contoh, dimana ditentukan secara sengaja berdasarkan sentra produksi tanaman tembakau yang diusahakan pada lahan sawah dan lahan perbukitan.
4.2. Penentuan Responden
Populasi dalam penelitian ini adalah petani yang mengusahakan tembakau aseli pada musim kemarau MK yang lalu, pada lahan sawah di Kecamatan Kemlagi jumlah
populasi petani pemilik tembakau aseli sebesar 90 jiwa dan lahan perbukitan di Kecamatan Dawarblandong jumlah populasi petani pemilik tembakau aseli sebesar 110
jiwa pada Kabupaten Mojokerto. Berdasarkan strata lokasi terdiri dari dua desa. Masing-masing strata di tentukan 30 jiwa, dengan demikian jumlah responden secara
keseluruhan berjumlah 60 jiwa petani tembakau. Penentuan responden dipilih secara sengaja dengan menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria petani
pemilik yang berusahatani tembakau aseli, baik dilahan sawah dan lahan perbukitan dan mampu menjawab kuisioner secara baik.
4.3. Pengumpulan Data
Penelitian tentang studi komparasi tentang daya saing usahatani tembakau aseli di Kabupaten Mojokerto, mengunakan data primer dan sekunder. Data primer di
kumpulkan melalui survey di lokasi penelitian terhadap petani, tembakau. Data sekunder dikumpulkan dari berbagai lembaga terkait kelompok tani, lembaga
pemasaran, lembaga pemerintah. Jenis data yang dikumpulkan adalah harga tembakau serta barang-barang input
tradebel dan faktor domestik. Demikian pula harga sosial sumber daya domistik upah, benih, sewa lahan dan modal untuk keperluan sistem usahatani tembakau aseli
diperlukan untuk, bibit, pengerjaan lahan, penanaman, pemeliharaan, panenan, serta data pasca panen, seperti biaya prosesing, transportasi dan lain-lain yang berhubungan
dengan pasca panen tembakau aseli.
4.4. Metode Analisis
Dalam penelitian ini digunakan analisis untuk mendukung tujuan. Alat yang digunakan adalah :
1. Deskriptif menurut Pearson 2005, Policy Analysis Matrix PAM dapat
memberikan informasi dasar baseline Information yang penting untuk kegiatan investasi dibidang pertanian, antara lain daya saing tentang keunggulan
kompetitif dan keunggulan komparatif yang diperoleh dari harga private dan harga sosial. Sehingga dapat mengetahui dan mengidentifikasi karakteristik
usahatani tembakau. 2.
Metode analisis yang digunakan untuk mengukur daya saing sistem usahatani tembakau digunakan analisis daya saing usahatani tembakau dengan pendekatan
keunggulan kompetitif dan keunggulan komperatif. Untuk menjawab keunggulan kompetitif digunakan model sebagai
berikut: Rasio Biaya Privat Private Cost Ratio : PCR
dimana :A = penerimaan privat B = biaya privat untuk input tradable
C = biaya privat untuk faktor domestic …………………………………………………..
Sistem usahatani bersifat kompetitif jika PCR 1. Semakin kecil nilai PCR berarti semakin kompetitif.
Untuk menjawab keunggulan komparatif digunakan model sebagai berikut:
Rasio Biaya Sumberdaya Domestik Domestic Resource Cost Ratio: DRCR
dimana: E = penerimaan sosial F = biaya sosial untuk input tradable
G= biaya sosial untuk faktor domestik Sistem usahatani memiliki keunggulan komparatif jika DRCR 1. Semakin
kecil nilai DRCR berarti sistem usahatani semakin efisien dan mempunyai keunggulan komparatif semakin tinggi.
4.5. Definisi Operasional