Peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPS menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas V B SD Negeri Denggung.
viii ABSTRAK
Setyabudi, Yohanes Norman. 2015. Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar IPS Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Siswa Kelas V B SD Negeri Denggung. (Skripsi). Yogyakarta. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya motivasi dan prestasi belajar siswa kelas V B SD Negeri Denggung. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui bagaimana upaya peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPS menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD; (2) mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan motivasi belajar dalam mata pelajaran IPS; dan (3) mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar dalam mata pelajaran IPS pada siswa kelas V B SD Negeri Denggung tahun ajaran 2014/2015.
Jenis Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V B SD Negeri Denggung tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 26 siswa. Objek penelitian ini adalah peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, lembar pengamatan motivasi dan tes. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) upaya meningkatkan motivasi dan prestasi belajar IPS menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD telah dapat dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut: menentukan skor awal, pembentukan kelompok, penyampaian materi oleh guru, kegiatan belajar dalam kelompok, pemberian kuis, dan pemberian penghargaan kepada kelompok; (2) penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan motivasi belajar IPS pada siswa kelas V B SD Negeri Denggung tahun ajaran 2014/2015. Hal ini dapat dilihat dari kondisi awal rata-rata motivasi belajar siswa sebesar 58,46 (cukup) pada siklus I meningkat menjadi 67,41 (tinggi) kemudian pada siklus II meningkat menjadi 85,59 (sangat tinggi); (3) penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari kondisi awal rata-rata nilai ulangan siswa sebesar 65,06 dengan persentase pencapaian KKM sebesar 41,39%, pada siklus I menjadi 69,80 dengan persentase pencapaian KKM 61,53%, kemudian pada siklus II menjadi 79,80 dengan persentase pencapaian KKM 76,92%.
Kata kunci: Motivasi Belajar, Prestasi Belajar, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.
(2)
ix ABSTRACT
Setyabudi, Yohanes Norman. 2015. Increased Motivation and Learning Achievement Social Studies Using STAD Cooperative Learning Model in Grade VB, Denggung Elementary School.(Essay). Yogyakarta. Education Courses Elementary School Teacher,Majoring in Science Education, Teacher and Science Education Faculty of Sanata DharmaUniversity.
The backgrounds of this research were student low motivation and student achievement in grade VB, Denggung Elementary School. This research aims to (1) determine efforts to increase motivation and achievement social studies using STAD cooperative learning model; (2) determine the use of cooperative learning model STAD can increase the motivation to learn in social studies; and (3) determine whether the use of cooperative learning model STAD can increase learning achievement in social studies in grade VB, Denggung elementary school 2014/2015 school year.
This type of research is the Classroom Action Research (CAR). The subjects were students of grade VB, Denggung Elementary School 2014/2015 school year, with 26 students. The object of this study is increasing student motivation and learning achievement in social studies. The instrument used in this study was a questionnaire, observation sheets motivation and test. Data analysis techniques used in this research is quantitative descriptive analysis.
The results showed that (1) efforts to increase motivation and achievement social studies using STAD cooperative learning model has been carried out with the following steps: determining the initial score, the formation of the group, the delivery of materials by teachers, learning in groups, giving quizzes, and giving reward for group; (2) the application of STAD cooperative learning can increase students' motivation to learn social studies in grade VB, Denggung elementary school 2014/2015 school year. It can be seen from the initial conditions of the average student motivation at 58.46 (enough) in the first cycle increased to 67.41 (high) and then on the second cycle increased to 85.59 (very high); (3) the implementation of STAD cooperative learning can increase student achievement. It can be seen from the initial conditions of the average test scores of students at 65.06 with a percentage of 41.39% KKM achievement, the first cycle to 69.80 with a percentage of 61.53% KKM achievement, then in the second cycle to 79, 80 with a percentage of 76.92% KKM achievement.
Key Word : Learning Motivation, Learning Achievement, STAD Cooperative Learning Model
(3)
PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS V B
SD NEGERI DENGGUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun Oleh: Yohanes Norman Setyabudi
NIM : 111134186
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2015
(4)
i
PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS V B
SD NEGERI DENGGUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun Oleh: Yohanes Norman Setyabudi
NIM : 111134186
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2015
(5)
(6)
SKRIPSI
PENINGKATATI MOTTVASI DA}t
PRESTASI
BELAJAR
IPSMENGGT'NAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPESTAD
PADA SISWA
KELAS V
B
SD
I\EGERI
DENGGTING
Dipersiapkan dan ditulis oleh: Yohanes Norman Setyabudi
NIM : 1l1134186
Telah dipertahankan di hadapan Panitia Penguji pada tangg al 23 Marct 201 5
dan dinyatakan telah memenutri syarat Susunan Panitia Penguj
i
Nama LengkapKefua
: Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. Sekertaris : Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd.Anggota
1
: Dre. Y.B. Adimassanq M.A.Anggota
2
: Agnes HerlinaDwi H., S.Si., M.T., M.Sc. Anggota3
: Drs. Paulus Wahana" M.Hum.Yogyakart4 23 Maret 201 5
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pondidikan Universitas Sanata Dharma
(7)
iv
PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur saya persembahkan karya ini untuk:
Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu menyertai perjalanan hidup saya.
Orang tua saya Bapak Nasarius Suwito dan Ibu Elisabeth T Sulistiyawati yang senantiasa selalu memberikan dukungan baik secara moral maupun material serta tidak pernah berhenti berdoa untuk saya.
Kakak saya Maria Mahdalena Budi Utami dan Veronica Ariani Sinta Dewi.
My beloved Ika Rahmawati Dewi.
Kakak ipar saya Valentinus Slamet Suyatno dan keponakan tersayang Carrolous Jonas Rafael.
(8)
v MOTTO
To get a success, your courage must be greater than your
fear
(9)
PERNYATAAI{ KEASLIAN KARYA
Sala rren5ratakim demgan scsmsgubnlaa bahwa skripsi yang say4 tulis ini
tidak rcmuat karya atau bagian karya orang hfut, kecuali
png
telah disebutkan dalam kuttpan ctan daftar p.ustaka sebagaham hyakrya kar5a ilmiahi
1r i
l I
(10)
LEMBAR PER}IYATAAI\ PERSETUJUAI\T PI]BLIKASI KARYA ILMIAH T]NTTJI( KEPENTINGAI\ AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Yohanes Norman Setyabudi
NIM
:111134186Demi
pengembanganilmu
pengetahuan, saya memberikan kepadaPerpustakaan universitas sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: ..PENINGKATAI\
MOTIVASI DAI\T PRESTASI
BELAJAR
IPS MENGGT]NAKAI\ MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIT' TIPE STAI) PADA SISWA KELAS V B SD I\EGERI DENGGTING'
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyrmpar\ untuk mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan s@ara terbatas, dan mernpublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nalna saya sebagai penulis:
Demikianpernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yo gyakarta, 23 Maret 201 5
onnan Setyabudi
(11)
viii ABSTRAK
Setyabudi, Yohanes Norman. 2015. Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar IPS Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Siswa Kelas V B SD Negeri Denggung. (Skripsi). Yogyakarta. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya motivasi dan prestasi belajar siswa kelas V B SD Negeri Denggung. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui bagaimana upaya peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPS menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD; (2) mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan motivasi belajar dalam mata pelajaran IPS; dan (3) mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar dalam mata pelajaran IPS pada siswa kelas V B SD Negeri Denggung tahun ajaran 2014/2015.
Jenis Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V B SD Negeri Denggung tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 26 siswa. Objek penelitian ini adalah peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, lembar pengamatan motivasi dan tes. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) upaya meningkatkan motivasi dan prestasi belajar IPS menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD telah dapat dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut: menentukan skor awal, pembentukan kelompok, penyampaian materi oleh guru, kegiatan belajar dalam kelompok, pemberian kuis, dan pemberian penghargaan kepada kelompok; (2) penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan motivasi belajar IPS pada siswa kelas V B SD Negeri Denggung tahun ajaran 2014/2015. Hal ini dapat dilihat dari kondisi awal rata-rata motivasi belajar siswa sebesar 58,46 (cukup) pada siklus I meningkat menjadi 67,41 (tinggi) kemudian pada siklus II meningkat menjadi 85,59 (sangat tinggi); (3) penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari kondisi awal rata-rata nilai ulangan siswa sebesar 65,06 dengan persentase pencapaian KKM sebesar 41,39%, pada siklus I menjadi 69,80 dengan persentase pencapaian KKM 61,53%, kemudian pada siklus II menjadi 79,80 dengan persentase pencapaian KKM 76,92%.
Kata kunci: Motivasi Belajar, Prestasi Belajar, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.
(12)
ix ABSTRACT
Setyabudi, Yohanes Norman. 2015. Increased Motivation and Learning Achievement Social Studies Using STAD Cooperative Learning Model in Grade VB, Denggung Elementary School.(Essay). Yogyakarta. Education Courses Elementary School Teacher,Majoring in Science Education, Teacher and Science Education Faculty of Sanata DharmaUniversity.
The backgrounds of this research were student low motivation and student achievement in grade VB, Denggung Elementary School. This research aims to (1) determine efforts to increase motivation and achievement social studies using STAD cooperative learning model; (2) determine the use of cooperative learning model STAD can increase the motivation to learn in social studies; and (3) determine whether the use of cooperative learning model STAD can increase learning achievement in social studies in grade VB, Denggung elementary school 2014/2015 school year.
This type of research is the Classroom Action Research (CAR). The subjects were students of grade VB, Denggung Elementary School 2014/2015 school year, with 26 students. The object of this study is increasing student motivation and learning achievement in social studies. The instrument used in this study was a questionnaire, observation sheets motivation and test. Data analysis techniques used in this research is quantitative descriptive analysis.
The results showed that (1) efforts to increase motivation and achievement social studies using STAD cooperative learning model has been carried out with the following steps: determining the initial score, the formation of the group, the delivery of materials by teachers, learning in groups, giving quizzes, and giving reward for group; (2) the application of STAD cooperative learning can increase students' motivation to learn social studies in grade VB, Denggung elementary school 2014/2015 school year. It can be seen from the initial conditions of the average student motivation at 58.46 (enough) in the first cycle increased to 67.41 (high) and then on the second cycle increased to 85.59 (very high); (3) the implementation of STAD cooperative learning can increase student achievement. It can be seen from the initial conditions of the average test scores of students at 65.06 with a percentage of 41.39% KKM achievement, the first cycle to 69.80 with a percentage of 61.53% KKM achievement, then in the second cycle to 79, 80 with a percentage of 76.92% KKM achievement.
Key Word : Learning Motivation, Learning Achievement, STAD Cooperative Learning Model
(13)
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penyusunan skripsi ini dalam rangka untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, dengan judul skripsi.
“Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar IPS Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Siswa Kelas V B SD Negeri
Denggung”
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik, tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Rohandi, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. selaku Kaprodi PGSD. 3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Wakaprodi PGSD.
4. Drs. YB Adimassana, M.A. selaku dosen pembimbing I yang telah membimbing peneliti dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Agnes Herlina Dwi H., S.Si., M.T., M.Sc. selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing peneliti dalam penyelesaian skripsi ini.
(14)
xi
6. Drs. Paulus Wahana, M.Hum. selaku dosen penguji yang telah menguji skripsi yang telah ditulis peneliti.
7. Dra. Sri Susilowati, M.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Negeri Denggung yang telah memberikan ijin penelitian kepada peneliti.
8. Ari Trisnawati, S.Pd. selaku guru kelas V B SD Negeri Denggung yang telah memberikan banyak bantuan selama penelitian di sekolah.
9. Para guru SD Negeri Denggung yang telah meluangkan waktu dan membantu peneliti menyelesaikan skripsi ini.
10. Siswa/siswi SD Negeri Denggung tahun ajaran 2014/2015 yang telah memberikan waktu dan kerjasama yang baik selama penelitian berlangsung. 11. Para dosen Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang penuh kesabaran mendidik dan membimbing peneliti selama menempuh kuliah.
12. Teman-teman PPL yang telah membantu dan berbagi dalam penyusunan skripsi serta pelaksanaan penelitian.
13. Teman-teman PGSD angkatan 2011 khususnya kelas B, berjuang dalam suka dan duka bersama menempuh pendidikan di PGSD.
14. Orang tua saya Bapak Nasarius Suwito dan Ibu Elisabeth T Sulistiyawati. 15. Kakak saya Maria Mahdalena Budi Utami dan Veronica Ariani Sinta Dewi. 16. Ika Rahmawati Dewi yang selalu memberi bantuan dan semangat.
17. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bimbingan, dukungan, dan perhatian, terimakasih untuk semuanya.
(15)
Penulis meryadari battwa kar1la ini maaih jauh
dri
sempums. Oleh karena itu,poreliti berharap saran dan
kritk
yang membangun dari berbagai pihak,*rk
pertaikan rcrnrju kesempurman karJa
ini
Semoga kary ini bermanfrat bagi duniapendidikan
Yo gyakarta, 23 Mard, 201 5
Pentrts,
(16)
xiii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 3
C. Batasan Masalah ... 4
D. Rumusan Masalah ... 4
E. Tujuan ... 4
F. Manfaat ... 5
(17)
xiv
BAB II LANDASAN TEORI ... 7
A. Kajian Pustaka ... 7
1. Motivasi Belajar ... 7
2. Prestasi Belajar ... 9
3. Pembelajaran Kooperatif ... 11
4. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 13
5. IPS ... 16
B. Penelitian Lain Yang Relevan... 18
C. Kerangka Berpikir ... 21
D. Hipotesis Tindakan ... 22
BAB III METODE PENELITIAN ... 24
A. Jenis Penelitian ... 24
B. Setting Penelitian... 26
C. Rencana Penelitian ... 27
D. Teknik Pengumpulan Data... 33
E. Instrumen Penelitian ... 34
F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 38
1. Validitas ... 38
2. Reliabilitas ... 43
G. Teknik Analisis Data ... 44
1. Perhitungan Motivasi dan Prestasi Belajar ... 44
(18)
xv
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48
A. Hasil Penelitian ... 48
1. Proses Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 48
2. Data Motivasi ... 67
3. Data Prestasi Belajar Siswa ... 72
B. Pembahasan... 76
1. Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD ... 76
2. Peningkatan Motivasi Belajar Siswa ... 78
3. Peningkatan Prestasi Belajar ... 84
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 91
A. Kesimpulan ... 91
B. Keterbatasan Penelitian ... 93
C. Saran ... 93
DAFTAR PUSTAKA ... 94
(19)
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian... 27
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Motivasi Belajar Siswa ... 35
Tabel 3.3 Pedoman Penskoran Kuesioner Motivasi ... 35
Tabel 3.4 Instrumen Kuesioner Motivasi Belajar... 35
Tabel 3.5 Instrumen Pengamatan Motivasi Siswa ... 36
Tabel 3.6 Kriteria Skor Motivasi Belajar ... 37
Tabel 3.7 Kisi-Kisi Soal Siklus I ... 37
Tabel 3.8 Kisi-Kisi Soal Siklus II ... 38
Tabel 3.9 Kriteria Validasi Perangkat Pembelajaran ... 39
Tabel 3.10 Hasil Perhitungan Validasi Perangkat Pembelajaran ... 40
Tabel 3.11 Kriteria Validasi Lembar Observasi ... 41
Tabel 3.12 Hasil Perhitungan Validasi Lembar Observasi ... 41
Tabel 3.13 Kriteria Validasi kuesioner ... 42
Tabel 3.14 Hasil Perhitungan Validasi kuesioner ... 42
Tabel 3.15 Kriteria Reliabilitas Instrumen ... 43
Tabel 3.16 Target Kriteria Keberhasilan ... 47
Tabel 4.1 Pengamatan Motivasi Kondisi Awal ... 67
Tabel 4.2 Data Kuesioner Kondisi Awal ... 68
Tabel 4.3 Hasil Rata-rata Motivasi Siswa Kondisi Awal ... 69
Tabel 4.4 Data Observasi Siklus I ... 69
Tabel 4.5 Data Kuesioner Siklus I ... 69
(20)
xvii
Tabel 4.7 Data Observasi Siklus II ... 71
Tabel 4.8 Data Kuesioner Siklus II ... 71
Tabel 4.9 Hasil Rata-Rata Motivasi Siswa Siklus II ... 72
Tabel 4.10 Daftar Nilai Kondisi Awal ... 72
Tabel 4.11 Data Nilai Siswa Siklus I ... 74
Tabel 4.12 Data Nilai Siswa Siklus II... 75
Tabel 4.13 Hasil Keseluruhan Kuesioner Motivasi Belajar ... 79
Tabel 4.14 Data Presentase Kriteria Kuesioner Siklus I ... 80
Tabel 4.15 Data Presentase Kriteria Kuesioner Siklus II ... 81
Tabel 4.16 Rata-rata Motivasi Belajar Siswa ... 82
Tabel 4.17 Hasil Peningkatan Motivasi Belajar ... 83
Tabel 4.18 Data Keseluruhan Prestasi Belajar Siswa ... 84
Tabel 4.19 Hasil Peningkatan Prestasi Belajar Siswa ... 87
(21)
xviii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Bagan Penelitian yang Relevan ... 21
Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 25
Gambar 4.1 Presentase Kuesioner Siklus I ... 81
Gambar 4.2 Presentase Kuesioner Siklus II ... 82
Gambar 4.3 Peningkatan Motivasi Siswa ... 83
Gambar 4.4 Presentase Pencapaian KKM Kondisi Awal ... 85
Gambar 4.5 Presentase Pencapaian KKM Siklus I... 86
Gambar 4.6 Presentase Pencapaian KKM Siklus II ... 87
Gambar 4.7 Presentase Jumlah Siswa Yang Mencapai Nilai KKM ... 88
Gambar 4.8 Peningkatan Prestasi Belajar Siswa ... 89
(22)
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman LAMPIRAN ISurat Ijin Penelitian ... 96
LAMPRAN II Validasi Instrumen ... 99
LAMPRAN III Validasi Perangkat Pembelajaran ... 104
LAMPRAN IV Lembar Kuesioner dan Observasi ... 113
LAMPRAN V Data Nilai Siswa Tahun Ajaran 2013/2014 ... 119
LAMPRAN VI Data Presentase Nilai IPS Kondisi Awal ... 127
LAMPRAN VII Perangkat Pembelajaran Siklus I ... 156
LAMPIRAN VIII Perangkat Pembelajaran Siklus II ... 188
LAMPRAN IX Kisi-kisi Soal Evalaluasi Sebelum Uji Coba ... 191
LAMPRAN X Soal Evaluasi... 205
LAMPRAN XI Soal Kuis ... 210
LAMPRAN XII Hasil LKS Siklus I ... 213
LAMPRAN XIII Hasil Soal Evaluasi ... 226
LAMPRAN XIV Hasil Observasi Siklus I ... 231
LAMPRAN XV Hasil Observasi Siklus II ... 242
LAMPRAN XVI Validitas dan Reliabilitas ... 253
(23)
1 BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini peneliti membahas mengenai latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang sangat kita perlukan untuk kelangsungan hidup dalam mengikuti perkembangan jaman. Pendidikan dapat diperoleh melalui lembaga formal maupun non formal. Salah satu lembaga formal dalam penyelenggaraan pendidikan adalah sekolah, di mana sekolah adalah tempat mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki oleh peserta didik, baik secara intelektual, sosial maupun moral. Sekolah tidak lepas dari suatu standar kurikulum pemerintahan untuk pencapaian tujuan belajar. Dalam pencapaian hubungan belajar yang baik, tentunya diperlukan beberapa hal yang sangat mendukungnya, salah satunya adalah proses interaksi antara guru dengan siswa. Para guru sebaiknya dapat menciptakan pengalaman belajar yang menarik dan menyenangkan sehingga siswa dapat mengembangkan potensi yang dimiliki dengan optimal. Ada banyak bidang pendidikan yang dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh siswa, salah satunya adalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang menarik karena di dalam pembelajarannya mengkaji segala sesuatu yang ada di sekitar kita. IPS adalah ilmu sosial yang mengkaji hubungan antara manusia dan
(24)
lingkungannya (Solihatin & Raharjo, 2005:14). Pembelajaran IPS bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat. Dalam mencapai tujuan tersebut, pendidik harus menggunakan model pembelajaran yang dapat memotivasi siswa selama pembelajaran karena materi yang terdapat di dalam IPS sangat luas dan banyak.
Selama ini dalam menyampaikan materi IPS guru cenderung menggunakan model pembelajaran tradisional seperti ceramah, dan pemberian tugas. Model pembelajaran tradisional ini sangat monoton, dimana siswa hanya mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru kemudian siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Hal ini berpengaruh terhadap motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Seperti yang peneliti temukan pada saat observasi tanggal 27 November 2014 di kelas V B SD Negeri Denggung, pada saat pelajaran IPS. Saat guru menyampaikan materi banyak siswa yang berbicara dengan teman sebelahnya bahkan ada siswa yang sibuk bermain. Berdasarkan pengamatan peneliti menggunakan instrumen motivasi belajar, rata-rata motivasi belajar siswa adalah 58,46 menunjukkan kriteria
“cukup”. Motivasi belajar yang hanya termasuk dalam kriteria cukup ini berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Berdasarkan data yang peneliti dapatkan dari niai ulangan tahun ajaran 2013/2014 untuk materi yang sama persentase siswa yang sudah mencapai batas KKM IPS 71 hanya 41,39%.
Berdasarkan keadaan demikian, guru harus bisa menggunakan model pembelajaran yang cocok untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa. Ada banyak model pembelajaran yang cocok untuk menumbuhkan motivasi belajar
(25)
siswa, salah satunya adalah model cooperative learning tipe STAD (Student Teams Achievement Division). Model cooperative learning tipe STAD ini, melibatkan siswa mengikuti pembelajaran di dalam sebuah kelompok. Dengan terbentuknya beberapa kelompok di dalam kelas, setiap kelompok berusaha bersaing dengan kelompok lainnya untuk menjadi kelompok yang terbaik. Persaingan inilah yang menumbuhkan motivasi pada diri siswa untuk belajar dan menjadi yang terbaik. Cara untuk menentukan siapa yang terbaik adalah berdasarkan prestasi yang didapatkan. Motivasi yang tinggi untuk menjadi yang terbaik ini yang diikuti dengan persaingan untuk mendapat prestasi yang baik pula.
Dari uraian di atas, peneliti tertarik melakukan suatu penelitian tindakan kelas guna meningkatkan motivasi dan prestasi belajar IPS melalui model pembelajatan tipe STAD. Penelitian tindakan kelas yang peneliti
lakukan berjudul “Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar IPS
Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Siswa Kelas
VB SD Negeri Denggung”
B. Identifikasi Masalah
Dari judul “Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar IPS Menggunakan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Siswa Kelas VB SD Negeri
Denggung”, peneliti dapat merumuskan identifikasi masalah:
1. Model pembelajaran yang digunakan guru kurang menarik. 2. Rendahnya motivasi belajar siswa dalam pelajaran IPS. 3. Rendahnya prestasi belajar siswa pada pelajaran IPS.
(26)
C. Batasan Masalah
Peneliti membatasi permasalahan pada peningkatan motivasi dan prestasi belajar, dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pada materi sejarah perkembangan kerajaan Islam di Indonesia menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VB SD Negeri Denggung tahun ajaran 2014/2015.
D. Rumusan Masalah
a. Bagaimana upaya peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPS menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas V B SD Negeri Denggung tahun ajaran 2014/2015?
b. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan motivasi belajar dalam mata pelajaran IPS pada siswa kelas V B SD Negeri Denggung tahun ajaran 2014/2015?
c. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar dalam mata pelajaran IPS pada siswa kelas V B SD Negeri Denggung tahun ajaran 2014/2015?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
a. Untuk mengupayakan peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPS dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas V B SD Negeri Denggung tahun ajaran 2014/2015.
(27)
b. Untuk meningkatkan motivasi belajar dalam mata pelajaran IPS dan mengetahui peningkatannya pada siswa kelas V B SD Negeri Denggung tahun ajaran 2014/2015 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
c. Untuk meningkatkan prestasi belajar dalam mata pelajaran IPS dan mengetahui peningkatannya pada siswa kelas V B SD Negeri Denggung tahun ajaran 2014/2015 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
F. Manfaat Penelitian a. Bagi sekolah
Penelitian ini dapat memberikan masukan kepada sekolah bahwa penggunaan dan penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa.
b. Bagi siswa
Siswa lebih aktif dan terlibat dalam pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam mata pelajaran IPS. c. Bagi guru
Guru dapat menambah alternatif model pembelajaran supaya pembelajaran lebih bermanfaat.
d. Bagi peneliti
Peneliti dapat menerapkan, berlatih dan mengembangkan pengetahuan yang peneliti peroleh dari penelitian. Peneliti juga menambah pengalaman mengenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
(28)
G. Definisi Operasional a. Motivasi Belajar
Motivasi belajar adalah perubahan dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya reaksi untuk mencapai tujuan. Motivasi dapat dilihat dengan timbulnya perasaan senang mengikuti pelajaran, tekun dan ulet, memperhatikan guru ketika proses berlangsung.
b. Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah pencapaian skor yang diperoleh siswa setelah mengikuti tes yang mencakup aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan. Dalam penelitian ini dibatasi hanya aspek pengetahuan saja, mengingat keterbatasan waktu penelitian.
c. Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah bentuk pembelajaran dengan cara membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil yang anggotanya terdiri dari 4-6 orang secara heterogen. Siswa bekerjasama secara kolaboratif untuk mencapai tujuan bersama.
d. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah salah satu tipe dari model pembelajaraan kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota setiap kelompok 4-6 siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis dan penghargaan kelompok.
(29)
7 BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini diuraikan landasan teori yang akan digunakan untuk memecahkan masalah dalam penelitian ini. Pembahasan tentang teori terdiri dari kajian teori, penelitian yang relevan, kerangka berpikir dan hipotesis tindakan.
A. Kajian Pustaka 1. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi Belajar
Menurut Donald dalam Sardiman (2009:07), motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan adanya tujuan. Menurut KBBI (2008:930), motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu, usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan tertentu. Dalam Sardiman (2005:75) motivasi dapat juga diartikan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelak perasaan tidak suka itu.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang untuk mencapai tujuan belajar.
(30)
b. Fungsi Motivasi Belajar
Motivasi berfungsi sebagai (Hamalik, 2004:175):
1) Mendorong timbulnya kelakuan atau perbuatan artinya tanpa motivasi tidak akan timbul perbuatan seperti belajar.
2) Pengarah artinya mengarahkan perbuatan kepada pencapaian tujuan yang diinginkan.
3) Penggerak artinya kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
Sedangkan menurut Sardiman (2005:75) motivasi mempunyai 3 fungsi yaitu :
1) Mendorong manusia untuk berbuat, sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi.
2) Menentukan arah, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut
Dari kedua pendapat di atas, menunjukkan bahwa motivasi memiliki fungsi penting yaitu sebagai pendorong, penentu arah dan menyeleksi perbuatan dalam rangka memperoleh prestasi belajar yang diinginkan dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, di dalam proses pembelajaran mutlak diperlukan motivasi.
(31)
c. Ciri-ciri Orang yang Memiliki Motivasi Belajar
Motivasi yang ada pada diri setiap orang memiliki ciri-ciri sebagai berikut. Pertama, tekun menghadapi tugas. Kedua, ulet menghadapi kesulitan. Ketiga, menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah. Keempat, dapat mempertahankan pendapatnya. Kelima, senang mencari dan memecahkan masalah soal (Sardiman 2009:83)
Menurut Imron, (1988:88) ciri-ciri orang mempunyai motivasi : (a) tekun dalam menghadapi tugas atau dapat bekerja secara terus menerus dalam waktu yang lama; (b) ulet menghadapi kesulitan dan tidak mudah putus asa; (c) tidak cepat puas dengan prestasi yang diperoleh; (d) menunjukkan minat yang besar terhadap bermacam-macam masalah besar; (e) lebih suka bekerja
Berdasarkan pendapat ahli di atas, peneliti menyimpulkan ciri-ciri motivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran adalah siswa memiliki rasa senang dalam mengikuti proses pembelajaran, memiliki rasa ingin tahu terhadap pelajaran IPS, memperhatikan pelajaran ketika guru menjelaskan, tekun dan ulet dalam mengerjakan tugas, memiliki keinginan untuk menyelesaikan tugas.
2. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Menurut KBBI (2008:1101), prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan guru. Menurut Arifin (2009:12), mengemukakan bahwa prestasi
(32)
belajar dalam bahasa Belanda Adalah prestatie, yang dalam bahasa Indonesia adalah hasil belajar. Menurut Winkel (2004:167) prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan atau kemampuan seseorang yang melakukan proses belajar sesuai dengan bobot atau nilai yang berhasil diraihnya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah penguasaan atau kertampilan seseorang dalam melakukan proses belajar yang dikembangkan melalui mata pelajaran berupa tes untuk menentukan hasil belajar.
b. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Mahmud (1990:84-87) berpendapat bahwa prestasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
1) Faktor Internal (motivasi dan keyakinan) 2) Faktor Eksternal (kesempatan)
Sukmadinata (2003:162) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar sebagai berikut:
1) Faktor-faktor dalam diri individu
Aspek jasmani mencakup kondisi dan kesehatan jasmani. Aspek rohani menyangkut psikis, kemampuan intelektual,
sosial, psikomotorik serta kondisi afektif dan kognitif dari individu
Kondisi intelektual Kondisi sosial 2) Faktor-faktor lingkungan
(33)
Keluarga meliputi keadaan rumah dan ruang belajar, sarana dan prasarana belajar, suasana dalam rumah.
Sekolah meliputi sumber-sumber belajar, media belajar. Masyarakat
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu dari dalam diri siswa sendiri (intern)
dan dari luar diri siswa (ekstern).
3) Indikator Prestasi Belajar
Indikator pencapaian prestasi belajar dapat dilihat dari hasil belajar siswa yaitu skor yang diperoleh siswa pada saat mengerjakan tes atau soal evaluasi dan skor pencapaiannya didasari oleh KKM sebagai acuan untuk siswa telah mencapai penguasaan atau pemahaman materi IPS. Rata-rata nilai ulangan atau tes siswa menunjukkan peningkatan pemahaman siswa pada materi IPS di setiap siklus.
3. Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen, kemampuan, jenis kelamin, suku/ras, dan satu sama lain saling membantu. Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama (Trianto,2009:56). Menurut Rusman (2010:202), pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil
(34)
secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4-6 orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilaksanakan secara berkelompok yang terdiri dari 4-6 orang yang bersifat heterogen. Dalam pembelajaran kooperatif setiap anggota didorong untuk sanggup berinteraksi dengan anggota lain.
b. Tipe-tipe Model Pembelajaran Kooperatif
Slavin (1995:71) memperkenalkan variasi model pembelajaran kooperatif
1) Student Teams Achievement Division (STAD)
Merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dimana siswa dikelompokan menjadi beberapa kelompok dengan anggota 4-6 orang secara heterogen. Siswa bekerja di dalam tim dan guru memastikan semua anggota menguasai materi.
2) Teams Games Turnamen (TGT)
Siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh tambahan poin pada skor tim mereka. Permainan disusun dari pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan pelajaran yang di rancang untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap pelajaran di kelas.
3) Jigsaw
Siswa dibagi berkelompok dengan jumlah anggota 5-6 orang secara heterogen. Setiap anggota kelompok masing-masing ditugaskan untuk membuat sub bab yang berbeda-beda sesuai yang ditugaskan.
(35)
Kelompok siswa yang sedang mempelajari sub bab ini disebut sebagai kelompok ahli. Setelah itu para siswa kembali ke kelompok asal mereka bergantian mengajarkan kepada teman sekelompoknya tentang hasil diskusinya di kelompok ahli.
4) Think Pair Share
Tipe ini dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Struktur ini menghendaki siswa bekerja saling membantu dalam kelompok kecil (2-6 anggota).
Tahap 1 : Thinking (berpikir) Tahap 2 : Pairing (berpasangan) Tahap 3 : Sharing
4. Pembelajaraan Kooperatif Tipe STAD
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Menurut Trianto (2009:68) pembelajaran kooperatif STAD ini merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Menurut Rusman (2010:213) dalam STAD, siswa dibagi menjadi kelompok beranggotakan 4 orang yang beragam kemampuan, jenis kelamin, dan sukunya. Guru memberikan suatu pelajaran dan siswa-siswa dalam kelompok memastikan bahwa semua anggota kelompok bisa menguasai materi.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah pembelajaran dengan membagi siswa ke dalam kelompok yang beranggotakan 4-5 orang secara heterogen.
(36)
b. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Langkah- langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut (Slavin , 1995 :71):
1) Guru memberikan pre- test kepada setiap siswa secara individu sehingga akan diperoleh nilai awal.
2) Guru menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai. Guru dapat menggunakan berbagai macam metode dalam menyampaikan materi pembelajaran ini kepada siswa. Misalnya dengan menggunakan metode penemuan terbimbing atau metode ceramah. Langkah ini tidak harus dilakukan dalam satu kali pertemuan, tetapi dapat lebih dari satu.
3) Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 anggota di mana anggota kelompok mempunyai kemampuan akademik yang bervariasi (tinggi, sedang, dan rendah) berdasarkan hasil tes awal. Jika mungkin, anggota kelompok berasal dari budaya atau suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan gender.
4) Guru memberikan tugas kepada kelompok berkaitan dengan materi yang telah diberikan, siswa mengerjakan secara berkelompok, saling mendukung antar anggota, serta membahas jawaban tugas yang diberikan guru sebagai bahan diskusi. Maksud dari pemberian tugas kelompok ini adalah untuk memastikan bahwa setiap kelompok dapat menguasai konsep dan materi serta paham akan aplikasi nyata dari konsep tersebut
(37)
melalui diskusi. Bahan tugas untuk kelompok ini harus terlebih dahulu dipersiapkan oleh guru agar kompetensi dasar yang diharapkan dapat tercapai.
5) Guru memberikan post-test kepada setiap siswa secara individu. 6) Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman,
mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari dalam proses diskusi dan penjelasan dari guru tadi.
7) Guru memberikan reward kepada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari nilai pre test ke nilai post test .
Pembelajaran kooperatif memungkinkan siswa memahami materi jauh lebih baik daripada siswa yang belajar sendiri, karena ketika belajar kelompok, siswa yang menerima penjelasan temannya akan belajar lebih banyak daripada belajar sendiri (Slavin, 1995 : 19).
c. Kelebihan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Menurut Slavin (2005:103) kelebihan dari pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah:
1) Setiap siswa memiliki kesempatan untuk memberikan kontribusi yang substansial kepada kelompoknya.
2) Menggalakkan interaksi secara aktif dan positif dan kerjasama anggota kelompok menjadi lebih baik.
3) Membantu siswa untuk memperoleh hubungan pertemanan lintas rasial yang lebih banyak.
(38)
Menurut Rusman (2011:204) kelebihan dari pembelajaran STAD adalah:
4) Prestasi dan hasil belajar yang baik bisa didapatkan oleh semua anggota kelompok.
5) Kuis yang terjadi pada langkah-langkah pembelajaran membuat siswa lebih termotivasi.
5. Mata Pelajaran IPS a. Pengertian IPS
Menurut Somantri (dalam Sapriyana, 2009:11), IPS adalah seleksi ilmu dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan.
Sedangkan menurut Solihatin & Raharjo (2005:14), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) membahas hubungan antara manusia dengan lingkungannya, lingkungan masyarakat di mana anak didik tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat, dihadapkan pada berbagai permasalahan yang ada dan terjadi di lingkungan sekitarnya.
Dari pendapat kedua ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa cara pandang mereka terhadap Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sama, yaitu ilmu yang mempelajari tentang kehidupan manusia dan lingkungan sosialnya di mana manusia itu hidup dan melakukan aktivitas-aktivitas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu IPS harus diajarkan di Sekolah Dasar, agar siswa dapat
(39)
lebih mudah dalam menghadapi berbagai masalah sosial yang kemungkinan akan dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari.
b. Tujuan IPS
Tujuan mata pelajaran IPS menurut KTSP (2006) adalah
1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan.
2) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial kemanusiaan.
3) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah dan ketrampilan dalam kehidupan sosial.
Menurut Badan Standar Nasional pendidikan (2006,175). Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.
2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
(40)
Berdasarkan kedua pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan IPS adalah agar manusia dapat memahami lingkungan sosial masyarakat, bekerjasama menyelasaikan masalah dan menjadi warga negara indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab
c. Materi IPS
Materi dalam mata pelajaran IPS memang dirasa cukup sulit karena materinya bersifat abstrak, sehingga sulit bagi siswa SD untuk memahami konsep-konsep yang terdapat dalam mata pelajaran IPS. Apalagi dalam mata pelajaran IPS siswa dituntut untuk menghafalkan materi yang sangat banyak, termasuk nama-nama tempat, tokoh dan juga berbagai peristiwa, seperti halnya pada materi IPS kelas V tema 7 pada materi sejarah perkembangan kerajaan Islam di Indonesia. Siswa dituntut untuk menghafalkan sejarah kerajaan Islam di Indonesia, kerajaan-kerajaan Islam yang ada di Indonesia, peninggalan kerajaan Islam di Indonesia, tokoh-tokoh perkembangan agama Islam di Indonesia.
B. Penelitian yang Relevan
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mengkaji dari penelitian yang sudah ada yang digunakan sebagai acuan , yaitu :
Penelitian (Skripsi) Handrianto (2013) yang berjudul “Peningkatan Keaktifan, Motivasi, dan Prestasi Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Mata Pelajaran IPS Kelas V SD Kalongan Depok Yogyakarya Tahun Ajaran 2012/2013”, terlihat bahwa penerapan pembelajaran tipe STAD sangat membantu peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa. Untuk motivasi pada kondisi awal sebesar 25,46%, dan pada
(41)
kondisi akhir meningkat menjadi 86,44%. Sedangkan untuk prestasi belajar IPS kondisi awal yang lulus KKM hanya 8 anak (40%), dan pada kondisi akhir yang lulus KKM ada 27 anak (100%). Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa.
Penelitian (Skripsi) Putra (2013) yang berjudul “Penerapan Pembelajaran Cooperative Tipe Student Teams Achievement Division (STAD)
untuk Meningkatkan Prestasi dan Motivasi Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Akuntansi siswa kelas XI IPS 3 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta”, menunjukkan bahwa: (1) ada peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi melalui penerapan model pembelajaran
cooperative tipe STAD (prestasi belajar siswa sebelum penelitian 25,18 dan prestasi belajar siswa sesudah penelitian 68,88); (2) ada peningkatan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi melalui penerapan model pembelajaran cooperative tipe STAD (motivasi belajar siswa sebelum penelitian = 51,88 dan rerata motivasi belajar siswa sesudah penelitian = 55,08)
Penelitian (Skripsi) Sagita (2013) yang berjudul “Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Student Teams Achievement Division (STAD) Pada Siswa Kelas V SD N Denggung Tahun ajaran 2012/2013”, menunjukan bahwa (1) Cara meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar dengan teknik STAD yaitu langkah-langkah yang dilakukan dengan menentukan skor awal, membentuk kelompok secara heterogen, kegiatan diskusi dalam kelompok di mana setiap
(42)
anggota kelompok bertanggung jawab untuk memahani dan mengerti tentang materi. (2) penggunaan teknik STAD dapat meningkatkan keaktifan, hal ini dapat dilihat dari data masing-masing siklus yang menunjukan adanya peningkatan rata-rata keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS sebesar 28,1% dan (3) penggunaan teknik STAD dapat meningkatkan keaktifan, hal ini dapat dilihat dari data masing-masing siklus yang menunjukan adanya peningkatan rata-rata prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS sebesar 13,5%. Dan peningkatan presentase jumlah siswa yang mencapai KKM sebesar 30,1%.
Penelitian (Skripsi) Krisdianto (2011) yang berjudul “Peningkatan Prestasi Belajat matematika dalam Soal Cerita dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Siswa Kelas V SD Negeri I Somokaton Tahun Ajaran 2010/2011”menunjukan hasil analisis tes terakhir siklus I nilai rata-rata kelas mencapai 52,5. Didapat 10 siswa (66,7%) belum tuntas dan 5 siswa (33,3%) sudah tuntas. Hasil analisis siklus II nilai rata-rata kelas mencapai 73,7. Didapat 4 siswa (28,6%) belum tuntas dan 10 siswa (71,4%) sudah tuntas.
(43)
Gambar : 2.1 Bagan penelitian yang relevan
C. Kerangka Berpikir
Penelitian tindakan kelas ini berangkat dari suatu kondisi sangat rendahnya motivasi belajar siswa, serta rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS, materi sejarah perkembangan kerajaan Islam di Indonesia. Melihat permasalahan tersebut, mendorong guru untuk berusaha meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa dengan memperbaiki proses kegiatan belajar mengajar. Perbaikan proses belajar mengajar
“Peningkatan Keaktifan, Motivasi,
dan Prestasi Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Mata Pelajaran IPS Kelas V SD Kalongan Depok Yogyakarya Tahun
Ajaran 2012/2013”
Oleh: Stepanus Riko Handrianto
“Penerapan Pembelajaran
Cooperative Tipe Student Teams
Achievement Division (STAD) untuk
Meningkatkan Prestasi dan Motivasi Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran
Akuntansi”
Oleh : Aji Perdana Putra
“Peningkatan Keaktifan dan Prestasi
Belajar Mata Pelajaran IPS Menggunakan Model Pembelajaran
Kooperatif Teknik Student Teams
Achievement Division (STAD) Pada
Siswa Kelas V SD N Denggung
Tahun ajaran 2012/2013”
Oleh: Natalia Rani Sagita
“Peningkatan Prestasi Belajat
matematika dalam Soal Cerita dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
pada Siswa Kelas V SD Negeri I Somokaton Tahun Ajaran
2010/2011”
Oleh: Ignasius Krisdianto
Yang diteliti
Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar IPS Meggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Pada Siswa Kelas VB SD Negeri Denggung
(44)
tersebut akan dilaksanakan oleh peneliti dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat membuat siswa berdiskusi, tukar pendapat dengan teman satu kelompok dan saling membantu teman lain terutama yang mengalami kesulitan balajar. Dengan demikian diharapkan masing-masing anggota kelompok mampu memahami materi serta mampu menyelesaikan tugas kelompok mereka dengan baik. Karena siswa lebih aktif di dalam kelompok dan lebih mendalami materi yang dibahas maka hasil prestasi belajar siswa diharapkan menjadi lebih baik. Selain itu adanya pemberian penghargaan untuk kelompok yang berprestasi bisa memotivasi siswa untuk belajar lebih baik lagi. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas VB SD Negeri Denggung.
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir tersebut, peneliti merumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut:
1. Upaya peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPS menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VB SD Negeri Denggung tahun ajaran 2014/2015 dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menentukan skor awal
(45)
b. Pembentukan kelompok
Pembuatan kelompok dilakuakan secara heterogen (berbeda jenis kelamin, agama, suku bangsa dan taraf kepintaran siswa).
c. Penyampaian materi oleh guru
Penyampaian materi dilakukan dengan dibantu media yang mendukung. Peneliti menjelaskan meteri untuk membantu siswa dalam memahami materi.
d. Kegiatan belajar di dalam kelompok
Kegiatan belajar di dalam kelompok berupa diskusi, mengerjakan LKS yang telah dibuat oleh peneliti.
e. Pemberian kuis
Pemberian kuis dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh siswa telah memahami materi.
f. Pemberian penghargaan
Pemberian penghargaan diberikan kepada setiap kelompok yang aktif dan benar dalam menjawab kuis.
2. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan motivasi belajar dalam mata pelajaran IPS pada siswa kelas VB SD Negeri Denggung tahun ajaran 2014/2015.
3. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar dalam mata pelajaran IPS pada siswa kelas VB SD Negeri Denggung tahun ajaran 2014/2015.
(46)
24 BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini membahas metode penelitian yang terdiri dari jenis penelitian, setting penelitian, rencana penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, validitas dan reliabilitas instrumen penelitian.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru kelasnya sendiri dengan cara: merencanakan, melaksanakan, merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerja sebagai guru (Kusuma & Dedi, 2009:9). Arikunto (2006:58) mengemukakan bahwa PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki / meningkatkan mutu praktik pembelajaran. Kemmis dan Taggart (1983:14) menyatakan bahwa tahapan penelitian PTK pada suatu siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
1. Rencana
Rencana merupakan tahapan awal yang harus dilakukan guru sebelum melakukan suatu tindakan, bertujuan untuk menyiapkan apa yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan merupakan penerapan atau pelaksanaan dari rencana yang sudah disiapkan sebelumnya.
(47)
3. Observasi
Observasi berfungsi untuk melihat pengaruh dan kekurangan dari tindakan yang telah dilakukan. Hasil pengamatan ini merupakan dasar untuk dilakukannya refleksi.
4. Refleksi
Refleksi berisi kegiatan analisis, penafsiran, menjelaskan hasil kegiatan dan menyimpulkan hasil kegiatan. Hasil dari refleksi merupakan perbaikan terhadap perencanaan yang telah dilaksanakan untuk memperbaiki perencanaan selanjutnya.
Demikian penjelasan mengenai tahapan siklus PTK yang dikemukakan oleh Kemmis dan Taggart. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan berikut:
Gambar : 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kemmis dan MC Taggart
PERENCANAAN
SIKLUS 1 PELAKSANAAN
N REFLEKSI
OBSERVASI
SIKLUS 2 PERENCANAAN
OBSERVASI
PELAKSANAAN
N
(48)
B. Setting Penelitian a. Tempat Penelitian
Tempat penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah SD Negeri Denggung. SD Negeri Denggung Terletak di Jalan Candi Gebang, Bangunrejo, Tridadi , Kecamatan Sleman, Yogyakarta 555111.
b. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VB SD Negeri Denggung tahun ajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa 26 yang terdiri dari 11 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki.
c. Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini ialah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar IPS pada materi sejarah perkembangan kerajaan Islam di Indonesia.
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan tahun ajaran 2014/2015 yakni bulan November 2014 - Apr il 2015.
(49)
Tabel 3.1 Jadwal Penelit ian
No Tahap
Penelitian
Bulan
November Desember Januari Februari Maret April
1 Proses perijinan ke sekolah 2 Observasi
pra penelitian (kondisi awal) 3 Penyusunan
Proposal 4 Pengajuan
proposal 5 Perencanaan
Istrumen 6 Pelaksanaan
Siklus 1 7 Pelaksanaan
Siklus 2 8 Pengolahan
data hasil penelitian 9 Penyelesaian
kelengkapan penelitian 10 Ujian 11 Revisi 12 Pembuatan
artikel .
C. Rencana Penelitian 1. Persiapan
a. Permintaan ijin kepada Kepala Sekolah SD N Denggung
Permintaan ijin dimaksudkan agar kegiatan penelitian dapat berjalan dengan lancar dengan persetujuan dari pihak sekolah.
(50)
b. Observasi
Observasi bertujuan untuk mengumpulkan data tentang kondisi sesungguhnya yang terjadi di kelas VB SD Negeri Denggung.
c. Identifikasi Masalah
Setelah diperoleh data dari hasil kuesioner dan observasi maka peneliti dapat mengidentifikasi masalah yang terjadi dan menentukan tindak lanjut.
d. Mengkaji kompetensi dasar dan materi pokok.
Merumuskan isi dan materi dari kompetensi dasar sehingga diperoleh indikator.
e. Menyiapkan dan menyusun instrumen pembelajaran (silabus, RPP, bahan ajar).
f. Menyiapkan dan menyusun instrumen pengumpulan data (lembar pengamatan motivasi, lembar kuesioner, kisi-kisi soal, soal evaluasi, instrumen penelitian)
g. Mempersiapkan sarana pendukung dalam kegiatan pembelajaran (media).
2. Rencana Setiap Siklus
Sebelum pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode STAD siswa diberi tugas untuk membaca materi pelajaran yang akan diajarkan pada pertemuan berikutnya mengenai materi yang telah ditentukan. Rencana dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, dengan tahapan sebagai berikut:
(51)
a. Siklus 1
Siklus pertama ini dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dan dalam setiap pertemuan dilaksanakan 2 (@jp 35 menit) jam pelajaran. Tahap proses pembelajaran siklus pertama sebagai berikut:
1) Rencana Tindakan
Dalam tahap perencanaan ini meliputi sebagai berikut: a) Menentukan tema pembelajaran
b)Menelaah materi pembelajaran IPS c) Membuat RPP
d)Menyiapkan media pembelajaran tentang materi pembelajaran IPS
e) Menyiapkan alat evaluasi berupa tes dan lembar kerja siswa f) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa
dan guru
2) Pelaksanaan Tindakan a) Pertemuan I
Pra-kegiatan
(1) Mempersiapkan media, salam, doa, presensi. (2) Pengkondisian kelas.
Kegiatan awal
(1) Salam dan doa pembuka. (2) Guru melaksanakan apersepsi. (3) Siswa diberi motivasi untuk belajar.
(52)
Kegiatan inti
(1) Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa.
(2) Guru memulai mengarahkan siswa agar memperhatikan media pembelajaran.
(3) Siswa memperhatikan media pembelajaran.
(4) Guru membagi siswa ke dalam kelompok dengan anggota 5-6 orang.
(5) Guru membagikan lembar soal pada setiap kelompok. (6) Siswa diberikan kesempatan untuk mengerjakan soal
dengan diskusi kelompok.
(7) Siswa mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. (8) Siswa yang lain menanggapi hasil diskusi kelompok yang
maju ke depan kelas.
(9) Siswa mendapatkan penghargaan kelompok maupun individu.
(10) Siswa membacakan kesimpulan dari hasil kegiatan yang telah dilakukan.
(11) Siswa melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan.
Kegiatan akhir
(1) Guru dan siswa menyimpulkan hasil diskusi. (2) Evaluasi
(53)
remedial, sedangkan siswa yang sudah tuntas mendapatkan pengayaan.
(4) Guru memberikan tugas rumah untuk dikerjakan siswa. (5) Salam penutup
b) Pertemuan II Pra-kegiatan
(1) Mempersiapkan media, salam, doa, presensi. (2) Pengkondisian kelas.
Kegiatan awal
(1) Salam dan doa pembuka. (2) Guru melaksanakan apersepsi. (3) Siswa diberi motivasi untuk belajar.
(4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran IPS. Kegiatan inti
(1) Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa.
(2) Guru memulai mengarahkan siswa agar memperhatikan media pembelajaran.
(3) Siswa memperhatikan media pembelajaran.
(4) Guru membagi siswa ke dalam kelompok dengan anggota 5-6 orang.
(5) Guru membagikan lembar soal pada setiap kelompok. (6) Siswa diberikan kesempatan untuk mengerjakan soal
(54)
(7) Siswa mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. (8) Siswa yang lain menanggapi hasil diskusi kelompok yang
maju ke depan kelas.
(9) Siswa mendapatkan penghargaan kelompok maupun individu.
(10)Siswa membacakan kesimpulan dari hasil kegiatan yang telah dilakukan.
(11)Siswa melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan.
Kegiatan akhir
(1) Guru dan siswa menyimpulkan hasil diskusi. (2) Evaluasi
(3) Tindak lanjut. Bagi siswa yang belum tuntas mendapatkan remedial, sedangkan siswa yang sudah tuntas mendapatkan pengayaan.
(4) Guru memberikan tugas rumah untuk dikerjakan siswa. (5) Salam penutup
3) Observasi
Peneliti melakukan pengamatan mengenai cara kerja kelompok dan masing-masing anggota kelompoknya. Selain itu juga diadakan pengumpulan hasil pekerjaan kelompok dan hasil kuis individu dengan tujuan mengetahui tingkat perkembangan siswa dalam pemahaman materi.
(55)
4) Refleksi
a. Mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan dalam siklus ini sebagai upaya peningkatan motivasi dan prestasi belajar yang diharapkan peneliti.
b. Melihat hasil tes dan observasi yang sudah dicapai dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.
c. Merencanakan dan menentukan tindak lanjut yang harus dilakukan berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus I. b. Siklus II
Siklus II akan dilakukan apabila dari hasil siklus I belum memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Siklus II direncanakan dari hasil refleksi siklus I. Pada intinya pelaksaaan kegiatan dalam siklus II sama dengan pelaksaaan kegiatan dalam siklus I, hanya berbeda dalam materi pembelajaran dan indikator keberhasilan.
D. Teknik Pengumpulan Data 1. Motivasi Belajar
Data tentang motivasi belajar siswa dikumpulkan dengan teknik sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi digunakan untuk memperoleh data mengenai motivasi siswa dalam menyelesaikan masalah pembelajaran IPS. Observasi dilakukan
(56)
dengan cara mengamati proses pembelajaran IPS yang sedang berlangsung.
b. Kuesioner
Kuesioner ini akan diisi secara tertulis oleh siswa sebagai responden. Kuesioner diberikan kepada siswa kelas VB SD Negeri Denggung yang berjumlah 26 siswa. Kuesioner digunakan untuk menentukan kondisi awal siswa, dan memberikan peningkatan motivasi siswa sebelum diberikan tindakan dan setelah diberi tindakan.
2. Prestasi Belajar
Data tentang prestasi belajar siswa dikumpulkan menggunakan tes. Jenis tes yang digunakan adalah tes tertulis dalam bentuk tes objektif pilihan ganda. Peneliti menyusun soal 20 evaluasi pilihan ganda pada siklus I dan siklus II dengan menyediakan pilihan jawaban a, b , c dan d. Tes akan mengetahui sejauh mana siswa memahami pelajaran IPS menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD.
E. Instrumen Penelitian
Penelitian ini mempunyai dua variabel yaitu motivasi dan prestasi belajar. Berikut ini adalah uraian indikator keberhasilan dari masing-masing variabel dalam penelitian.
1. Instrumen Motivasi Belajar
Penelitian tentang motivasi belajar siswa dilakukan dengan cara pengambilan data menggunakan kuesioner yang harus diisi oleh subjek pada setiap akhir siklus dan observasi memperoleh data yang akurat serta sebagai pembanding kuesioner.
(57)
Tabel instrumen penilaian motivasi belajar yang memuat indikator, untuk lebih lengkapnya mengenai lembar kuesioner yang digunakan dapat dilihat pada bagian lampiran IV.
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Kuesioner Motivasi Belajar Siswa Variabel No Indikator Nomor
Soal Favorabel Unfavorabel Jumlah Motivasi
1
Keinginan mengikuti pembelajaran
1, 2, 5, 6, 7, 9, 16, 19
1, 2, 7, 19 5, 6, 9, 16 8
2
Keinginan menyelesaikan tugas
3, 10 3 10 2
3
Sikap menghadapi kesulitanbelajar
4, 8, 12, 14, 15,18
4, 8, 12 14, 15, 18 6
4
Sikap menghadapi kegagalan
13, 20 20 13 2
5
Keinginan untuk berprestasi
11,17 17 11 2
Tabel 3.3. Pedoman Penskoran Kuesioner Motivasi Belajar
Pilihan Jawaban Favorable Unfavorable
Sangat setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak setuju 2 3
Sangat tidak setuju 1 4
Tabel 3.4. Instrumen Kuesioner Motivasi Belajar
NO Pernyataan Pilihan Jawaban
SS S TS STS 1 Saya selalu semangat dalam mengikuti pembelajaran.
2 Materi yang diberikan selalu menarik bagi saya. 3 Saya selalu mengerjakan tugas yang diberikan oleh
(58)
4 Saya selalu berusaha memahami materi yang diberikan 5 Saya mengobrol dengan teman sebelah ketika guru
menjelaskan
6 Saya ingin pembelajaran cepat selesai
7 Saya selalu memperhatikan guru saat menjelaskan. 8 Saya selalu mengulangi materi yang sulit
9 Saya tidak semangat dalam mengikuti pembelajaran 10 Saya tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru 11 Saya tidak rajin belajar karena saya sudah puas dengan
nilai sekarang.
12 Saya selalu berusaha mengerjakan tugas yang sulit 13 Saya tidak peduli jika mendapat nilai jelek
14 Saya malas mengerjakan jika tugas sulit 15 Saya cepat bosan dalam memahami materi 16 Saya tidak tertarik dengan materi yang diberikan 17 Saya selalu belajar dengan rajin supaya saya mendapat
prestasi yang memuaskan
18 Saya membiarkan materi yang sulit
19 Saya mengikuti pembelajaran dari awal sampai selesai 20 Saya selalu berusaha lebih baik jika mendapat nilai
jelek
Tabel 3.5. Instrumen Pengamatan Motivasi Belajar
No Aspek yang diamati Skor
I Kesiapan Belajar
1. Berdoa sebelum pelajaran dimulai 1 2 3 4
2. Mempersiapkan diri dengan datang tepat waktu 1 2 3 4 3. Mempersiapkan alat tulis dan buku sebelum pelajaran dimulai 1 2 3 4 II. Motivasi siswa di dalam kelas 1 2 3 4 1. Memperhatikan penjelasan guru selama proses pembelajaran 1 2 3 4 2. Bertanya apabila ada materi yang kurang jelas 1 2 3 4 3. Percaya diri dalam mengemukakan pendapat di kelas saat
pelajaran 1 2 3 4
(59)
5. Menunjukkan sikap ingin tahu yang sangat besar 1 2 3 4 III. Interaksi Siswa dengan Siswa 1 2 3 4
1. Menunjukkan kepedulian terhadap teman-temannya yang belum
bisa 1 2 3 4
2. Berdiskusi dengan teman-teman dalam mengerjakan tugas 1 2 3 4
IV. Mengerjakan tugas 1 2 3 4
1. Menyelesaikan tugas tepat waktu 1 2 3 4
2. Tidak mengeluh saat diberi tugas 1 2 3 4
3. Mencari sumber-sumber lain untuk mengerjakan tugas 1 2 3 4 4. Tidak mudah putus asa dalam mengerjakan tugas 1 2 3 4 5. Tekun mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru 1 2 3 4
Total Skor
Tabel 3.6. Kriteria Skor Motivasi Belajar (Masidjo, 1995:157)
No Rentang Skor Kategori
1 81 – 100 Sangat Tinggi
2 66 – 80 Tinggi
3 56 – 65 Cukup
4 50 – 55 Rendah
5 <50 Sangat Rendah
2. Instrumen Prestasi Belajar
Data tentang prestasi belajar siswa diperoleh melalui tes. Tes dirancang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Berikut ini adalah kisi-kisi soal evaluasi pada siklus I dan II.
Tabel 3.7. Kisi-Kisi Soal Siklus 1
Kompetensi Dasar Indikator Item 3.1 Mengenal
perkembangan sejarah berskala nasional dari masa kerajaan Islam di Indonesia
Memahami
perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia
Mengidentifikasi kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia
2, 7, 4,10, 11, 15,
3, 5, 6, 8, 9, 12, 17, 18, 19, 20
(60)
Menyebutkan kerajaan-kerajaan Islam yang ada di Indonesia
1, 16, 13, 14,
Jumlah 20
Tabel 3.8. Kisi-Kisi Soal Siklus 2
Kompetensi Dasar Indikator Item 3.2 Mengenal
peninggalan-peninggalan kerajaan Islam dan tokoh-tokoh sejarah pada masa kerajaan Islam di Indonesia
Menyebutkan
peninggalan-peninggalan kerajan Islam di
indonesia
Mengidentifikasi tokoh-tokoh perkembangan kerajaan Islam di Jawa (wali songo)
Menyebutkan tokoh-tokoh penyebaran kerajaan Islam di Jawa (wali songo)
1, 2, 3, 4, 5,
6, 7, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 20
8, 9, 12, 18, 19
Jumlah 20
Tes disajikan dalam bentuk soal pilihan ganda. Rincian pedoman penskoran yaitu jika jawabn benar mendapatkan skor 1 dan jika jawaban salah mendapatkan skor 0.
F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian 1. Validitas
Menurut Sukardi (2003:121), suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur. Untuk semua semua instrumen baik berbentuk tes berupa prestasi belajar maupun non tes (motivasi), pengujian validitas menggunakan validitas isi dan konstruk.
(61)
Validitas isi dan konstruk digunakan agar menghasilkan data sesuai dengan keadaan sebenarnya. Validitas ini digunakan untuk mengukur soal evaluasi. Penelitian melakukan validasi dengan mengadakan uji coba soal dan validasi yang dilakukan oleh ahli (expert Judgement) dalam hal ini adalah dosen ahli mata pelajaran IPS sehingga dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
a. Validasi Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran merupakan komponen yang penting dalam kegiatan pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang dibuat oleh peneliti mengalami validasi sebelum digunakan dalam kegiatan penelitian. Validasi perangkat pembelajaran ini dilakukan melalui
expert judgement. Expert judgement dilakukan dengan cara dikonsultasikan kepada dosen IPS PGSD, dan guru kelas VB SD Negeri Denggung Sleman. Perangkat pembelajaran yang dimaksud meliputi: silabus, RPP, LKS, bahan ajar dan kuesioner. Validasi perangkat pembelajaran akan dinilai berdasarkan kriteria berikut.
Tabel 3.9. Kriteria Validitas Perangkat Pembelajaran
No Rentang Nilai Kategori
1 81 – 100 Sangat Baik
2 66 – 80 Baik
3 56 – 65 Sedang
4 50 – 55 Kurang
5 <50 Sangat Kurang
Setelah perangkat pembelajaran divalidasi, maka diperoleh hasil perhitungan yang dijelaskan pada tabel berikut:
(62)
Tabel 3.10. Hasil Perhitungan Validitas Perangkat Pembelajaran
No Perangkat
Pembelajaran Expert Judgement Hasil
1. Silabus Dosen IPS 72,22
Guru Kelas VB SD Negeri Denggung
Sleman 80,50
Rata-rata 76,36
2. RPP Dosen IPS 72,61
Guru Kelas VB SD Negeri Denggung
Sleman 80,90
Rata-rata 76,75
3. LKS Dosen IPS 87,50
Guru Kelas VB SD Negeri Denggung
Sleman 93,75
Rata-rata 90,62
4. Bahan Ajar Dosen IPS 85
Guru Kelas VB SD Negeri Denggung
Sleman 80
Rata-rata 82,50 5. Soal Evaluasi Dosen IPS 75
Guru Kelas VB SD Negeri Denggung
Sleman 87,5
Rata-rata 81,25 Rata-rata total 81,49
Setelah diujikan kepada dua ahli tersebut, didapatkan hasil dari validasi perangkat pembelajaran dengan rincian rata-rata skor silabus
sebesar 76,36 dinyatakan “baik”, rata-rata RPP skor sebesar 76,75
dinyatakan “baik”, rata-rata LKS skor sebesar 90,62 dinyatakan “sangat
baik”, rata-rata bahan ajar skor sebesar 80,50 dinyatakan “baik”, rata
-rata soal evaluasi 81,25 dinyatakan “sangat baik”. Dari hasil rincian tersebut, diperoleh rata-rata skor total sebesar 81,49 yang menunjukkan
kriteria “sangat baik”. Dari hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa
(63)
b. Validasi Instrumen Observasi
Validasi lembar observasi dilakukan dengan expert judgement yaitu divalidasikan kepada dosen ahli IPS PGSD, dan Guru Kelas VB SD Negeri Denggung. Kriteria lembar observasi disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 3.11. Kriteria Validitas Lembar Observasi
No Rentang Skor Kategori
1 81 – 100 Sangat Tinggi
2 66 – 80 Tinggi
3 56 – 65 Cukup
4 50 – 55 Rendah
5 <50 Sangat Rendah
Setelah lembar observasi divalidasi, maka diperoleh hasil perhitungan yang dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 3.12. Hasil Perhitungan Validitas Instrumen Observasi
Rubrik Expert Judgement Hasil Lembar
Observasi
Dosen IPS 79,17
Guru Kelas VB SD Negeri Denggung 91,66
Rata-rata 85,42
Hasil validasi lembar observasi menunjukkan skor rata-rata sebesar
85,42 dinyatakan “sangat baik”, maka lembar observasi ini layak
digunakan untuk mengamati motivasi siswa kelas VB SD Negeri Denggung.
c. Validasi Kusioner
Validasi kuesioner dilakukan dengan expert judgement yaitu divalidasikan kepada dosen ahli IPS PGSD, dan Guru Kelas V B SD
(64)
Negeri Denggung. Kriteria lembar observasi disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 3.13. Kriteria Validitas Kuesioner
No Rentang Skor Kategori
1 81 – 100 Sangat Tinggi
2 66 – 80 Tinggi
3 56 – 65 Cukup
4 50 – 55 Rendah
5 <50 Sangat Rendah
Setelah lembar kuesioner divalidasi, maka diperoleh hasil perhitungan yang dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 3.14. Hasil Perhitungan Validitas Kuesioner
Rubrik Expert Judgement Hasil
Kuesioner Dosen IPS 75
Guru Kelas VB SD Negeri Denggung 92,5
Rata-rata 82,25
Hasil validasi kuesioner menunjukkan kriteria “sangat baik” dengan rata-rata skor sebesar 82,25, maka lembar kuesioner layak digunakan unutuk menilai motivasi siswa kelas V B SD Negeri Denggung.
d. Validasi Instrumen Prestasi Belajar
Validasi instrumen soal pada penelitian ini, ditempuh dengan cara diujikan di lapangan. Sebelum mengujikan ke lapangan, instrumen terlebih dahulu dikonsultasikan kepada ahli. Setelah diujikan kemudian peneliti menghitung hasilnya menggunakan bantuan program SPSS.
Peneliti mengujikan instrumen soal kepada siswa kelas VI SD N Denggung. Pada instrumen soal pertama, soal yang diujikan sebanyak 35 soal dan didapatkan hasil 20 soal valid dan 15 soal tidak valid. Pengujian kedua soal yang diujikan sebanyak 35 soal dan didapatkan
(65)
hasil 24 soal valid dan 11 soal tidak valid. Hasil perhitungan validitas siklus I dan II dapat dilihat di lampiran 16.
2. Reliabilitas
Menurut Masidjo (2010:209) reliabilitas adalah taraf sampai di mana suatu tes mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil. Suatu tes yang reliabel akan menunjukkan ketepatan dan ketelitian hasil dalam satu atau berbagai pengukuran. Reliabilitas tes dapat dibuat oleh peneliti setelah soal diujikan kepada siswa kelas VI SD Negeri Denggung sehingga dapat diperoleh soal yang valid pada siklus I adalah 20 dan siklus II adalah 24 soal. Peneliti menggunakan program SPSS dalam penghitungannya.
Menurut Masidjo (2010:243) koefisien reliabilitas dinyatakan dalam satuan koefisien antara -1,00 sampai dengan 1,00. Kriteria reliabilitas instrumen dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.15. Kriteria Reabilitas Instrumen
No Koefisien Korelasi Kriteria
1. 0,91-1,00 Sangat tinggi
2. 0,71-0,90 Tinggi
3. 0,41-0,70 Cukup
4. 0,21-0,40 Rendah
5. Negatif-0,20 Sangat rendah
Hasil reliabilitas 20 soal yang valid pada siklus I diperoleh nilai
Cronbach’s Alpa Based on Standartdized Items adalah 0,912 menunjukkan
kriteria “sangat tinggi”. Sedangkan hasil reliabilitas 24 soal yang valid pada siklus II diperoleh nilai Cronbach’s Alpa Based on Standartdized Items
(66)
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan peneliti untuk menganalisis data-data yang telah berhasil dikumpulkan yaitu teknik analisis data deskriptif (statistik deskriptif). Statistik deskriptif adalah suatu teknik pengolahan data yang tujuannya untuk melukiskan dan menganalisis kelompok data tanpa membuat atau menarik kesimpulan atas populasi yang diamati. Analisis data ini dapat menggambarkan dengan tepat mengenai rata-rata, perbedaan, hubungan-hubungan, dan sebagainya. Analisis data deskriptif dapat ditempuh dengan cara membandingkan data sebelum diberi tindakan dan sesudah diberi tindakan.
1. Perhitungan Data Tentang Motivasi dan Prestasi Belajar a. Motivasi Belajar
Data mengenai motivasi belajar siswa diperoleh berdasarkan kegiatan observasi yang dilakukan peneliti. Analisis motivasi belajar siswa dapat ditempuh dengan cara membandingkan keadaaan awal motivasi belajar siswa dengan keadaan setelah siklus I dan siklus II. Peningkatan motivasi belajar siswa dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
1) Menghitung motivasi belajar setiap siswa sesuai dengan rubrik pengamatan pada setiap pertemuan.
Menghitung kuesioner motivasi belajar siswa
=
(67)
Menghitung rata-rata kuesioner motivasi belajar siswa
=
Menghitung persentase kriteria kuesioner motivasi belajar =
x 100%
2) Menghitung lembar observasi pada pertemuan 1 dan 2 di setiap siklus. Menghitung lembar observasi/pengamatan
=
x 100
Menghitung rata-rata lembar observasi
=
3) Menghitung rata-rata motivasi seluruh siswa. Rata-rata motivasi siswa
=
Membandingkan tingkat motivasi belajar kondisi awal dengan tingkat motivasi belajar siklus I dan membandingkan tingkat motivasi belajar siklus I dengan tingkat motivasi belajar siklus II. Pembandingan ini dilakukan untuk mengetahui adanya peningkatan motivasi belajar atau tidak.
b. Prestasi Belajar .
Untuk mengetahui prestasi belajar siswa tentang materi perkembangan kerajaan Islam di Indonesia, peneliti menyediakan soal-soal evaluasi yang harus dikerjakan siswa pada setiap akhir siklus. Soal soal tersebut adalah soal pilihan ganda. Analisis skor hasil prestasi belajar ditempuh
Rata-rata kuesioner + Rata-rataobservasi
(68)
dengan membandingkan kondisi awal, akhir siklus I dan akhir siklus II. Langkah-langkah penyekorannya sebagai berikut:
a. Penyekoran nilai Jawaban benar = skor 1 Jawaban salah = skor 0
b. Penghitungan skor yang diperoleh setiap siswa c. Menghitung nilai siswa dengan rumus:
Nilai = jumlah skor x 5 d. Menghitung nilai akhir
Nilai Akhir = jumlah nilai
e. menghitung nilai rata-rata kelas dengan rumus :
SR =
f. Menghitung presentase ketuntasan belajar siswa dengan rumus presentase
=
x 100%
g. Membandingakan tingkat nilai prestasi belajar siswa pada siklus I dan siklus II dengan kondisi awal. Kegiatan membandingkan ini dilakukan untuk mengetahui ada peningkatan prestasi siswa atau tidak.
H. Kriteria Keberhasilan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menetapkan kriteria keberhasilan yang dijadikan acuan peningkatan yang harus dicapai pada akhir penelitian. Peneliti
(1)
Item-Total Statistics Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted no1 37.4324 92.308 .464 . .729 no4 37.4595 90.977 .604 . .725 no5 37.4054 92.414 .469 . .730 no6 37.2703 94.036 .392 . .734 no8 37.4324 92.308 .464 . .729 no9 37.2703 93.147 .540 . .731 no10 37.4595 90.977 .604 . .725 no12 37.2703 94.036 .392 . .734 no13 37.2703 93.147 .540 . .731 no15 37.3784 91.964 .548 . .728 no16 37.4595 90.977 .604 . .725 no17 37.4054 92.414 .469 . .730 no18 37.2703 93.147 .540 . .731 no19 37.2703 93.147 .540 . .731 no21 37.4054 93.192 .375 . .732 no22 37.3514 92.845 .461 . .731 no24 37.3243 93.170 .446 . .732 no25 37.4054 92.748 .429 . .731 no28 37.5405 92.755 .373 . .731 no29 37.3784 92.408 .492 . .729 no31 37.2432 94.911 .286 . .737 no33 37.2703 93.147 .540 . .731 no34 37.4054 91.526 .578 . .727 no35 37.4324 92.308 .464 . .729 Total 19.0811 24.132 1.000 . .877
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized
Items N of Items .740 .897 25
(2)
264
LAMPIRAN 17
FOTO-FOTO KEGIATAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(3)
MENGISI KUESIONER
(4)
266
DISKUSI
DISKUSI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(5)
PRESENTASI HASIL DISKUSI
(6)