Kutipan yang mendukung pernyataan di atas adalah sebagai berikut:
Tapi aku tidak akan menyerah. Aku bersumpah, jika aku tidak sebaik Salonga, setidaknya aku bisa mendapatkan rasa hormat darinya. Aku
bosan dipanggil bodoh. Aku meminta kepada Kopong agar tugasku sebagai tukang pukul berhenti sementara waktu, karena kini aku
membutuhkan setiap malam untuk berlatih. Kopong mengangguk. Mulailah aku berlatih menembak ribuan kali seperti yang dilakukan
Salonga dulu. Dengan senjata kosong. Dalam teknik pelatihan menembak yang kupelajari dari buku-buku, itu disebut dry-fire drills.
Dimulai pukul tujuh malam dan baru berakhir pukul dua belas. Hingga tanganku terasa kebas dan jemariku kesemutan Liye, 2016: 182.
Bukti lain yang menggambarkan Bujang sebagai tokoh yang pintar, yaitu saat dia lebih cepat lulus dibandingkan siapa pun dan skripsinya
mendapatkan nilai sempurna. Kepintaran Bujang dibuktikan melalui teknik dramatik, yaitu teknik pelukisan tokoh dengan memberikan penjelasan
secara tidak langsung. Hal ini dibuktikan dalam kutipan sebagai berikut: Saat Salonga pergi, aku sudah di tahun terakhirku kuliahku, lebih
cepat dibandingkan siapa pun. Saat mengerjakan skripsi, aku mengambil topik yang sangat kukuasai, shadow economy. Penelitianku
berjudul, “Bukti Empiris Pengaruh Shadow Economy terhadap PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pertumbuhan Ekonomií”, Profesor pengujiku, seorang guru besar ekonomi berusia lanjut menghela napas, bersandar di kursinya, “Nak,
ini mengerikan. Belum pernah aku melihat sebuah kajian yang begitu mendalam dan begitu detail. Kau seperti berada di dalamnya. Kau
seperti anggota penguasa shadow economy
.” Aku hanya tersenyum tipis. Skripsiku mendapatkan nilai sempurna
Liye, 2015: 188. Bukti lain ini akan menunjukkan Bujang adalah tokoh yang setia pada
perinsip. Hal ini dibuktikan melalui teknik ekspositori dalam kutipan sebagai berikut:
“Aku tahu kenapa kau mengangkatnya menjadi anak, tauke.” Salonga berdiri, “Pertama, tangannnya samam sekali tidak gemetar
saat mengacungkan pistol kepadaku. Dia selalu tenang dalam situais genting apa pun. Kedua, kau benar, dia memiliki cara piker yang
berbeda dibanding tukang pukul yang lainnya. Kesetiaann anak ini ada pada prinsip, bukan pada orang atau kelompok. Di masa-masa sulit,
hanya prinsip seperti itulah yang akan memanggil kesetiaan
–kesetiaan terbaik lainnya. Selamat tinngal, Kawan. Terima kasih banyak telah
menyelamatkanku dari tiang gantung, sekaligus memberikanku tempat selama menjadi buronan” Liye, 2015: 187.
b Salonga Salongan dilukiskan mempunyai sifat yang pemarah. Sifat pemarah
Salonga digambarkan saat Bujang tidak bisa menembak dengan baik. Sifat pemarah Salonga dibuktikan melalui teknik dramatik, yaitu teknik
pelukisan tokoh cerita dengan memberikan penjelasan secara tidak langsung.
Kutipan yang mendukung pernyataan di atas adalah sebagai berikut: “Kau tidak berusaha keras, Bujang Kau pikir menjadi penembak itu
mudah, hah? Seusiamu, aku bahkan berlatih menembak ribuan kali setiap harinya dengan peluru kosong. Melatih konsentrasi, melatih
focus, melatih kecepatan. Aku menhabiskan waktuku sia-sia di negeri ini. Kalau saja aku bukan buronan, aku lebih memilih dikejar harimau
daripada melatihmu. Memalukan.” Salonga meninggalkanku Liye, 2015: 182.
c Kopong Kopong memiliki sifat yang peduli kepada Bujang. Saat itu, bapak Bujang
mengirim surat pemberitahuan bahwa Mamak Bujang sudah meninggal. Kopong sangat cemas dengan keadaan Bujang yang sedih karena
kepergian Mamaknya. Sifat perhatian Kopong dibuktikan melalui teknik dramatik, yaitu teknik pelukisan tokoh dengan memberikan penjelasan
secara tidak langsung. Kutipan yang mendukung pernyataan di atas adalah sebagai berikut:
“Kau kenapa, Bujang?” Kopong bertanya dengan suara cemas. Tapi bagaimana? Surat ini jelas ditulis bapak. Air mata Bapak telah
membuat kertas ini menjadi kusam, Ya Tuhan … Aku menatap kosong.
Mataku pedas, hatiku bagai diiris sembilu. Aku menangis dalam senyap. Terisak tanpa suara.
“Kau baik-baik saja, Bujang?” Kopong berusaha mendekat Liye, 2016: 192.
d Tauke Besar Tauke Besar memiliki sifat yang peduli kepada Bujang. Saat Bujang
selesai wisuda, Tauke merayakan hari kelulusann Bujang. sifat peduli Tauke dibuktikan melalui teknik dramatik, yaitu teknik pelukisan tokoh
cerita dengan memberikan penjelasan secara tidak langsung. Kutipan yang mendukung pernyataan di atas adalah sebagai berikut:
Usai widuda yang hanya dihadiri Frans si Amerika
__
agar tidak mencolok
__
Tauke Besar merayakan kelulusanku. Dia mengadalan jamuan makan malam di bangunan utama. Meja panjang dipenuhi oleh
tukang pukul. Mereka bersulang untukku Liye, 2015: 188. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
e. Menguji Hipotesis