siswa  pada  aspek  kognitif.  Rata-rata  hasil  belajar  siswa  pada aspek  kognitif  meningkat  dari  40,3  menjadi  57,63  dengan
ketuntasan  kelas  16,17    tetapi  belum  mencapai  target  75  . Hasil  belajar  siswa  pada  aspek  afektif  mengalami  penurunan
dari  siklus  sebelumnya  dilihat  dari  presentase  ketuntasan klasikal  yang  diperoleh  yaitu  dari  70,66    menjadi  68,31
tetapi juga masih belum mencapai target 75 .
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Siswa  kelas  X
1
SMA  Pangudi  Luhur  Yogyakarta  yang  dijadikan subjek penelitian terdiri dari 35 siswa namun peneliti hanya menggunakan
sebanyak  30  data  siswa  karena  terdapat  5  siswa  yang  tidak  memiliki kelengkapan  data  atau  berhalangan  hadir  saat  pengambilan  data  yang
bertujuan untuk kevaliditasan data.
1. Minat Belajar Siswa
Minat  belajar  siswa  kelas  X
1
SMA  Pangudi  Luhur  Yogyakarta diperoleh  dari  lembar  angket  yang  diberikan  kepada  siswa  sesudah
tindakan.  Minat  belajar  siswa  dapat  diketahui  dengan  menghitung presentase minat dari masing-masing siswa dan menghitung presentase
yang diperoleh kelas secara keseluruhan. Untuk menghitung presentase minat  dari  masing-masing  siswa  diperoleh  dengan  menghitung  skor
yang  diperoleh  masing-masing  siswa  dibagi  skor  maksimal  yang seharusnya  diperoleh  siswa  dikalikan  100  .  Skor  maksimal  yang
seharusnya  diperoleh  siswa  untuk  angket  adalah  80  sesuai  dengan jumlah item dalam angket berjumlah 20 item dikalikan dengan 4 sesuai
dengan  jawaban pernyataan dengan skor paling tinggi. Lembar angket pada lampiran  13. Setelah  menghitung  presentase  hasil  minat  masing-
masing siswa, setiap siswa dikelompokan dalam kriteria minat “sangat tinggi”,  “tinggi”,  “rendah”,  atau  “sangat  rendah”.  Sedangkan  untuk
mengetahui  presentase  kelas  secara  keseluruhan  dihitung  dengan mengakumulasikan jumlah siswa yang memiliki kriteria minat “sangat
tinggi”  dan  “tinggi”  dibagi  jumlah  total  siswa  secara  keseluruhan dikalikan 100 . Hasil analisis minat belajar siswa pada lampiran 18.
Minat  belajar  siswa  dapat  dilihat  pada  tabel  yang  disajikan  di bawah ini :
Tabel 13. Hasil Analisis Minat Belajar Siswa
No Jenis data
Hasil Minat Belajar 1
Presentase tertinggi 93,75
2 Presentase terendah
40
3
Jumlah siswa dengan kriteria minat “sangat
tinggi” 3
4
Jumlah siswa dengan kriteria minat “tinggi”
22
5
Jumlah siswa dengan kriteria minat “rendah”
5
6
Jumlah siswa dengan kriteria minat “sangat
rendah” Tidak ada
7 Rata-rata nilai
50,27
8 Ketuntaan klasikal
83,34
9 Target keberhasilan
75
10 Kualifikasi
Tercapai
Dari  tabel  13  di  atas  dapat  dilihat  presentase  minat  tertinggi adalah 93,75  dan presentase terendah adalah 40 . Dari 30 siswa, 3
siswa  memperoleh  kriteria  minat  “sangat  tinggi”,  22  siswa memperoleh kriteria minat “tinggi”, 5 siswa memperoleh kriteria minat
“rendah”,  dan  tidak  ada  siswa  dengan  kriteria  minat  “sangat  rendah”. Rata-rata  nilai  minat  siswa  setelah  tindakan  adalah  50,27  dengan
ketuntasan  klasikalpresentase  kelas  secara  keseluruhan  adalah  83,34 di mana hasil yang diperoleh ini sudah mencapai target keberhasilan
yaitu  75  .  Dengan  demikian  kualifikasi  minat  belajar  siswa  dapat dikatakan sudah tercapai.
Menurut Winkel  1983 minat adalah kecenderungan  yang agak menetap  dalam  diri  subjek  yang  merasa  tertarik  pada  bidanghal
tertentu  dan  merasa  senang  berkecimpung  dalam  bidang  ini.  Minat belajar  siswa  diperoleh  dari  hasil  pengisian  angket  minat  yang  terdiri
dari indikator yang meliputi rasa tertarik, senang, perhatian, semangat, puas, tidak merasa terpaksa, dan serius.
Presentase  masing-masing  indikator  minat  disajikan  dalam grafik berikut :
Gambar 3. Grafik Presentase Indikator Minat Belajar Siswa Berdasarkan  grafik  5  dapat  diketahui  indikator  “kepuasan”
memperoleh  presentase  tertinggi  yaitu  76,67  .  Besarnya  presentase
10 20
30 40
50 60
70 80
59.8 61.46
63.34 61.67
76.67 61.14
65.28
P re
se n
ta se
M in
a t
Indikator Minat
pada  indikator  “kepuasan”  menunjukan  bahwa  siswa  merasa  puas dengan  proses  pembelajaran  menggunakan  model  pempelajaran
kooperatif dengan metode TAI Team Assisted Individualization. Menurut
Syafrizal dalam
http:putrabungo.blogspot.com201101kepuasan-belajar.html kepuasan  adalah  keadaan  emosional  yang  menyenangkan  atau  tidak
menyenangkan yang ditampilkan dalam sikap positif terhadap berbagai kegiatan  dan  tanggapannya  menghadapi  lingkungan  luar.  Lingkungan
luar  dalam  hal  ini  yang  dimaksud  adalah  pembelajaran  dengan menerapakan  metode  TAI  Team  Assisted  Individualization  oleh
peneliti. Indikator  “ketertarikan”  memperoleh  presentase  terendah  yaitu
59,8  .  Ketertarikan  siswa  dapat  diamati  oleh  peneliti  selama  proses pembelajaran  yakni  adanya  beberapa  siswa  yang  merespon  dan
memberikan  reaksi  terhadap  apa  yang  disampaikan  peneliti  pada  saat proses  belajar  mengajar  di  kelas.  Tanggapan  yang  diberikan
menunjukan  apa  yang  disampaikan  peneliti  menarik  perhatiannya, sehingga timbul rasa ingin tahu yang besar.
Indikator  “kesenangan”  memperoleh  presentase  sebesar  61,46 menunjukan bahwa siswa merasa senang dengan pembelajaran yang
dilaksanakan.  Dari  pengamatan  peneliti,  rasa  senang  siswa  ini ditunjukan  dengan  partisipasi  siswa  selama  proses  pembelajaran
berlangsung.  Siswa  bekerja  sama  dalam  kelompok  diskusi, menyampaikan  pendapat,  serta  menanggapi  jawaban  dari  anggota
kelompok lain.
Indikator “perhatian” memperoleh presentase sebesar 63,34 . Menurut  Slameto  dalam  Hsalma,  2011  siswa  yang  berminat
mempunyai  kecenderungan  yang  tetap  untuk  memperhatikan  dan mengenang  sesuatu  yang  dipelajari  secara  terus-menerus.  Hasil
observasi pada indikator ‘perhatian’ menunjukan siswa memperhatikan penjelasan peneliti selama proses pembelajaran.
Indikator “semangat” memperoleh presentase sebesar 61,67 . Hal  ini  menunjukan  bahwa  siswa  merasa  semangat  dengan
pembelajaran  selama  siklus  I  dan  siklus  II  menggunakan  model pembelajaran  kooperatif  dengan  metode  TAI  Team  Assisted
Individualization. Dari hasil pengamatan peneliti, rasa semangat  yang ditunjukan oleh siswa yang berinisiatif  untuk segera berkumpul dalam
kelompok  dan  melakukan  diskusi  dengan  anggota  kelompoknya. Dalam  menyampaikan  hasil  diskusi,  beberapa  siswa  juga  berinisiatif
untuk  menyampaikan  hasil  diskusi  kelompoknya  tanpa  ditunjuk  oleh peneliti terlebih dahulu.
Indikator  “tanpa  paksaan”  memperoleh  presentase  61,14  . Dari hasil pengamatan peneliti selama proses pembelajaran siklus I dan
siklus  II,  siswa  terlihat  santai  selama  mengikuti  pembelajaran  yang menunjukan  bahwa  siswa  merasa  tidak  ada  paksaan  dari  siapapun
untuk  mengikuti  pembelajaran.  Adanya  motivasi  dari  siswa  sendiri yang  mendorong  siswa  untuk  mengikuti  pembelajaran  dengan  baik
tanpa ada paksaan dari luar diri siswa. Secara
keseluruhan, pencapaian
minat belajar
siswa menggunakan  model  pembelajaran  kooperatif  dengan  metode  TAI
Team Assisted Individualization yang dilakukan oleh peneliti di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta kelas X
1
pada materi dunia tumbuhan dapat dikatakan  tercapai.  Minat  belajar  siswa  sudah  mencapai  target
keberhasilan 75  dengan  ketuntasan klasikal  yang diperoleh adalah sebesar 83,34 . Lihat tabel 13.
Minat  belajar  siswa  yang  tinggi terhadap pembelajaran  biologi materi  dunia  tumbuhan    pembelajaran  menggunakan  model
pembelajaran  kooperatif  dengan  metode  TAI  Team  Assisted Individualization  dipengaruhi  oleh  beberapa  faktor  antara  lain
motivasi Susanto dalam Sholahuddin. 2012.edublog.orgfaktor-faktor- yang–mempengaruhi-  minatbelajar.  Dalam  hal  ini  motivasi  yang
dimaksud  adalah  motivasi  ekstrinsik  yang  terkait  dengan  model penyajian  materi  pembelajaran.  Fungsi  motivasi  dari  dalam  diri  siswa
adalah  mendorong  siswa  untuk  interes  pada  kegiatan  yang  akan dilakukan,  menentukan  arah  perbuatan  yakni  ke  arah  tujuan  yang
hendak dicapai, dan mendorong siswa untuk pencapaian prestasi, yakni dengan  adanya  motivasi  yang  baik  dalam  belajar,  maka  akan
menunjukan  hasil  belajar  yang  baik.  Siswa  di  kelas  X
1
SMA  Pangudi Luhur  Yogyakarta  memiliki  motivasi  dari  dalam  dirinya.  Hal  ini
ditunjukan  dengan  adanya  rasa  ketertarikan  siswa  dan  siswa  tidak merasa terpaksa selama proses pembelajaran.
Selain  motivasi,  faktor  lain  yang  mendukung  minat  belajar siswa  adalah
peran  peneliti  di  mana  peneliti  terkait  dengan  pemilihan model  pembelajaran  yang  berbeda  dengan  model  pembelajaran  yang
biasa  digunakan  pada  pembelajaran  biologi  dan  melibatkan  siswa
dalam  kegiatan  pembelajaran  yang  dilaksanakan,  yang  merupakan salah  satu  faktor  meningkatnya  minat  siswa  dalam  pelajaran  biologi
khususnya materi dunia tumbuhan ini. Faktor  lain  yang  mempengaruhi  minat  belajar  siswa  dalam
penelitian  ini  adalah  sarana  dan  prasarana  sekolah  yang  mendukung jalannya  penerapan  model  pembelajaran  kooperatif  dengan  metode
TAI  Team  Assisted  Individualization  yaitu  adanya  LCD  dan  viewer
yang  dapat  membantu  penayangan  gambar  dengan  lebih  jelas  ketika dilaksanakan  pembelajaran  kooperatif  dengan  metode  TAI  Team
Assisted  Individualization.  Hal  ini  sesuai  dengan  pendapat  Santoso
dalam Sholahuddin.
2012.edublog.orgfaktor-faktor-yang– mempengaruhi-  minat-  belajar,  di  mana  fasilitas-fasilitas  yang
dimiliki  oleh  sekolah  seperti  perpustakaan,  ruang  kelas  dan laboratorium juga dapat mempengaruhi minat belajar siswa.
2. Hasil Belajar Siswa