Identitas Policy Analisys Matrik PAM

koordinasi vertikal sehingga produk akhir dapat dijamin dan disesuaikan preferensi konsumen akhir.

2.5. Matrix Analisis Kebijakan atau

Policy Analysis Matrix PAM Matriks Analisis Kebijakan PAM adalah suatu metode yang menganalisis dampak kebijakan yang mempengaruhi output maupun input. Menurut Pearson, dkk 2005 “PAM juga memberikan informasi dasar baseline information yang penting bagi Benefit-Cost Analysis untuk kegiatan investasi di bidang pertanian”. PAM merupakan metode untuk membantu para pengambil keputusan menelaah tiga isu sentral analisis kebijakan pertanian, antara lain: daya saing, efisiensi dan teknologi terhadap efisiensi. Penelaahan tiga isu tersebut digunakan untuk mencapai tiga tujuan utama yang pada hakekatnya memberikan informasi dan analisis untuk mengambil kebijakan pertanian. Dari sebuah tabel PAM dapat menghasilkan tiga tujuan PAM antara lain: menghitung tingkat keuntungan privat, menghitung tingkat keuntungan sosial dan menghitung transfer effects. Dari berbagai macam kebijakan yang digunakan pada sektor pertanian dengan tujuan meningkatkan produktivitas pertanian, tidak semua kebijakan dapat dianalisis dampaknya dengan menggunakan metode PAM. Menurut Pearson, dkk 2007 “… dampak kebijakan harga maupun kebijakan investasi pertanian dapat dikaji melalui satu pendekatan yang sama yaitu Policy Analysis Matrix PAM”.

2.5.1. Identitas Policy Analisys Matrik PAM

Matriks PAM terdiri atas dua identitas, identitas tingkat keuntungan profitability identity dan identitas penyimpangan divergences identity. Identitas keuntungan adalah hubungan perhitungan lintas kolom dari matriks. Keuntungan didefinisikan sebagai pendapatan dikurangi biaya. Semua angka di bawah kolom bernama “profits” dengan sendirinya identik dengan selisih antara kolom yang berisi “revenue” dan kolom yang berisi “costs” termasuk di dalamnya biaya input tradable dan faktor domestik. Identitas penyimpangan divergences identity adalah hubungan lintas baris dari matriks. Divergensi menyebabkan harga privat suatu komoditas berbeda dengan harga sosialnya. Divergensi meningkat, baik karena pengaruh kebijakan yang menyimpang, yang menyebabkan harga privat berbeda dengan harga sosialnya, atau karena kekuatan pasar gagal menghasilkan harga efisien. Semua angka pada baris ketiga didefinisikan sebagai “effects of divergences” yang sama dengan selisih antara angka pada baris pertama dinilai dengan harga privat private prices, dan angka pada baris kedua dinilai dengan harga sosial social prices. a. Identitas Keuntungan Profitability Identity Privat Angka-angka yang terdapat pada baris pertama pada Tabel 1 yang berisikan nilai-nilai yang dihitung berdasarkan harga privat harga aktual yang terjadi di pasar. Huruf A adalah simbol untuk pendapatan pada tingkat harga privat, huruf B adalah simbol untuk biaya input tradable pada tingkat harga privat. Huruf C adalah simbol biaya sosial domestik pada tingkat harga privat dan huruf F adalah simbol keuntungan privat. Dalam PAM, pendapatan dan biaya privat simbol A, B dan C didasarkan pada data yang diperoleh dari usahatani. Simbol D keuntungan privat diperoleh dengan menerapkan identitas keuntungan. Menurut kaidah identitas tersebut, D identik dengan A – B + C. Jadi, keuntungan privat adalah selisih dari pendapatan privat dengan biaya privat. Perhitungan keuntungan privat dari data budget usahatani dan pengolahan hasil dilakukan untuk mengukur daya saing. Oleh karena itu, salah satu dampak penting dari kebijakan pertanian dapat ditunjukkan oleh baris pertama Tabel 1 PAM. Tabel 1. Matriks Analisis Kebijakan Policy Analysis Matrix Biaya Harga Penerimaan Input Tradable Faktor Domestik Keuntungan Privat A B C D = A - B - C Sosial E F G H = E - F - G Sumber: Aplikasi Policy Analysis Matrix Pada Pertanian Indonesia, Scott Pearson dkk. Ket : A= Penerimaan Private B= Biaya Private Untuk Input Tradable C= Biaya Private Unutuk Faktor Domestik D = Keuntungan privat E= Penerimaan Sosial F= Biaya Sosial Untuk Input Tradable G= Biaya Sosial Untuk Faktor Domestik H = Keuntungan sosial b. Identitas Keuntungan Profitability Identity Sosial Angka-angka pada baris kedua Tabel 1. berisi angka-angka budget yang dinilai dengan harga sosial harga yang akan menghasilkan alokasi terbaik dari sumber daya dan dengan sendirinya menghasilkan pendapatan tertinggi. Huruf E adalah simbol pendapatan yang dihitung dengan harga sosial pendapatan sosial, huruf F adalah simbol biaya input tradable sosial. Huruf G adalah simbol biaya faktor domestik sosial dan huruf L adalah simbol keuntungan sosial. Pendapatan dan biaya pada tingkat harga sosial G, H dan I didasarkan pada estimasi the social opportunity costs dari komoditas yang diproduksi dan input yang digunakan. Estimasi harga sosial ini kemudian dikalikan dengan jumlah output maupun input yang digunakan yang juga digunakan untuk menghitung biaya maupun keuntungan privat pada baris pertama Tabel PAM. Simbol H diperoleh dengan menggunakan identitas keuntungan, yaitu H = E – F + G. Dengan demikian, keuntungan sosial adalah selisih antara penerimaan sosial social revenue dengan biaya sosial social costs. Perhitungan keuntungan sosial dilakukan dengan mengalikan estimasi harga sosial dan input-output fisik untuk mengukur tingkat efisiensi sistem usahatani. Harga sosial harga efisiensi untuk input maupun output tradable adalah harga internasional untuk barang yang sejenis comparable, harga impor untuk komoditas impor, dan harga ekspor untuk komoditas ekspor. Nilai efisiensi social opportunity costs untuk memproduksi satu ton komoditas impor misalnya, beras untuk Indonesia adalah jumlah devisa yang dihemat karena tidak mengimpor satu ton beras. Begitu juga dengan social opportunity cost untuk memproduksi satu ton komoditas ekspor misalnya, minyak sawit untuk Indonesia adalah jumlah devisa yang diperoleh dengan mengekspor satu ton komoditas ekspor tersebut. Harga sosial harga efisiensi untuk sosial domestik juga diestimasi dengan prinsip social opportunity cost. Namun, karena sosial domestik tidak diperdagangkan secara internasional tidak memiliki harga internasional, maka social opportunity cost- nya diestimasi melalui pengamatan lapangan atas pasar sosial domestik di pedesaan. Tujuannya, untuk mengetahui besarnya output atau pendapatan yang hilang karena penggunaan sosial domestik untuk memproduksi komoditas tersebut misalnya beras dibandingkan jika digunakan untuk alternatif terbaiknya the next best alternative commodity, misalnya kedelai atau tebu. c. Input Penelitian Untuk Efisiensi Dan Analisis Kebijakan Input penelitian dari analisis PAM berisi sel-sel dengan simbol A, B, C, E, F dan G. Sebagian besar input diperoleh dari berbagai aktivitas usahatani budidaya, pemasaran dan pengolahan. Data pendapatan privat A dan biaya privat B dan C umumnya diperoleh langsung dari data pendapatan dan biaya budget usahatani. Data budget ini bersumber dari data sekunder atau dari data primer. Nilai pendapatan sosial E dan biaya input tradable F sebagian diperoleh dari data budget usahatani, lainnya diperoleh dari dokumen pemerintah atau dari sektor industri. Informasi tentang hubungan input-output fisik jumlah input per hektar atau per ton output dianggap sama antara privat dan sosial. Namun, harga sosial akan berbeda dengan harga privat apabila terdapat kebijakan distortif dan kegagalan pasar penyebab terjadinya divergensi. Harga sosial untuk output dan input tradable adalah harga impor maupun ekspor. Data harga sosial diperoleh dari publikasi atau statistik perdagangan internasional dari lembaga-lembaga internasional World Bank. Nilai sosial untuk faktor domestik G tidak bisa diperoleh secara langsung di lapangan atau dari dokumen pemerintah karena tidak ada harga internasional untuk faktor ini, namun harus dicari melalui pengkajian pasar faktor domestik. Observasi pasar ini untuk mengetahui terjadi divergensi pada masing-masing pasar faktor domestik. Apakah ada kebijakan yang distorsif atau kegagalan pasar yang terjadi? Oleh karena itu, nilai untuk divergensi faktor domestik K menjadi sebuah input penelitian yang digunakan untuk menduga harga sosial faktor domestik dengan mengurangkannya dari harga faktor domestik privat baris pertama. PAM diperoleh dengan menggunakan prinsip-prinsip identitas keuntungan dan identitas divergensi yang diperoleh secara langsung dengan menghitung perbedaan atau selisih dari berbagai nilai dari tiga input penelitian, yaitu: Pertama, keuntungan privat D dan keuntungan sosial H. Diperoleh dengan menggunakan identitas keuntungan pendapatan dikurangi biaya, sama dengan keuntungan. Keuntungan privat D mengukur daya saing, sama dengan pendapatan privat A dikurangi biaya privat biaya input tradable B dan biaya faktor domestik C. Sama halnya dengan keuntungan privat, keuntungan sosial H mengukur efisiensi, adalah pendapatan sosial E dikurangi biaya sosial biaya input tradable F dan biaya faktor domestik tenaga G. Tetapi, perhitungan keuntungan sosial baru bisa dilakukan bila nilai faktor domestik sosial G, yang juga merupakan sebuah hasil penelitian telah diketahui. Kedua, output transfer dan input tradable transfer. Diperoleh dengan menerapkan identitas divergensi harga privat dikurangi harga sosial. Output transfer, mengukur implisit pajak atau subsidi atas output, sama dengan pendapatan privat A dikurangi pendapatan sosial E. Juga transfer input tradable J mengukur implisit pajak atau subsidi atas input tradable, sama dengan biaya input tradable privat B dikurangi biaya input tradable sosial F. Ketiga, harga sosial faktor domestik dan net transfer. Harga sosial faktor domestik diperoleh dengan mengurangi harga faktor domestik privat C dengan divergensi, menyebabkan timbulnya transfer masing-masing faktor domestik. Selanjutnya, net transfer atau transfer bersih, dihitung dengan identitas keuntungan. Net transfer dapat diartikan sebagai dampak bersih dari seluruh divergensi. Atau, selisih antara keuntungan privat dengan keuntungan sosial. Hasil ini menunjukkan kebijakan distorsif dan kegagalan pasar secara implisit mensubsidi sistem usahatani mentransfer sumberdaya ke dalam sistem atau membebani dengan pajak.

2.6. Analisis Rasio