BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan  merupakan  faktor  yang  sangat  penting  bagi kelangsungan  hidup  manusia.  Ada  ungkapan  yang  mengatakan  bahwa
“tingkat  kemajuan  suatu  bangsa  ditentukan  oleh  meningkatnya  sumber daya manusia dan kualitas sumber daya manusia ditentukan dengan sistem
pendidikannya.” Oleh karena itu setiap bangsa berusaha meningkatkan dan mengembangkan  sistem  pendidikan.  Pendidikan  di  Indonesia  bahkan
tercantum di dalam Undang-Undang. Berdasarkan Undang-Undang RI No. 20  Tahun  2003  tentang  Sistem  Pendidikan  Nasional,  pendidikan  adalah
usaha  sadar  dan  terencana  untuk  mewujudkan  suasana  belajar  dan  proses pembelajaran  agar  peserta  didik  secara  aktif  mengembangkan  potensi
dirinya  untuk  memiliki  kekuatan  spiritual,  keagamaan,  pengendalian  diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya,  masyarakat,  bangsa,  dan  negara.  Di  dalam  Peraturan  Pemerintah RI  Nomor  19  ayat  1  Tahun  2005  tentang  Standar  Nasional  Pendidikan,
proses  pembelajaran  pada  satuan  pendidikan  diselenggarakan  secara interaktif,  menyenangkan,  menantang,  memotivasi  peserta  didik  untuk
berpartisipasi  aktif,  serta  memberikan  ruang  yang  cukup  bagi  prakarsa, kreatifitas  dan  kemandirian  sesuai  bakat,  minat,  dan  perkembangan  fisik
serta  psikologis  peserta  didik.  Dalam  KBBI  1996  pendidikan  diartikan sebagai  proses  pembelajaran  bagi  individu  untuk  mencapai  pengetahuan
dan  pemahaman  yang  lebih  tinggi  mengenai  objek-objek  tertentu  dan spesifik.  Pengetahuan  tersebut  diperoleh  secara  formal  yang  berakibat
individu  mempunyai  pola  pikir  dan  perilaku  sesuai  dengan  pendidikan yang telah diperolehnya.
Biologi  merupakan  salah  satu  mata  pelajaran  yang  diajarkan  di sekolah.  Biologi  yang  diajarkan  di  sekolah  tidak  hanya  memberikan  ilmu
biologi kepada para siswa tetapi juga sebagai sarana bagi para siswa untuk mengembangkan  diri  dalam  berpikir  logis,  kritis,  sistematis,  dan  objektif.
Sayangnya,  para  siswa  beranggapan  bahwa  mata  pelajaran  biologi  adalah mata pelajaran  yang sulit. Dunia tumbuhan merupakan materi yang cukup
luas  sehingga  guru  mata  pelajaran  pun  sedikit  merasa  kesulitan  dalam menyampaikan  materi.  Guru  mata  pelajaran  pun  belum  menemukan
metode  yang  tepat  dalam  menyampaikan  materi  tersebut.  Menurut  guru mata pelajaran biologi di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta, kesulitan yang
dihadapi  oleh  siswa  disebabkan  ketidakpahaman  mereka  tentang  materi dunia  tumbuhan  ditambah  berbagai  nama  ilmiah  dari  setiap  jenis
tumbuhan  yang  perlu  dipelajari.  Dengan  adanya  berbagai  kesulitan  yang dihadapi oleh guru biologi dan siswa di  SMA Pangudi Luhur Yogyakarta,
maka hal tersebut tentunya berimbas kepada hasil belajar siswa pada mata pelajaran  biologi  khususnya  pada  materi  dunia  tumbuhan.  Hasil  belajar
siswa  di  SMA  Pangudi  Luhur  Yogyakarta  pada  materi  dunia  tumbuhan, secara  umum  adalah  di  bawah  Kriteria  Ketuntasan  Minimal  KKM.
Berdasarkan  hasil  observasi  juga  nilai  rata-rata  kelas  pada  materi  dunia tumbuhan  adalah  49,71  dengan  KKM  pada  mata  pelajaran  biologi  adalah
75. Hasil belajar yang diperoleh siswa tentunya akan mempengaruhi minat belajar mereka. Dengan perolehan nilai di bawah KKM siswa akan merasa
tidak  mampu  dalam  mata  pelajaran  tersebut,  sehingga  minat  belajar  akan berkurang bahkan lama-kelamaan akan hilang.
Berdasarkan  hasil  observasi  peneliti  di  SMA  Pangudi  Luhur Yogyakarta,  siswa  mengalami  kesulitan  belajar  dengan  alasan  yang  klise
yaitu  ‘biologi  adalah  ilmu  menghafal’.  Dalam  konsep  pemahaman  siswa, biologi  dipenuhi  dengan  bahasa  Latin  nama  ilmiah.  Siswa  beranggapan
bahwa  untuk  memahami  konsep  biologi  adalah  harus  menghafal  nama- nama ilmiah. Hal ini  yang membuat siswa tidak antusias dalam mengikuti
mata pelajaran biologi dan merasa terbebani dengan mata pelajaran biologi sehingga  berdampak  pada  hasil  belajar  mereka  yang  tidak  mencapai
Kriteria  Ketuntasan  Minimal  KKM.  Selain  karena  dasar  pemahaman siswa yang sudah keliru, para siswa juga kurang dimotivasi sehingga siswa
tidak  tertarik  pada  biologi.  Berdasarkan  hasil  observasi  juga  peneliti melihat  guru  sudah  melakukan  berbagai  cara  untuk  meningkatkan  hasil
belajar,  minat  serta  motivasi  siswa  dalam  belajar  di  antaranya  dengan menggunakan  metode  diskusi,  tanya  jawab,  belajar  bersama  learning
together  akan  tetapi  metode  ini  dinilai  belum berhasil  dan  sesuai  dengan keadaan siswa di kelas X
1
SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Model  pembelajaran  kooperatif  merupakan  model  pembelajaran
yang  bisa  diterapkan  dalam  pembelajaran  biologi.  Model  pembelajaran kooperatif lebih diarahkan kepada kelompok belajar siswa di kelas. Secara
umum  model  pembelajaran  kooperatif  adalah  pembentukan  beberapa kelompok kecil dan bekerja secara bersama-sama dalam memecahkan soal
atau  permasalahan  yang  diberikan  oleh  guru.  Pembentukan  kelompok  di dalam  kelas  berdasarkan  perbedaan  kemampuan  setiap  siswa  di  kelas
sehingga  terjadi  pemerataan  anggota  dalam  setiap  kelompok.  Model pembelajaran  kooperatif  yang  diterapkan  di  kelas  merupakan  suatu
struktur  tugas  bersama  dalam  suasana  kebersamaan  di  antara  sesama anggota  kelompok  Solihatin,  E.,  dan  Rahardjo,  2007.  Model
pembelajaran  kooperatif  yang  dipilih  bertujuan  untuk  membantu  siswa dalam belajar agar lebih mudah memahami materi  yang disampaikan oleh
guru,  membantu  siswa  dalam  bekerja  sama  dengan  teman,    dan  melatih siswa  dalam  berpikir  kritis  terhadap  suatu  masalah  sehingga  dapat
meningkatkan  kemampuan  siswa  terhadap  hasil  belajar  dan  minatnya terhadap biologi.
Sesuai  dengan  permasalahan  siswa  di  kelas  X
1
SMA  Pangudi Luhur Yogyakarta peneliti melihat model pembelajaran kooperatif dengan
metode  TAI  Team  Assisted  Individualization  sesuai  dengan  kebutuhan siswa  dalam  pembelajaran  biologi.  Metode  TAI  Team  Assisted
Individualization adalah
model pembelajaran
kooperatif yang
mengelompokan  siswa  berdasarkan  kemampuan  mereka.  Siswa  yang mempunyai  kemampuan  yang tinggi cenderung duduk dengan siswa  yang
mempunyai  kemampuan  yang  sama.  Dalam  metode  TAI  Team  Assisted Individualization  siswa  yang  kemampuan  lebih  akan  dikelompokkan
dengan  siswa  yang  mempunyai  kemampuan  sedang  atau  rendah.  Dengan metode  pengelompokan  seperti  ini  diharapkan  siswa  yang  mempunyai
kemampuan  kurang  dapat  belajar  dengan  temannya.  Seperti  yang dikatakan Slavin 2005 bahwa sebagian dapat belajar dengan baik apabila
dijelaskan  oleh  teman  sebaya  mereka.  Untuk  itu,  karena  biologi
merupakan  pembelajaran  teori dan  fakta  maka  penulis  menilai  metode  ini lebih efektif dari pada metode konvensional yang sering digunakan guru.
Metode  TAI  Team  Assisted  Individualization  juga  pernah digunakan  dalam  penelitian  sebelumnya  oleh  Widiasih  2009  dengan
judul  “Penerapan  Pembelajaran  Kooperatif  Model  TAI  Team  Assisted Individualization untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Biologi
Siswa  Kelas  X  SMAN  2  Batu  pada  Materi  Ekosistem”.  Hasil  penelitian menujukkan  bahwa  penerapan  pembelajaran  TAI  Team  Assisted
Individualization  dapat  meningkatkan  motivasi  dan  hasil  belajar  Biologi melalui  8  tahapannya  yang  dimodifikasi  terutama  pada  tahap  teaching
group  dan  student  creative.  Peningkatan  motivasi  belajar  siswa  ditandai dengan peningkatan persentase 4 indikator motivasi yaitu attention 23,0;
relevance  44,9;  confidence  41,9;  satisfaction  95,2,  sedangkan peingkatan  hasil  belajar  siswa  ditandai  dengan  peningkatan  pencapaian
SKM Standar Ketuntasan Minimum hingga 88,88 . Pada  dasarnya    biologi  merupakan  mata  pelajaran  yang  sangat
menarik  karena  objek  kajian  biologi  adalah  diri  sendiri  dan  alam sekitarnya. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan  penelitian  menggunakan  model  pembelajaran  kooperatif dengan
metode TAI
Team Assisted
Individualization untuk
meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas X
1
SMA Pangudi Luhur Yogyakarta pada materi dunia tumbuhan.
B. Rumusan Masalah