4. Ciri-Ciri Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut  Nur  2000,  dalam  Triana,  2010  ciri-ciri  pembelajaran
yang menggunakan model pembelajaran kooperatif sebagai berikut :
a. Siswa  bekerja  dalam  kelompok  secara  kooperatif  untuk  menuntaskan
materi belajarnya. b.
Kelompok  dibentuk  dari  siswa  yang  memiliki  kemampuan  tinggi, sedang, dan rendah.
c. Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, bangsa, suku,
dan jenis kelamin yang berbeda-beda. d.
Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok dari pada individu.
D. Model  Pembelajaran  Kooperatif  dengan  Metode  TAI  Team  Assisted
Individualization
Pembelajararan dengan metode TAI Team Assisted Individualization ini  dikembangkan  oleh  Slavin.  Menurut  Slavin  2005  terdapat  tiga  alasan
memperkenalkan metode
pembelajaran TAI
Team Assisted
Individualization: a
Metode  ini  mengkombinasikan  keampuhan  kooperatif  dan program pengajaran individual
b Memberikan tekanan pada efek sosial dari belajar kooperatif
c TAI  Team  Assisted  Individualization    disusun  untuk
memecahkan masalah dalam program pengajaran, misalnya dalam hal kesulitan belajar siswa secara individual.
Metode  pembelajaran  TAI  Team  Assisted  Individualization  pada dasarnya  adalah  suatu  metode  diskusi  yang  melibatkan  banyak  siswa  dalam
proses  belajar  mengajar  dan  memeriksa  pengetahuan  siswa  dalam  materi pelajaran yang dipelajari.
Metode  pembelajaran  TAI  Team  Assisted  Individualization merupakan  metode  pembelajaran  secara  berkelompok  di  mana  terdapat
seorang  siswa  yang  lebih  mampu,  berperan  sebagai  asisten  yang  bertugas membantu  secara  individual  siswa  lain  yang  kurang  mampu  dalam  satu
kelompok dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban  sebagai  tanggung  jawab  bersama.  Dalam  hal  ini  peran  pendidik
hanya  sebagai  fasilitator  dan  mediator  dalam  proses  belajar  mengajar. Pengajarguru  cukup  menciptakan  kondisi  lingkungan  belajar  yang  kondusif
bagi peserta didik. TAI  Team  Assisted  Individualization  merupakan  salah  satu  metode
dalam  pembelajaran  kooperatif.  Pada  metode  pembelajaran  TAI  Team Assisted  Individualization,  siswa  ditempatkan  dalam  kelompok-kelompok
kecil  4  sampai  5  siswa  yang  heterogen  dan  selanjutnya  diikuti  dengan pemberian  bantuan  secara  individu  bagi  siswa  yang  memerlukan.  Melalui
pembelajaran  kelompok,  diharapkan  para  siswa  dapat  meningkatkan  pikiran kritisnya, kreatif, dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi.
Salah  satu  ciri  model  pembelajaran  kooperatif  adalah  kemampuan siswa  untuk  bekerja  sama  dalam  kelompok  memiliki  tugas  setara.  Oleh
karena  itu,  pada  pembelajaran  kooperatif,  keberhasilan  kelompok  sangat diperhatikan,  maka  siswa  yang  pandai  dapat  mengembangkan  kemampuan
dan  keterampilannya,  sedangkan  siswa  yang  kurang  pandai  akan  terbantu dalam mengetahui permasalahan yang diselesaikan dalam kelompok tersebut.
Secara  umum  ada  delapan  komponen  dalam  model  pembelajaran kooperatif  dengan  metode  TAI  Team  Assisted  Individualization  Slavin,
2005  yaitu  pembentukan  kelompok,  tes  penempatan,  materi  kurikulum, kelompok  belajar,  skor  tim  dan  rekognisi  tim,  kelompok  pengajaran,  tes
fakta, dan mengajar seluruh kelas. 1.
Pembentukan Kelompok Pembentukan  kelompok  bersifat  heterogen  yang  terdiri  atas  4
sampai 5 siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik,  jenis  kelamin,  ras,  dan  etnisitas.  Fungsi  utama  dari  tim  ini
adalah  memastikan  bahwa  semua  anggota  tim  benar-benar  belajar,  dan lebih  khususnya  lagi  adalah  mempersiapkan  anggotanya  untuk  dapat
mengingat  dan  mengetahui  materi  yang  nantinya  digunakan  dalam persiapan  mengerjakan  latihan.  Dalam  hal  ini,  biasanya  siswa
menggunakan  cara  pembelajaran  diskusi  tentang  masalah-masalah  yang ada,  membandingkan  soal  dan  jawaban  yang  ada,  dan  mengoreksi  tiap
pengertian apabila anggota tim ada yang membuat kesalahan. 2.
Tes Penempatan Para  siswa  diberi  tes  pada  awal  program  pembelajaran.  Hasil  dari
tes  awal  digunakan  untuk  membuat  kelompok  berdasarkan  poin  yang mereka peroleh.
3. Materi Kurikulum
Proses  pembelajaran  harus  menggunakan  materi  yang  terdapat pada kurikulum yang mencakup dunia tumbuhan.
4. Kelompok Belajar
Berdasarkan  tes  maka  dibentuk  kelompok  belajar.  Siswa  dalam kelompoknya  mendengarkan  presentasi  dari  guru  dan  mengerjakan
lembar  kerja.  Jika  ada  siswa  yang  belum  mengetahui,  tentang  materi dapat  bertanya  pada  anggota  tim  lainnya  atau  ketua  yang  telah  ditunjuk,
kalau belum mengetahui juga baru meminta penjelasan dari guru. 5.
Skor Tim dan Rekognisi Tim Skor  diberikan  terhadap  hasil  kerja  kelompok  dan  pemberian
kriteria  penghargaan  diberikan  terhadap  kelompok  yang  berhasil  dalam menyelesaikan masalah.
6. Kelompok Pengajaran Mengajar Kelompok
Secara  singkat  guru  menjelaskan  tentang  materi  pembelajaran menjelang pemberian tugas kelompok. Materi  yang belum diketahui oleh
suatu  kelompok  dapat  ditanyakan  kepada  guru  dan  guru  menjelaskan materi  kepada  kelompok  tersebut.  Pada  saat  guru  mengajar,  siswa  dapat
mempelajari  materi  baik  secara  individual  dan  kelompok  dengan kebebasan  tetapi  bertanggung  jawab. Keaktifan  siswa  sangat diutamakan
pada pengajaran dengan  metode TAI Team Assisted Individualization. 7.
Tes Fakta Lembar Kerja Pelaksanaan  tes-tes  kecil berdasarkan  fakta  yang  diperoleh  peserta
didik. 8.
Mengajar Seluruh Kelas Setelah  akhir  dari  pembelajaran,  guru  menjelaskan  konsep-konsep
yang  belum  dimengerti  oleh  siswa  dengan  strategi  pemecahan  masalah yang relevan. Pada akhir pengajaran diberikan kesimpulan dari materi.
Langkah-langkah  model  pembelajaran  kooperatif  dengan  metode TAI dapat dilihat pada tabel berikut .
Tabel 1. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif dengan Metode TAI
Langkah Kegiatan
1 Guru  memberikan  tugas  kepada  siswa  untuk
mempelajari materi
pembelajaran secara
individual yang sudah dipersiapkan oleh guru. 2
Guru  memberikan  pretest  secara  individual kepada siswa untuk mendapatkan skor awal.
3 Guru  membentuk  beberapa  kelompok.  Setiap
kelompok  terdiri  dari  4  sampai  5  siswa  dengan kemampuan  yang  berbeda-beda.  Jika  mungkin
anggota  kelompok  berasal  dari  ras,  budaya,  suku yang berbeda serta kesetaraan jender.
4 Hasil belajar siswa secara  individual didiskusikan
dalam kelompok. Dalam diskusi kelompok, setiap anggota  kelompok  saling  memeriksa  jawaban
teman satu kelompok.
5 Guru  memfasilitasi  siswa  dalam  membuat
rangkuman,  mengarahkan,  dan  memberikan penegasan  pada  materi  pembelajaran  yang  telah
dipelajari.
6 Guru  memberikan  post-test  kepada  siswa  secara
individual.
7 Guru  memberi  penghargaan  kepada  kelompok
berdasarkan  perolehan  nilai  peningkatan  hasil belajar  individual  dari  pretest  ke  skor  post-test
berikutnya terkini.
Cara-cara  atau  langkah-langkah  penentuan  nilai  penghargaan kepada kelompok adalah sebagai berikut :
1. Menentukan  nilai  dasar  awal  masing-masing  siswa.  Nilai
dasar  awal  dapat  berupa  nilai  teskuis  awal  atau menggunakan nilai ulangan sebelumnya.
2. Menentukan  nilai  teskuis  yang  telah  dilaksanakan  setelah
siswa  bekerja  di  dalam  kelompok  yang  disebut  nilai  kuis terkini.
3. Menentukan  nilai  peningkatan  hasil  belajar  yang  besarnya
ditentukan berdasarkan selisih nilai kuis terkini dan nilai dasar awal  masing-masing  siswa  dengan  menggunakan  kriteria
berikut ini. Tabel 2. Kriteria dan Hasil Peningkatan Nilai Belajar Siswa
Kriteria Nilai Peningkatan
Nilai kuistes turun lebih dari 10 poin di bawah nilai awal
5 Nilai  kuistes  terkini  turun  1
sampai  dengan  10  poin  di bawah nilai awal
10 Nilai  kuistes  terkini  sama
dengan  nilai  awal  sampai dengan 10 di atas nilai awal
20 Nilai  kuistes  terkini  lebih
dari 10 di atas nilai awal 30
Penghargaan  kelompok  diberikan  berdasarkan  rata-rata  nilai peningkatan
yang diperoleh
masing-masing kelompok
dengan memberikan predikat cukup, baik, sangat baik, dan sempurna.
Kriteria untuk status kelompok : -
Cukup, bila rata-rata nilai peningkatan kelompok kurang dari 15 rata-rata nilai peningkatan kelompok   15
- Baik,  bila  rata-rata  nilai  peningkatan  kelompok  antara  15  dan  20  15
≤ rata-rata nilai peningkatan kelompok   20
- Sangat  baik,  bila  rata-rata  nilai  peningkatan  kelompok  antara  20  dan  25
20 ≤ rata-rata nilai peningkatan kelompok  25
- Sempurna,  bila  rata-rata  nilai  peningkatan  kelompok  lebih  atau  sama
dengan 25 rata-rata nilai peningkatan kelompok ≥ 25
Model  pembelajaran  kooperatif  dengan    metode  TAI  Team Assisted  Individualization  memiliki  kelebihan  dan  kekurangan  dalam
http:3ekelompok8.blogspot.com201211metode-tai.html. Kelebihan
yang dimiliki  oleh  metode  TAI  Team  Assisted  Individualization  adalah  sebagai
berikut. 1
Meningkatkan hasil belajar. 2
Meningkatkan motivasi belajar pada siswa. 3
Dapat membantu siswa yang lemah. 4
Siswa diajarkan bekerjasama dalam suatu kelompok. 5
Menimbulkan rasa tanggung jawab dalam kelompok dalam menyelesaikan masalah.
Adapun  kekurangan  yang  dimiliki  oleh  metode  TAI  Team  Assisted Individualization adalah sebagai berikut.
1 Dibutuhkan  waktu  yang  lama  untuk  membuat  dan  mengembangkan
perangkat pembelajaran. 2
Guru  mengalami  kesulitan  dalam  memberikan  bimbingan  pada  siswa, karena dengan jumlah siswa yang banyak dalam kelas maka akan semakin
banyak kelompok yang terbentuk. 3
Tidak  semua  materi  dapat diterapkan  menggunakan  metode pembelajaran TAI.
4 Menimbulkan  ketergantungan  siswa,  dimana  siswa  yang  kurang  pandai
secara tidak langsung akan bergantung pada siswa yang pandai. 5
Menimbulkan  sikap  pasif  kepada  siswa  tertentu,  karena  dia  hanya mengandalkan teman sekelompok dan tidak mau berusaha.
E. Pembelajaran tentang Dunia Tumbuhan