Ul Hasanah, 2006. Pada konsep daya saing suatu komoditas tertentu dapat di analisis dengan mengunakan metode Policy Analisis Matrix PAM yang mengunakan dua
keunggulan yaitu keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif.
2.4.1. Keunggulan Kompetitif Menurut Anonymous 2008, bahwa keunggulan kompetitif adalah merujuk
pada kemampuan sebuah organisasi untuk memformulasikan strategi yang menempatkannya pada suatu posisi yang menguntungkan berkaitan dengan perusahaan
lainnya. Keunggulan kompetitif muncul bila pelanggan merasa bahwa mereka menerima nilai lebih dari transaksi yang dilakukan dengan sebuah organisasi
pesaingnya. Kemudian di dalam Kamus Bahasa Indonesia oleh Badudu-Zain 1994 dan Anonymous 2008, dinyatakan bahwa keunggulan kompetitif bersifat kompetisi dan
bersifat persaingan. Bertitik tolak dari kedua sumber diatas, bahwa keunggulan kompetitif adalah keunggulan yang dimiliki oleh organisasi, dimana keunggulannya
dipergunakan untuk berkompetisi dan bersaing dengan organisasi lainnya, untuk mendapatkan sesuatu.
Terkait dengan konsep keunggulan komparatif adalah kelayakan ekonomi, dan terkait dengan keunggulan kompetitif adalah kelayakan finansial dari suatu aktivitas.
Saptana 2009 mengemukakan bahwa konsep yang lebih cocok untuk mengukur kelayakan finansial adalah keunggulan kompetitif atau revealed competitive advantage
yang merupakan pengukur daya saing suatu kegiatan pada kondisi perekonomian aktual. Keunggulan kompetitif adalah alat untuk mengukur kelayakan aktivitas atau
keuntungan privat yang dihitung berdasarkan harga pasar nilai uang resmi yang berlaku
berdasar analisis finansial. Komoditi yang memiliki keunggulan kompetititf dikatakan juga memiliki efisiensi secara finansial.
2.4.2. Keunggulan Komparatif
Menurut Badudu – Zain 1994 dan Anonymous 2008, keunggulan komparatif merupakan suatu keunggulan yang dimiliki oleh suatu organisasi untuk dapat
membandingkannya dengan yang lainnya. Dengan mengacu arti tersebut, keunggulan komparatif adalah keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh organisasi seperti SDM,
fasilitas dan kekayaan lainnya, yang dimanfaatkan untuk mencapai tujuan organisasi atau perpaduan keunggulan beberapa organisasi untuk mencapai tujuan bersama.
Konsep daya saing berpijak dari konsep keunggulan komparatif yang pertama kali dikenal dengan model Ricardian. Hukum keunggulan komparatif The Low of
Comparative Advantage dari Ricardo menyatakan bahwa sekalipun suatu negara tidak memiliki keunggulan absolut dalam memproduksi dua jenis komoditas jika
dibandingkan negara lain, namun perdagangan yang saling menguntungkan masih bisa berlangsung, selama rasio harga antar negara masih berbeda jika dibandingkan tidak ada
perdagangan. Simatupang 1991 dan Saptana 2009 menjelaskan konsep keunggulan
komparatif merupakan ukuran daya saing keunggulan potensial dalam artian daya saing yang akan dicapai apabila perekonomian tidak mengalami distorsi sama sekali.
Komoditas yang memiliki keunggulan komparatif dikatakan juga memiliki efisiensi secara ekonomi. Selanjutnya dikemukakan bahwa untuk meningkatkan daya saing
produk pertanian dapat dilakukan dengan strategi pengembangan agribisnis melalui
koordinasi vertikal sehingga produk akhir dapat dijamin dan disesuaikan preferensi konsumen akhir.
2.5. Matrix Analisis Kebijakan atau