1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang penting dan pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik. Matematika diajarkan dimulai dari Sekolah Dasar SD
hingga kadang sampai di perguruan tinggi. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan KTSP tahun 2006, ”matematika merupakan ilmu universal yang mendasari
perkembangan tehnologi modern, yang mempunyai peranan penting dalam berbagai sikap disiplin dan memajukan daya pikir manusia
”. Oleh sebab itu, matematika haruslah diajarkan sejak Sekolah Dasar.
Permasalahan yang ditemukan dalam penelitian ini adalah tentang rendahnya daya serap siswa kelas III pada mata pelajaran matematika dalam materi pecahan sederhana.
Hal ini dibuktikan dengan lebih dari 60 dari 22 siswa pada tahun 20132014 tidak mencapai KKM yang ditentukan yaitu 70. Pada tahun ajaran 20132014 terdapat 17 siswa
yang tidak mencapai KKM. Hal ini menunjukkan rendahnya daya serap siswa yang berdampak pada prestasi belajar siswa.
Berdasarkan observasi pada tanggal 01 Mei 2014 guru memberikan pelajaran kepada siswa masih menggunakan metode yang bersifat konvensional, sehingga peserta
didik tidak dapat berpartisipasi secara aktif. Pembelajaran itu berpusat pada guru dan guru mendominasi kelas dengan menggunakan metode ceramah di dalam kelas. Guru dijadikan
sebagai sumber segala informasi sehingga dalam pembelajaran matematika siswa hanya menunggu hasil akhir dari penyelesaian yang berasal dari guru. Peserta didik tidak
diberikan kesempatan untuk bertanya dan berdiskusi dengan temannya, sehingga peserta
didik tidak dapat berkembang secara mandiri melalui penemuan dan proses berpikirnya.
Berdasarkan permasalahan yang ditemukan oleh peneliti, sebagai alternatif pembelajaran yang inovatif yang diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
kelas III SD Karitas penerapan model pembelajaran pecahan sederhana dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD Student Teams-Achievement Division pada mata
pelajaran matematika. Salah satu metode pembelajaran yang sesuai dengan karateristik siswa SD tersebut adalah metode kerja kelompok dalam model pembelajaran kooperatif
tipe STAD. Metode kerja kelompok memiliki kelebihan dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain. Kelebihan dari metode kerja kelompok model pembelajaran
kooperatif tipe STAD ini adalah 1dengan kerja kelompok dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk menggunakan ketrampilan bertanya dan membahas sesuatu
masalah; 2dapat memberikan kesempatan pada para siswa untuk lebih intensif mengadakan
penyelidikan mengenai
sesuatu kasus
atau masalah;
3dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan ketrampilan berdiskusi; 4dapat
memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai individu serta kebutuhan belajar. Berdasarkan penjelasan tersebut saya sebagai peneliti percaya bahwa model
pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi siswa kelas III SD
Karitas pada mata pelajaran Matematika dalam materi pecahan sederhana.
B. Pembatasan Masalah