Definisi Operasional METODE PENELITIAN

Sistem usahatani bersifat kompetitif jika PCR 1. Semakin kecil nilai PCR berarti semakin kompetitif. Untuk menjawab keunggulan komparatif digunakan model sebagai berikut: Rasio Biaya Sumberdaya Domestik Domestic Resource Cost Ratio: DRCR dimana: E = penerimaan sosial F = biaya sosial untuk input tradable G= biaya sosial untuk faktor domestik Sistem usahatani memiliki keunggulan komparatif jika DRCR 1. Semakin kecil nilai DRCR berarti sistem usahatani semakin efisien dan mempunyai keunggulan komparatif semakin tinggi.

4.5. Definisi Operasional

dan Pengukuran Variabel Definisi operasional dan pengukuran variabel untuk penelitian ini adalah: 1. Daya saing komoditas tembakau aseli adalah kemampuan komoditas tembakau aseli untuk mampu bertahan hidup dalam menghadapi persaingan dan diproduksi secara efisien di Kabupaten Mojokerto. 2. Keunggulan komparatif tembakau aseli adalah keunggulan yang dimiliki komoditas aseli yang diproduksi secara lebih efisien dalam penggunaan sumberdaya domestik di tingkat harga sosial. 3. Keunggulan kompetitif tembakau aseli adalah keunggulan yang dimiliki komoditas tembakau aseli yang diproduksi secara lebih efisien dalam penggunaan sumberdaya domestik di tingkat harga privat. ………………………………………………….. 4. Penerimaan private A adalah hasil produksi dari usahatani tembakau dengan dikalikan harga satuan produksi tembakau pada harga private. 5. Biaya private untuk input tradable B usahatani tembakau aseli adalah harga aktual yang berlaku dipasar untuk digunakan di dalam memproduksi tembakau. Dalam hal ini meliputi pengunaan pupuk Rpkg dan insektisida cair Rpliter. 6. Biaya private untuk faktor domestik C usahatani tembakau aseli adalah harga aktual yang berlaku dipasar untuk digunakan di dalam memproduksi tembakau. Dalam hal ini meliputi tenaga kerja Rpjiwa, Benih Btgha, Lahan Rpha, Modal Rpha, pupuk Rpkg dan pestisida RpLiter. 7. Penerimaan sosial E adalah hasil produksi dari usahatani tembakau dengan dikalikan harga satuan produksi tembakau pada harga social. 8. Biaya sosial untuk input tradable F usahatani tembakau aseli adalah biaya yang seharusnya dibayarkan petani dalam memproduksi tembakau pada tingkat harga sosial. Dalam hal ini meliputi pengunaan pupuk Rpkg dan insektisida cair Rpliter. 9. Biaya sosial untuk faktor domestik G usahatani tembakau aseli adalah biaya yang seharusnya dibayarkan petani dalam memproduksi tembakau pada tingkat harga sosial.. Dalam hal ini meliputi tenaga kerja Rpjiwa, Benih Btgha, Lahan Rpha, Modal Rpha, pupuk Rpkg dan pestisida RpLiter. 10. Input usahatani tembakau aseli menurut Seodarmanto 2007, merupakan suatu penambahan satu unit devisa yang digunakan pada usahatani tembakau aseli untuk mendapatkan peningkatan satu unit output yang dihailkan. Input usahatani tembakau aseli dalam hal ini meliputi modal Rpha, lahan ha, tenaga kerja hrha, pupuk kgha dan pestisida cair literha. 11. Keuntungan privat adalah selisih dari pendapatan privat dan biaya privat. 12. Keuntungan sosial adalah selisih antara penerimaan sosial dengan biaya sosial. 13. Input tradable menurut Worldbank 2009 merupakan kontribusi yang diperoleh dari input yang diperdagangkan secara internasional, dengan asumsi bahan baku yang digunakan sebagian berasal dari luar negeri. Dalam hal ini meliputi pupuk Rpkg dan pestisida cair Rpliter. 14. Faktor domestik menurut Wolrdbank 2009 merupakan penggunaan sumber daya yang secara domestik lokal dan input yang diperdagangkan secara domestik, dengan asumsi bahan baku yang digunakan dapat diperoleh secara domestik lokal. Dalam hal ini meliputi penggunaan tenaga kerja Rpjiwa, Benih Btgha, Lahan Rpha, Modal Rpha, pupuk Rpkg dan pestisida RpLiter.

V. KEADAAN UMUM DAERAH