Hasil HASIL DAN PEMBAHASAN

6.3. Hasil

Policy Analysis Matrix PAM Dalam proses PAM Policy Analysis Matrix, penerimaan, biaya dan keuntungan dibedakan menurut harga privat harga pasar dan sosial. Perbedaan kedua harga tersebut merupakan dampak kebijakan yang ditempuh pemerintah, serta distorsi pasar input dan output. Hasil pengolahan data primer struktur usahatani tembakau aseli dilahan sawah Desa Kedungwaru, Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto disajikan pada tabel 18 sebagai berikut: Tabel 18. Hasil Perhitungan Policy Analysis Matrix PAM Lahan Sawah Biaya Faktor Domestik Penerimaan Input Tradable Tenaga Kerja Organik Modal Lahan Bibit Keuntungan 9.036.000 477.850 3.227.500 150.000 450.000 1.400.000 320.160 2.762.540 Privat A B C 1 C 2 C 3 C 4 C 5 D 9.789.000 868.200 3.227.500 150.000 450.000 1.400.000 320.160 2.902.840 Sosial E F G 1 G 2 G 3 G 4 G 5 H Sumber: Hasil perhitungan budget privat dan budget sosial Ket : Masing-masing nilai dalam satuan Rpha Angka-angka yang terdapat pada baris pertama dari tabel 18 berisi nilai-nilai yang dihitung berdasarkan harga privat harga aktual yang terjadi di pasar. Penerimaan pada tingkat harga privat sebesar Rp 9.036.000,- A, biaya input tradable pada tingkat harga privat sebesar Rp 1.087.160,- B, biaya faktor domestik untuk tenaga kerja, pupuk organik, modal dan lahan pada tingkat harga privat, masing-masing sebesar Rp 3.227.500,- C 1 , Rp 150.000,- C 2 , Rp 450.000,- C 3 , Rp 1.400.000,- C 4 dan Rp 320.160 C5, sedangkan keuntungan privatnya sebesar Rp 2.762.540,- D. Angka-angka yang terdapat pada baris kedua tabel 18 berisikan angka-angka budget yang dinilai berdasarkan harga sosial harga yang akan menghasilkan alokasi terbaik dari sumberdaya. Penerimaan yang dihitung dengan harga sosial penerimaan sosial adalah Rp 9.789.000,- E, biaya input tradable pada tingkat harga sosial sebesar Rp 1.616.660,- F, biaya faktor domestik untuk tenaga kerja, pupuk organik, modal dan lahan pada harga sosial, masing-masing adalah sebesar Rp 3.227.500,- G 1 , Rp 150.000,- G 2 , Rp 450.000,- G 3 dan Rp 1.400.000,- G 4 , Rp 320.160,- G 5 , sedangkan keuntungan usahatani tembakau aseli pada tingkat harga sosial adalah Rp 2.902.840,- H. Hasil pengolahan data primer struktur usahatani tembakau aseli dilahan perbukitan Desa Simongagrok, Kecamatan Dawarblandong Kabupaten Mojokerto disajikan pada tabel 19 sebagai berikut: Tabel 19. Hasil Perhitungan Policy Analysis Matrix PAM Lahan Perbukitan Biaya Faktor Domestik Penerimaan Input Tradable Tenaga Kerja Organik Modal Lahan Bibit Keuntungan 11.844.000 741.367.5 5.077.500 43.650 430.000 1.000.000 291.167 3.834.633 Privat A B C 1 C 2 C 3 C 4 C 5 D 12.690.000 884.627.5 5.077.500 43.650 430.000 1.000.000 291.167 4.430.333.5 Sosial E F G 1 G 2 G 3 G 4 G 5 H Sumber: Hasil perhitungan budget privat dan budget sosial Ket : Masing-masing nilai dalam satuan Rpha Angka-angka yang terdapat pada baris pertama dari tabel 19 berisi nilai-nilai yang dihitung berdasarkan harga privat harga aktual yang terjadi di pasar. Penerimaan pada tingkat harga privat sebesar Rp 11.844.000,- A, biaya input tradable pada tingkat harga privat sebesar Rp 749.617.5,- B, biaya faktor domestik untuk tenaga kerja, pupuk organik, modal dan lahan pada tingkat harga privat, masing-masing sebesar Rp 4.938.667,- C 1 , Rp 50.450,-C 2 , Rp 430.000,- C 3 , Rp 1.000.000,- C 4 dan Rp 291.167,- C 5 , sedangkan keuntungan privatnya sebesar Rp 3.834.633,- D. Angka-angka yang terdapat pada baris kedua tabel 19 berisikan angka-angka budget yang dinilai berdasarkan harga sosial harga yang akan menghasilkan alokasi terbaik dari sumberdaya. Penerimaan yang dihitung dengan harga sosial penerimaan sosial adalah Rp 12.690.000,- E, biaya input tradable pada tingkat harga sosial sebesar Rp 876.377.5,- F, biaya faktor domestik untuk tenaga kerja, pupuk organik, modal dan lahan pada harga sosial, masing-masing adalah sebesar Rp 4.938.667,- G 1 , Rp 50.450,- G 2 , Rp 430.000,- G 3 , Rp 1.000.000,- G 4 dan Rp 291.167,- G 5 sedangkan keuntungan usahatani tembakau aseli pada tingkat harga sosial adalah Rp 4.710.033,- H. Kendala yang dihadapi oleh petani tembakau aseli dalam penelitian ini untuk kedua lokasi lahan sawah dan lahan perbukitan meliputi kelangkaan distribusi pupuk untuk kegiatan usahatani tembakau dan penggunaan teknologi sederhana yang dapat menghambat proses produksi tembakau aseli.

6.4. Analisis Daya Saing Komoditas Tembakau