Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

d. Kemampuam motorik yang diperoleh di sekolah, antara lain keterampilan menulis, menggunakan alat-alat, dan sebagainya. e. Sikap dan nilai, hubungan dengan arah serta intensitas emosional yang dimiliki seseorang, sebagaimana dapat disimpulkan dari kecenderungan tingkah laku orang, barang, atau kejadian. Jadi hasil yang ingin dicapai dalam belajar adalah kemampuan intelektual, kemampuan kognitif, kemampuan verbal, keterampilan motorik, dan sikap atau hubungan sosial yang baik. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang bersifat positif dan relatif tetap dalam diri seseorang. Hal tersebut diperoleh dari latihan atau pengalaman orang tersebut dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Perubahan tingkah laku yang diakibatkan oleh belajar dapat ditunjukan dalam bentuk, misalnya bertambahnya pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan perubahan sikap.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Nurina 2004, hasil belajar siswa merupakan suatu gambaran dari penguasaan kemampuan peserta didik sebagaimana ditetapkan untuk suatu pelajaran tertentu. Setiap usaha yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran baik oleh guru sebagai pengajar maupun peserta didiksiswa sebagai pelajar bertujuan untuk mencapai prestasi yang setinggi-tingginya. Ada tiga jenis perubahan yang menyangkut hasil belajar, yaitu perubahan kognitif, perubahan motivasi, dan perubahan tingkah laku. Perubahan kognitif terdiri dari pengetahuan atau cara melihat atau mengerti sesuatu. Perubahan motivasi, yaitu perubahan motif, tujuan, dan minat. Perubahan tingkah laku yang berbeda dengan yang terdahulu, karena perubahan tingkah laku dapat dilihat oleh orang lain. Perubahan kognitif, motivasi, dan tingkah laku berinteraksi saling mempengaruhi satu sama lain Soeitoe, 1982, dalam Purwanti, 2005. Hasil belajar siswa harus meliputi tiga bidang, yaitu bidang kognitif penguasaan intelektual, bidang afektif berhubungan dengan sikap dan nilai, serta bidang psikomotorik kemampuan keterampilan bertindakberperilaku. Ketiganya tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, bahkan membentuk hubungan hierarki. Sebagai tujuan yang hendak dicapai, ketiganya harus nampak sebagai hasil belajar siswa dari proses pengajaran Sudjana, 1989. Dalam penelitian ini yang diteliti hanya perubahan kognitif dan afektif. Tiga aspek yang dikemukakan oleh Benyamin Bloom dalam Yulia, 2012 yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik. Ketiga aspek tersebut dapat diperoleh siswa melalui kegiatan belajar mengajar. Menurut Bloom, dkk dalam Winkel, 2005 hasil belajar terbagi menjadi tiga aspek yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik. a. Aspek Kognitif Aspek kognitif adalah aspek yang mencakup kegiatan otak, artinya segala upaya yang mencakup aktivitas otak termasuk dalam aspek kognitif Sudaryono 2012. Menurut Bloom, dkk dalam Winkel, 2005 aspek kognitif mencakup pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. 1 Pengetahuan C1 : mencangkup ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan. Hal-hal itu dapat meliputi fakta, kaidah, dan prinsip, serta metode yang diketahui. Pengetahuan yang disimpan dalam ingatan, digali pada saat dibutuhkan melalui bentuk ingatan mengingat recall atau mengenal kembali recognition. 2 Pemahaman C2 : mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari. 3 Penerapan C3: mencangkup kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah atau metode bekerja pada suatu kasusmasalah yang konkret dan baru. 4 Analisis C4: mencangkup kemampuan untuk merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhan atau organisasinya dapat dipahami dengan baik, kemampuan ini dinyatakan dengan menganalisis bagian-bagian dasar, bersama dengan hubunganrelasi antar semua bagian. 5 Sintesis C5: mencangkup kemampuan untuk membentuk suatu kesatuan atau pola baru. Bagian-bagian dihubungkan satu sama lain, sehingga terciptakan suatu bentuk yang baru. 6 Evaluasi C6: mencangkup kemampuan untuk membentuk suatu pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal, bersama dengan pertanggungjawaban pendapat berdasarkan kriteria tertentu. b. Aspek Afektif Aspek afektif adalah aspek yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Oleh karena itu, sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya apabila ia telah memiliki penguasaan kognitif yang tinggi Sudaryono, 2012. Menurut Bloom, dkk dalam Winkel, 2005 aspek afektif mencakup penerimaan, partisipasi, penilai, organisasi, dan pembentukan pola hidup. 1 Penerimaan : mencangkup kepekaan akan adanya suatu perangsang dan kesediaan untuk memperhatikan ransangan tersebut, seperti buku pelajaran atau penjelasan yang diberikan oleh guru atau mendengarkan dan memperhatikan jawaban teman sekelas. 2 Partisipasi : mencangkup kerelaan untuk memperhatikan secara aktif dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan. 3 Penilaipenentu sikap : mencakup kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian itu. 4 Organisasi : mencakup kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan dalam hidup. 5 Pembentukan pola hidup : mencakup kemampuan untuk menghayati nilai-nilai kehidupan dari materi yang telah dipelajari. c. Aspek Psikomotorik Aspek psikomotorik adalah aspek yang berkaitan dengan keterampilan skill atau bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar psikomotorik ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif memahami sesuatu dan hasil belajar afektif kecenderungan untuk berprilakau Sudaryono 2012. Menurut klasifikasi Bloom, dkk dalam Winkel, 2005 aspek psikomotorik meliputi persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan yang terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan, dan aktivitas. 1 Persepsi : mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan perbedaan antar ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan. 2 Kesiapan : terkait dengan konsentrasi dalam menyiapkan diri. 3 Gerakan terbimbing : mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik, sesuai dengan contoh yang diberikan. 4 Gerakan yang terbiasa : mencangkup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik dengan lancar, karena sudah dilatih secukupnya, tanpa memperhatikan lagi contoh yang diberikan. 5 Gerakan kompleks : mencangkup kemampuan untuk melaksanakan suatu keterampilan, yang terdiri atas beberapa komponen, dengan lancar, tepat dan efisien. 6 Penyesuaian pola gerakan : mencakup kemampuan untuk mengadakan perubahan dan menyesuaikan pola gerak-gerik dengan kondisi setempat atau dengan menunjukkan suatu keterampilan yang telah mencapai kemahiran. 7 Kreativitas : mencakup kemampuan untuk melahirkan pola- pola yang baru, seluruhnya atas dasar prakasa dan inisiatif sendiri. Pada penelitian ini yang diukur adalah aspek kognitif dan afektif saja karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai materi pelajaran. Umumnya hasil belajar dinyatakan dengan skor hasil tes atau angka yang diberikan guru berdasarkan pengamatannya belaka atau keduanya, yaitu hasil tes dan pengamatan guru pada waktu siswa melakukan diskusi kelompok. Sukmana 2004 mengatakan bahwa hasil ulangan atau ujian merupakan hasil belajar selama mengikuti kegiatan pembelajaran selama satu semester. Satu hal yang harus dihindari oleh pelajar selama ujian adalah kegiatan menyontek karena hasil menyontek tidak menggambarkan kemampuan belajar yang sebenarnya. Jadi, untuk mencapai hasil belajar yang baik, siswa dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan belajar, yang harus diimbangi dengan sikap rajin, tekun, dan motivasi belajar yang tinggi. Menurut Djamarah, 2003 dalam Kurniawati, 2012, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dibagi menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. a. Faktor-Faktor Internal Faktor internal adalah faktor yang ada di dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor ini dibagi menjadi tiga yaitu faktor fisiologis dan faktor psikologis. 1 Faktor Fisiologis Faktor fisologis terdiri dari kondisi fisiologis dan kondisi panca indera. Kondisi fisiologis umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar individu. Siswa dalam keadaan lelah akan berlainan belajarnya dari siswa dalam keadaan tidak lelah. Kondisi panca indera merupakan kondisi fisiologis yang dispesifikan pada kondisi indera. Kemampuan untuk melihat, mendengar, mencium, meraba, dan merasa mempengaruhi hasil belajar. Anak yang memilki hambatan pendengaran akan sulit menerima pelajaran apabila ia tidak menggunakan alat bantu. Agar seseorang dapat belajar dengan baik maka harus dapat menjaga kesehatan tubuhnya dengan mengatur jam kerja, belajar, istirahat, tidur, makan, olahraga, rekreasi, dan ibadah. Keadaan cacat tubuh bisa mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajarnya terganggu, maka perlu perlakuan khusus dengan alat bantu atau belajar di pendidikan khusus. 2 Faktor Psikologis Faktor psikologis merupakan faktor dari dalam diri individu yang berhubungan dengan rohaniah, di antaranya adalah : minat, kecerdasan dan kemampuan kognitif, bakat, serta motivasi. a. Minat Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang memerintah. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. b. Kecerdasan dan Kemampuan Kognitif Kecerdasan berhubungan dengan kemampuan siswa untuk beradaptasi, menyelesaikan masalah dan belajar dari pengalaman kehidupan. Kecerdasan dapat diasosiasikan dengan intelegensi. Siswa dengan nilai IQ yang tinggi umumnya mudah menerima pelajaran dan hasil belajarnya cenderung baik. Ranah kognitif merupakan kemampuan intelektual yang berhubungan dengan pengetahuan, ingatan, pemahaman dan lain-lain. c. Bakat Bakat adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dilatih dan dikembangkan. Bakat memungkinkan seseorang untuk mencapai prestasi dalam bidang tertentu. d. Motivasi Motivasi adalah suatu kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. b. Faktor-Faktor Eksternal Faktor eksternal merupakan faktor yang ada di luar individu. Faktor eksternal dikelompokan menjadi dua faktor yaitu faktor lingkungan dan faktor instrumental. 1 Faktor Lingkungan Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan siswa. Dalam lingkunganlah siswa hidup dan berinteraksi. Lingkungan yang mempengaruhi hasil belajar siswa dibedakan menjadi dua, yaitu lingkungan alami dan lingkungan sosial. a. Lingkungan Alami Lingkungan alami adalah lingkungan tempat siswa berada dalam arti lingkungan fisik. Yang termasuk lingkungan alami adalah lingkungan tempat tinggal keluarga. Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan terutama serta merupakan lembaga pendidikan dalam ukuran kecil tetapi bersifat menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar. Belajar yang baik dapat dilakukan apabila keadaan rumah tenang dan tenteram, hubungan keluarga baik sehingga anak betah di rumah dan faktor ekonomi keluarga terpenuhi. Suasana rumah yang nyaman membuat siswa akan belajar dengan baik sehingga mempengaruhi hasil belajar menjadi lebih baik. b. Lingkungan Sosial Makna lingkungan dalam hal ini adalah interaksi siswa sebagai makhluk sosial, makhluk yang hidup bersama atau Homo socius. Sebagai anggota masyarakat, siswa tidak bisa melepaskan diri dari ikatan sosial. Sistem sosial yang berlaku dalam masyarakat tempat siswa tinggal mengikat perilakunya untuk tunduk pada norma-norma sosial, susila, dan hukum. Lingkungan sosial siswa meliputi teman bergaul, kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa yang memberi pengaruh baik pada siswa, dan lingkungan masyarakat yang positif . Bentuk kehidupan masyarakat lingkungan sekitar dapat mempengaruhi presetasi belajar siswa. Jika lingkungan siswa adalah lingkungan terpelajar maka siswa akan terpengaruh dan terdorong untuk lebih giat belajar. 2 Faktor Instrumental Faktor instrumental dapat dikatakan sebagai faktor sekolah yang juga turut mempengaruhi hasil belajar siswa. Setiap penyelenggaraan pendidikan memiliki tujuan instruksional yang hendak dicapai. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan seperangkat kelengkapan atau instrumen dalam berbagai bentuk dan jenis. Instrumen dalam pendidikan terdiri dari kurikulum, program, sarana dan fasilitas, serta guru. a. Kurikulum Kurikulum adalah a plan for learning yang merupakan unsur substansial dalam pendidikan. Tanpa kurikulum, kegiatan belajar mengajar tidak dapat berlangsung. Setiap guru harus mempelajari dan menjabarkan isi kurikulum ke dalam program yang lebih rinci dan jelas sasarannya, dengan demikian dapat diketahui dan diukur dengan pasti tingkat keberhasilan belajar mengajar yang telah dilaksanakan. b. Program Keberhasilan pendidikan di sekolah tergantung dari baik tidaknya program pendidikan yang dirancang. Program pendidikan disusun berdasarkan potensi sekolah yang tersedia baik tenaga pendidik yang profesional mengajar di bidangnya, finansial untuk memenuhi segala yang dibutuhkan sekolah dalam penyediaan fasilitas yang memadai dan menunjang kegiatan belajar siswa, sarana, serta prasarana agar tercapainya hasil belajar siswa yang sesuai dengan yang diharapkan. c. Sarana dan Fasilitas Sarana mempunyai arti penting dalam pendidikan. Gedung sekolah yang dibangun terdiri atas ruang kelas yang cukup untuk menampung jumlah siswa dan menunjang kegiatan belajar siswa di dalam kelas, laboratorium dengan kelengkapan yang cukup, dan lain- lain. Fasilitas mengajar merupakan kelengkapan mengajar guru yang harus disediakan oleh sekolah. Hal ini merupakan kebutuhan guru yang harus diperhatikan seperti buku pegangan, buku penunjang, serta alat peraga yang sudah harus tersedia dan sewaktu-waktu dapat digunakan sesuai dengan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan. Adanya sarana dan fasilitas mengajar sangat membantu guru dalam menunaikan tugas mengajar di sekolah dan tercapainya hasil belajar siswa yang sesuai dengan yang diharapkan. d. Guru Perbedaan karakter, kepribadian, cara mengajar yang berbeda pada masing-masing guru, menghasilkan kontribusi yang berbeda pada proses pembelajaran. Guru pulalah yang menentukan metode serta strategi mengajar yang tepat agar tujuan pembelajaran dapat berjalan efektif dan efisien, serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

B. Minat

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individuallization (tai) terhadap pemahaman konsep matematika siswa kelas v sdi ummul quro bekasi

0 10 221

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI).

6 9 167

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

0 6 88

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SMA NEGERI 1 PARANGINAN.

0 2 17

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tai (Team Assisted Individualization) Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika

0 2 16

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE KOOPERATIF TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) PADA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE KOOPERATIF TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) PADA OPERASI HITUNG CAMPURAN SISWA KELAS IV SDN

0 0 15

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization berbantuan modul ditinjau dari minat dan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan tahun pelajaran 2015/2016.

0 3 285

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dalam meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas X 3 SMA Pangudi Luhur pada materi Protista.

1 2 245

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan metode TAI (Team Assisted Individualization) dalam meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas X1 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta pada materi dunia tumbuhan.

0 0 2

1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA

1 1 14