Ribowo, 2006. Rendahnya rasa ingin tahu siswa juga turut mempengaruhi
rasa perhatian
siswa kepada
materi pembelajaran dan penjelasan dari peneliti. Hasil observasi pada
indikator “perhatian”
menunjukan siswa
kurang memperhatikan penjelasan peneliti selam proses pembelajaran.
Hal ini menyebabkan presentase indikator “perhatian” pada hasil belajar pada aspek afektif mengalami penurunan.
Secara keseluruhan, pencapaian hasil belajar siswa pada aspek afektif secara keseluruhan menggunakan model
pembelajaran kooperatif dengan metode TAI Team Assisted Individualization yang dilakukan oleh peneliti di SMA
Pangudi Luhur Yogyakarta kelas X
1
pada materi dunia tumbuhan, hasil belajar siswa pada aspek afektif mengalami
penurunan presentase nilai ketuntasan klasikal yaitu pada siklus I sebesar 70,66 dan siklus II menurun menjadi 68,31 di
mana hasil belajar siswa pada aspek afektif belum mencapai target keberhasilan yakni 75 . Lihat tabel 18.
3. Faktor-Faktor Pendukung Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif dengan Metode TAI Team Assisted Individualization
Penelitian menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan metode TAI Team Assisted Individualization yang diterapkan
di kelas X
1
SMA Pangudi Luhur Yogyakarta pada materi dunia tumbuhan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada aspek kognitif
tetapi tidak dapat meningkatkan minat belajar siswa dan hasil belajar
siswa pada aspek afektif. Adapun demikian, penerapan model pembelajaran kooperatif dengan metode TAI Team Assisted
Individualization yang diterapkan di kelas X
1
SMA Pangudi Luhur Yogyakarta pada materi dunia tumbuhan didukung oleh beberapa hal
yaitu sebagai berikut. a.
Kesediaan Siswa Kesediaan siswa memberikan pengaruh dan dukungan
yang besar dalam proses pembelajaran. Kesediaan siswa kelas X
1
SMA Pangudi Luhur Yogyakarta untuk berkumpul dan berdiskusi dalam kelompok, mengerjakan dan mengumpulkan
LKS Lembar Kerja Siswa, serta kesediaan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran sehingga dapat berjalan
dengan lancar. b.
Guru Mata Pelajaran dan Peneliti Guru membantu peneliti dalam mengobservasi kelas
selama pembelajaran berlangsung serta membantu peneliti dalam melakukan pendekatan dengan siswa. Peneliti sendiri
memiliki peran yang penting dan mendukung selama persiapan dan proses pembelajaran. Peneliti yang memilih dan
menentukan materi pembelajaran yang cocok model
pembelajaran kooperatif dengan metode TAI Team Assisted Individualization. Selain itu, peneliti menyiapkan LKS
Lembar Kerja Siswa dan kartu soal sebagai alat bantu agar siswa dapat memahami materi yang dipelajari.
c. Sarana dan Prasarana Sekolah
Sarana dan prasarana sekolah juga mendukung jalannya penerapan model pembelajaran kooperatif dengan metode TAI
Team Assisted Individualization yaitu adanya LCD dan
viewer yang dapat membantu penayangan gambar dengan lebih jelas ketika dilaksanakan pembelajaran kooperatif
dengan metode TAI Team Assisted Individualization.
4. Faktor-Faktor Penghambat Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif dengan Metode TAI Team Assited Individualization dan Cara Mengatasinya
Penelitian menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan metode TAI Team Assisted Individualization yang diterapkan
di kelas X
1
SMA Pangudi Luhur Yogyakarta pada materi dunia tumbuhan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada aspek kognitif
tetapi tidak dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa pada aspek afektif. Adapun penerapan model pembelajaran kooperatif
dengan metode TAI Team Assisted Individualization yang diterapkan di kelas X
1
SMA Pangudi Luhur Yogyakarta pada materi dunia tumbuhan menghadapi berbagai kendala yang menghambat jalannya
proses pembelajaran di kelas. Beberapa hal yang mengganggu jalannya proses pembelajaran di kelas adalah sebagai berikut.
a. Waktu Mengajar
Waktu mengajar yang terpotong karena adanya beberapa kegiatan internal di sekolah seperti rapat para dewan
guru dengan orang tuawali siswa. Untuk mengatasi hal tersebut,
peneliti meminta
tambahan waktu
dalam melaksanakan penelitian sehingga semua materi dapat
disampaikan oleh peneliti. b.
Kondisi Ruang Kelas Untuk mendukung proses pembelajaran dapat berjalan
dengan baik maka diperlukan ruang kelas yang cukup untuk menampung seluruh siswa. Ruang kelas yang digunakan
peneliti selama
penelitian masih
kurang mendukung
berjalannya berbagai kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Ruang kelas masih terlalu sempit sehingga kurang dapat
menunjang aktivitas siswa di dalam kelas untuk melakukan diskusi kelompok dan ruang gerak siswa menjadi sempit.
Selain itu, ruang kelas yang yang sempit juga memungkinkan siswa untuk mengganggu anggota kelompok lain yang sedang
berdiskusi. Untuk mengatasi hal tersebut, peneliti menentukan dan menempatkan setiap kelompok dengan jarak yang
memngkinkan siswa tidak mengganggu anggota kelompok lain saat berdiskusi.
c. Kejenuhan Siswa
Dalam penelitian menggunakan model pembelajaran kooperatif
dengan metode
TAI Team
Assisted Individualization yang diterapkan di kelas X
1
SMA Pangudi Luhur Yogyakarta pada materi dunia tumbuhan siswa lama-
kelamaan akan merasa jenuh. Untuk mengatasi kejenuhan
siswa, peneliti memberikan sedikit waktu kepada siswa untuk istirahat sejenak tetapi tidak membuat kegaduhan di dalam
kelas. d.
Gangguan Eksternal Dalam proses pembelajaran, tentunya tidak terlepas dari
berbagai gungguan yang bukan berasal dari aktivitas siswa di dalam kelas maupun dari peneliti melainkan dari luar kelas.
Gangguan eksternal ini dapat mengganggu konsentrasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Gangguan eksternal
selama proses pembelajaran dalam penelitian ini adalah adanya siswa dari kelas lain yang masuk ke dalam kelas untuk bertemu
dengan siswa di kelas X
1
. Untuk mengatasi adanya gangguan eksternal tersebut, peneliti tetap melanjutkan pembelajaran dan
memberikan waktu untuk bertemu setelah selesai pembelajaran.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakasanakan peneliti pada bulan Februari-Maret 2013 menggunakan
model pembelajaran
kooperatif dengan
metode TAI
Team Assisted
Individualization untuk meningkatkan minat belajar siswa kelas X
1
SMA Pangudi Luhur Yogyakarta pada materi dunia tumbuhan dapat
disimpulkan sebagai berikut. 1.
Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan metode TAI Team
Assisted Individualization dapat meningkatkan minat belajar siswa.
2. Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan metode TAI Team
Assisted Individualization dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada aspek kognitif.
3. Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan metode TAI Team
Assisted Individualization tidak dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada aspek afektif.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, model pembelajaran kooperatif dengan metode TAI Team Assisted Individualization dapat meningkatkan
minat dan hasil belajar siswa pada aspek kognitif tetapi tidak dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X
1
SMA Pangudi Luhur