dalam  kegiatan  pembelajaran  yang  dilaksanakan,  yang  merupakan salah  satu  faktor  meningkatnya  minat  siswa  dalam  pelajaran  biologi
khususnya materi dunia tumbuhan ini. Faktor  lain  yang  mempengaruhi  minat  belajar  siswa  dalam
penelitian  ini  adalah  sarana  dan  prasarana  sekolah  yang  mendukung jalannya  penerapan  model  pembelajaran  kooperatif  dengan  metode
TAI  Team  Assisted  Individualization  yaitu  adanya  LCD  dan  viewer
yang  dapat  membantu  penayangan  gambar  dengan  lebih  jelas  ketika dilaksanakan  pembelajaran  kooperatif  dengan  metode  TAI  Team
Assisted  Individualization.  Hal  ini  sesuai  dengan  pendapat  Santoso
dalam Sholahuddin.
2012.edublog.orgfaktor-faktor-yang– mempengaruhi-  minat-  belajar,  di  mana  fasilitas-fasilitas  yang
dimiliki  oleh  sekolah  seperti  perpustakaan,  ruang  kelas  dan laboratorium juga dapat mempengaruhi minat belajar siswa.
2. Hasil Belajar Siswa
Hasil  belajar  siswa  dalam  penelitian  ini  adalah  hasil  belajar siswa pada aspek kognitif dan hasil belajar siswa pada aspek afektif.
a. Hasil Belajar Siswa Aspek Kognitif
Hasil belajar siswa aspek kognitif diperoleh dari hasil tes akhir  post-test  siklus  I  dan  siklus  II.  Untuk  mengetahui
peningkatan  hasil  belajar  masing-masing  siswanilai  masing- masing  siswa  dari  setiap  siklus  dapat  dihitung  secara  klasikal
dengan  menghitung  nilai  yang  diperoleh  masing-masing  siswa dibagi skor total nilai yang seharusnya diperoleh dikalikan 100.
Pedoman  skor  dalam  lampiran  11  dan  12.  Untuk  mengetahui nilai  rata-rata  kelas  dapat  dihitung  dengan  mengakumulasikan
seluruh nilai siswa  yang diperoleh dibagi dengan  jumlah siswa secara  keseluruhan.  Selanjutnya  untuk  mengetahui  presentase
ketuntasan  kelas  dapat  dihitung  dengan  menjumlahkan  jumlah siswa  yang  tuntasmencapai  Kriteria  Ketuntasan  Minimal
KKM  dibagi  jumlah  siswa  secara  keseluruhan  dikalikan dengan 100 . Hasil analisis tes akhir post-test aspek kognitif
siswa siklus I dan siklus II dalam lampiran 19 dan 20. Hasil  belajar  siswa  pada  aspek  kognitif  dapat  dilihat
pada tabel yang disajikan di bawah ini :
Tabel 14. Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif Siklus I dan Siklus II
No Jenis data
Hasil Siklus I
Siklus II 1
Nilai tertinggi 87
88
2 Nilai terendah
24,3 24
3 Jumlah siswa yang tuntas
≥ 75 5
5
4
Jumlah siswa yang belum tuntas ≤ 75
25 25
5 Rata-rata nilai
40,3 57,63
6
Ketuntasan klasikalpresentase kelas 16,17
16,17
7 Target keberhasilan
75 75
8
Kualifikasi Belum tuntas
Belum tuntas
Berdasarkan tabel 14 di atas, hasil belajar siswa kelas X
1
SMA  Pangudi  Luhur  Yogyakarta  menggunakan  model pembelajaran  kooperatif  dengan  metode  TAI  Team  Assisted
Individualization  pada  siklus  I  dan  siklus  II  menunjukan adanya  peningkatan  hasil  belajar.  Pada  siklus  I  nilai  tertinggi
yang  diperoleh  adalah  87  dan  nilai  terendah  adalah  24,3.  Dari
30  jumlah  siswa,  siswa  yang  tuntas ≥  75  adalah  5  siswa
sedangkan  25  siswa  lainnya  tidak  tuntas ≤ 75. Nilai rata-rata
kelas  yang  diperoleh  adalah  sebesar  40,3.  Dengan  demikian, presentase  kelas  yang diperoleh dari siklus I ini adalah sebesar
16,17   di  mana  hasil  ini  belum  mencapai  target  keberhasilan yaitu 75.  Oleh karena itu, kualifikasi hasil belajar siswa pada
aspek kognitif pada siklus I ini dapat dikatakan belum tuntas. Pada  siklus  II    nilai  tertinggi  yang  diperoleh  adalah  88
dan nilai terendah adalah 24. Dari 30 jumlah siswa, siswa yang tuntas
≥ 75 adalah 5 siswa sedangkan 25 siswa lainnya tidak tuntas
≤  75.  Nilai  rata-rata  kelas  yang  diperoleh  adalah sebesar  57,63.  Dengan  demikian,  presentase  kelas  yang
diperoleh  dari  siklus  I  ini  adalah  sebesar  16,17    di  mana presentase  yang  diperoleh  sama  dengan  pada  siklus  I  karena
jumlah  siswa  yang  tuntas  pada  kedua  siklus  tersebut  adalah sama  yaitu  5  siswa.  Hasil  yang  diperoleh  pada  siklus  II  juga
belum  mencapai  target  keberhasilan  yaitu  75  .  Namun,  dari hasil  yang  diperoleh  siswa,  terjadi  peningkatan  hasil  belajar
aspek  kognitif  dari  siklus  I  ke  siklus  II  dilihat  dari  rata-rata kelas yang diperoleh yaitu dari 40,3 menjadi 57,6.
Tes  akhir  post-test  untuk  setiap  siklus  dibuat berdasarkan  indikator  hasil  belajar  siswa  pada  aspek  kognitif
yang  meliputi  mengidentifikasi  ciri-ciri  divisi  dalam  dunia tumbuhan,  memberi  contoh    anggota  masing-masing  divisi
dalam dunia
tumbuhan, mengidentifikasi
cara
perkembangbiakan  berbagai  divisi  pada  dunia  tumbuhan, mengenal
anggota masing-masing
divisi berdasarkan
morfologinya,  dan  mengidentifikasi  peran  anggota  dunia tumbuhan bagi kehidupan.
Pada  siklus  I  hasil  belajar  siswa  pada  aspek  kognitif yang  dinilai  meliputi  ingatan  C1,  pemahaman  C2,  aplikasi
C3,  dan  analisis  C4.  Presentase  masing-masing  indikator hasil  belajar  siswa  siswa  pada  aspek  kognitif  siklus  I disajikan
dalam tabel berikut : Tabel 15. Presentase Indikator Siklus I
Indikator Presentase
Mengidentifikasi ciri-ciri divisi dalam dunia tumbuhan.
89,17 Memberi contoh  anggota masing-masing
divisi dalam dunia tumbuhan. 75,71
Mengidentifikasi cara perkembangbiakan berbagai divisi pada dunia tumbuhan.
45,84 Mengenal anggota masing-masing divisi
berdasarkan morfologinya. 77,5
Mengidentifikasi peran
anggota  dunia tumbuhan bagi kehidupan.
88
Dari  tabel  15  di  atas  dapat  dilihat  indikator mengidentifikasi  ciri-ciri  divisi  dalam  dunia  tumbuhan
memperoleh  presentase  tertinggi  yaitu  89,17    sedangkan indikator  mengidentifikasi  cara  perkembangbiakan  berbagai
divisi  pada  dunia  tumbuhan  memperoleh  presentase  terendah yaitu  45,84  .  Indikator  memberi  contoh    anggota  masing-
masing  divisi  dalam  dunia  tumbuhan  memperoleh  presentase sebesar  75,71  ,  indikator  mengenal  anggota  masing-masing
divisi  berdasarkan  morfologinya  memperoleh  presentase
sebesar  77,    ,  dan  indikator  mengidentifikasi  peran  anggota dunia  tumbuhan  bagi  kehidupan  memperoleh  presentase
sebesar 88 . Pada  siklus  II  hasil  belajar  siswa  pada  aspek  kognitif
yang  dinilai  meliputi  ingatan  C1,  pemahaman  C2,  analisis C4  dan  evaluasi  C6.  Presentase  masing-masing  indikator
hasil belajar siswa siswa pada aspek kognitif siklus II disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 16. Presentase Indikator Siklus II
Indikator Presentase
Mengidentifikasi ciri-ciri divisi dalam dunia tumbuhan.
62,38 Memberi contoh  anggota masing-masing
divisi dalam dunia tumbuhan. 62,23
Mengidentifikasi cara perkembangbiakan berbagai divisi pada dunia tumbuhan.
23,67 Mengenal anggota masing-masing divisi
berdasarkan morfologinya. 78,53
Mengidentifikasi peran
anggota  dunia tumbuhan bagi kehidupan.
92
Dari  tabel  16  di  atas  dapat  dilihat  indikator mengidentifikasi  peran  anggota  dunia  tumbuhan  bagi
kehidupan  memperoleh  presentase  tertinggi  yaitu  92 sedangkan  indikator  mengidentifikasi  cara  perkembangbiakan
berbagai  divisi  pada  dunia  tumbuhan  memperoleh  presentase terendah  yaitu  23,67  .  Indikator  mengidentifikasi  ciri-ciri
divisi  dalam  dunia  tumbuhan  memperoleh  presentase  sebesar 62,38  ,  indikator  memberi  contoh    anggota  masing-masing
divisi  dalam  dunia  tumbuhan  memperoleh  presentase  sebesar 62,23 , dan indikator mengenal anggota masing-masing divisi
berdasarkan  morfologinya  memperoleh  presentase  sebesar 78,53 .
Dari  hasil  analisis  masing-masing  indikator  aspek kognitif  siswa  pada  siklus  I  dan  siklus  II,  seperti  yang
ditunjukan  dengan  tabel  20  di  atas,  indikator  mengidentifikasi cara  perkembangbiakan  berbagai  divisi  pada  dunia  tumbuhan
memperoleh  presentase  yang  paling  rendah  yaitu  23,67  . Pada  indikator  mengidentifikasi  cara  perkembangbiakan
berbagai  divisi  pada  dunia  tumbuhan  dengan  nomor  soal  6, hasil  belajar  aspek  kognitif  yang  diukur  adalah  pemahaman
C2.  Rendahnya  presentase  indikator  mengidentifikasi  cara perkembangbiakan  berbagai  divisi  pada  dunia  tumbuhan
disebabkan  materi  yang  disampaikan  pada  indikator  tersebut cukup  kompleks.  Materi  yang  disampaikan  adalah  proses
perkembangbiakan  divisi  tumbuhan  yaitu  Spermatophyta  yang meliputi  tumbuhan  berbiji  tertutup  Angiospermae  dan
tumbuhan  berbiji  terbuka  Gymnospermae.  Menurut  Winkel 2005,  pemahaman  mencakup  kemampuan  untuk  menangkap
makna dan arti dari bahan yang dipelajari. Adanya kemampuan pemahaman  ini  dinyatakan  dalam  menguraikan  isi  pokok  dari
suatu  bacaan;  mengubah  data  yang  disajikan  dalam  bentuk tertentu  ke  bentuk  yang  lain,  yang  dalam  indikator  ini  terkait
bagaimana  siswa  menjelaskan  proses  perkembangbiakan  divisi tumbuhan  Spermatophyta.  Dari  hasil  analisis  indikator  dari
jawaban  yang  diperoleh  siswa  ini  menunjukan  bahwa  hanya
23,67    siswa  yang  dapat  menjawab  dan  mencapai  indikator tersebut.  Hal  ini  menunjukan  pula  bahwa  masih  banyak  siswa
yang belum
memahami dan
menjelaskan proses
perkembangbiakan divisi tumbuhan Spermatophyta. Indikator
mengidentifikasi peran
anggota dunia
tumbuhan  bagi  kehidupan  memperoleh  presentase  yang  paling tinggi  yaitu  92  .  Pada  indikator  mengidentifikasi  peran
anggota dunia tumbuhan bagi  kehidupan dengan  nomor soal 4, hasil
belajar aspek
kognitif yang
diukur adalah
ingatanpengetahuan C1.
Menurut Winkel
2005, ingatanpengetahuan  mencakup  ingatan  akan  hal-hal  yang
pernah  dipelajari  dan  disimpan  dalam  ingatan.  Hal-hal  dapat meliputi fakta, kaidah dan prinsip, serta metode yang diketahui.
Pengetahuaningatan  yang disimpan dalam ingatan, digali pada saat dibutuhkan melalui bentuk ingatan mengingat recall atau
mengenal  kembali  recognition,  yang  dalam  indikator  ini terkait  bagaimana  siswa  menyebutkan  peran  anggota  dunia
tumbuhan  Spermatophyta.  Tingginya  presentase  indikator mengidentifikasi  peran  anggota  dunia  tumbuhan  bagi
kehidupan  yang  diperoleh  menunjukan  bahwa  siswa  telah mampu  dan  mengingat  materi  ajar  yang  disampaikan  pada
indikator tersebut. Kategori  hasil  belajar  siswa  pada  aspek  kognitif
disajikan pada grafik di bawah ini :
Gambar 4. Grafik Kategori Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif
Dari  grafik  4  di  atas,  dapat  dilihat  bahwa  hasil  belajar siswa  pada  aspek  kognitif  menunjukan  terdapat  2  siswa  yang
memperoleh  kategori  hasil  belajar  “sangat  baik”  pada  siklus  I dan  pada  siklus  II  meningkat  menjadi  3  siswa.  Pada  kategori
hasil  belajar  “baik”  terdapat  12  siswa  pada  siklus  I  sedangkan pada  siklus  II    hanya  8  siswa.  Terdapat  7  siswa  yang
memperoleh  kategori  hasil  belajar  “cukup”  di  siklus  I  dan  8 siswa  pada  siklus  II.  Terdapat  4  siswa  yang  memperoleh
kategori  hasil  belajar  “kurang”  di  siklus  I  dan  6  siswa  pada siklus  II.  Terdapat  5  siswa  yang  memperoleh  kategori  hasil
belajar “sangat kurang” di siklus I dan siklus II. Berdasarkan
penelitian menggunakan
model pembelajaran  kooperatif  dengan  metode  TAI  Team  Assisted
Individualization  yang  dilakukan  oleh  peneliti  di  SMA Pangudi  Luhur  Yogyakarta  kelas  X
1
pada  materi  dunia tumbuhan,
hasil yang
diperoleh menunjukan
adanya peningkatan  hasil  belajar  siswa  pada  aspek  kognitif    yang
ditunjukan  dengan  adanya  peningkatan  nilai  rata-rata  kelas
5 10
15
Sangat baik
Baik Cukup
Kurang Sangat
kurang
2 12
7 4
5 3
8 8
6 5
J u
m la
h s
is w
a
Siklus I Siklus II
siklus I ke siklus II dari 40,3 menjadi 57,6 walaupun keduanya masih  dalam  kualifikasi  belum  tuntas  atau  belum  mencapai
target  yaitu  75  dapat  dilihat  pada  tabel  14.  Terjadinya peningkatan  hasil  belajar  aspek  kognitif  siswa  sesuai  dengan
tujuan  pokok  pembelajaran  kooperatif  oleh  Johnson  dan Johnson  dalam  Trianto  2010  yaitu  memaksimalkan  belajar
siswa  untuk  peningkatan  prestasi  akademik  dan  pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok.
Menurut Eveline Siregar, dkk 2010, hasil belajar siswa dapat  dipengaruhi  oleh  dua  faktor  yakni  faktor  internal  dan
faktor eksternal. Berdasarkan pengamatan peneliti, hasil belajar siswa  kelas  X
1
SMA  Pangudi  Luhur  Yogyakarta  pada  materi dunia  tumbuhan  pada  aspek  kognitif  yang  mengalami
peningkatan  dipengaruhi  oleh  beberapa  faktor  yang  turut berperan dalam  perolehan  nilai  siswa.  Faktor-faktor  yang  turut
mempengaruhi  hasil  belajar  siswa  kelas  X
1
SMA  Pangudi Luhur  Yogyakarta  pada  materi  dunia  tumbuhan  pada  aspek
kognitif    dibedakan  atas  dua  faktor  yakni  faktor  internal  dan faktor  eksternal.  Faktor  internal  adalah  faktor  yang  timbul dari
dalam  diri  siswa  baik  kondisi  jasmani  maupun  rohani  siswa. Adapun faktor internal dibedakan menjadi faktor fisiologis dan
faktor psikologis. Faktor fisiologis adalah suatu kondisi  yang berhubungan
dengan  jasmani  siswa.  Berdasarkan  hasil  pengamatan  dan didukung  oleh  observer  selama  melakukan  penelitian  di  SMA
Pangudi  Luhur  Yogyakarta  kelas  X
1
,  siswa  di  kelas  tersebut secara  umum  memiliki  kondisi  fisik  yang  baik  dan  siap
mengikuti  pelajaran.  Selama  pembelajaran  pada  siklus  I  sikap antusiasme siswa berada pada taraf ‘sedang’ dengan presentase
skor 62,92  dan sikap kerja sama yang baik berada pada taraf ‘tinggi’  dengan  presentase  skor  72,71  .  Sedangkan  selama
pembelajaran  pada  siklus  II  sikap  antusiasme  siswa  berada pada taraf  ‘sedang’  dengan  presentase  skor 63,75    dan  sikap
kerja  sama  yang  baik  berada  pada  taraf  ‘sedang’  dengan presentase  skor  60,14  .  Hal  ini  juga  didukung  dengan
banyaknya  siswa  yang  hadir  selama  mengikuti  proses pembelajaran  dan  menyiapkan  buku  pelajaran  untuk  siap
mengikuti  pembelajaran.  Oleh  karena  itu  dalam  penelitian  ini dapat  dikatakan  faktor  fisiologis  juga  turut  berpengaruh  pada
perolehan hasil belajar siswa yang baik pada aspek kognitif. Selain  faktor  fisiologis,  juga  terdapat  faktor  psikologis
yaitu  suatu  kondisi  yang  berhubungan  dengan  keadaaan kejiwaan  siswa.  Faktor  psikologis  yang  mempengaruhi  hasil
belajar  siswa  dalam  penelitian  ini  adalah  minat  belajar    siswa. Dalam  tabel  13,  dapat  dilihat  dari  30  jumlah  siswa,  sebanyak
22  siswa  memperoleh  kriteria  minat  “tinggi”,  3  siswa memperoleh  kriteria  minat  “sangat  tinggi”,  dan  5  siswa
memperoleh kriteria minat “rendah”. Ketuntasan klasikal minat belajar  siswa  sudah  mencapai  target  keberhasilan  yaitu  83,34
.  Hal  ini  menunjukan  bahwa  minat  belajar  siswa  juga  turut mempengaruhi hasil belajar siswa pada aspek kognitif.
Faktor  psikologis  juga  dapat  ditinjau  dari  kecerdasan siswa  dan  kemampuan  kognitif.  Kecerdasan  berhubungan
dengan  kemampuan  siswa  menyesuaikan  diri,  menyelesaikan masalah  dan  belajar  dari  pengalaman.  Kecerdasan  dapat
diasosiasikan  dengan  intelegensi.  Siswa  dengan  nilai  IQ  yang tinggi  umumnya  mudah  menerima  pelajaran  dan  hasil
belajarnya  cenderung  baik.  Ranah  kognitif  merupakan kemampuan
intelektual yang
berhubungan dengan
pengetahuan,  ingatan,  pemahaman  dan  lain-lain.  Kemampuan siswa  yang  tinggi  memungkinkan  siswa  dapat  menggunakan
pikirannya untuk belajar dan memecahkan  persoalan-persoalan baru  secara  tepat,  cepat,  dan  berhasil.  Sebaliknya,  tingkat
kemampuan  dasar  yang  rendah  dapat  mengakibatkan  murid mengalami  kesulitan  dalam  belajar.  Siswa  di  kelas  X
1
SMA Pangudi  Luhur  Yogyakarta  pada  umumnya  memiliki
inteligensitingkat  kemampuan  yang  berada  pada  taraf  rendah yang dapat terlihat pada hasil belajar siswa aspek kognitif pada
siklus  I  dan  siklus  II.  Lihat  tabel  14.  Dalam  tabel  14  dapat dilihat  bahwa  dari  jumlah  total  siswa  secara  keseluruhan  30
siswa,  hanya  terdapat  5  siswa  yang  dinyatakan  tuntas ≥ 75
untuk  kedua  siklus.  Selain  itu,  dari  presentase  kelas  atau ketuntasan  klasikal  yang  diperoleh  oleh  siswa  kelas  X
1
SMA Pangudi  Luhur  Yogyakarta  hanya  mencapai  16,77    untuk
kedua  siklus  di  mana  hasil  ini  masih  jauh  dari  target keberhasilan  yaitu  75  .  Pada  saat  proses  pembelajaran,  para
siswa  tidak  dengan  cepat  dapat  memahami  materi  yang disampaikan  oleh  peneliti  tetapi  perlu  adanya  penjelasan  yang
berulang  dan  bertahap  untuk  membuat  para  siswa  lebih mengerti  apa  yang  disampaikan  oleh  peneliti.  Dengan
demikian,  hasil  belajar  siswa  pada  aspek  kognitif  turut dipengaruhi oleh faktor inteligensi ini.
Faktor  eksternal  yang  turut  berpangaruh  dalam peningkatan  hasil  belajar  siswa  pada  aspek  kognitif  dalam
penelitian  ini  adalah  :  1  interaksi  antara  gurupeneliti  dan siswa  yang  terjadi  secara  rutin  baik  di  dalam  maupun  di  luar
kelas. Dengan adanya interaksi yang baik antara guru dan siswa maka  para  siswa  tidak  merasa  ada  jarak  yang  jauh  sehingga
dapat menunjang proses belajar yang baik dan terjalin dua arah. Dalam  pelaksanaan  penelitian,  proses  pembelajaran  yang
berlangsung  di  dalam  kelas  terjalin  dua  arah.  Peneliti memberikan  penjelasan  kepada  siswa  dan  siswa  juga
memberikan pertanyaan kepada peneliti apabila ada yang masih belum  dipahami.  Setelah  proses  pembelajaran,  beberapa  siswa
juga  mendatangi  peneliti  untuk  meminta  bahan  ajar.  Selain  di dalam  kelas,  di  luar  kelas  terjalin  relasi  yang  baik  antara
peneliti  dan  siswa.  Hal  ini  dapat  terlihat  dari  siswa  yang menyapa  dan  memberi  salam  kepada  peneliti  apabila  bertemu
di luar kelas; 2 hubungan antar siswa yang sehat. Berdasarkan
pengamatan  yang dilakukan oleh peneliti, antar siswa di dalam kelas  memiliki  hubungan  yang  baik  dan  bersaing  secara  sehat,
serta  saling  membantu  dan  bekerja  sama  dalam  kelompok belajar.  Hal  ini  terlihat  dari  proses  pembelajaran  yang  sedang
berlangsung  yaitu  pada  saat  diskusi  kelompok  dan  presentasi. Kelompok yang memiliki jawaban berbeda tidak memaksa agar
pendapat  kelompoknya  diterima  tetapi  menanyakan  kepada peneliti  untuk  memberi  penguatan  terhadap  jawaban  yang
benar. Dalam kelompok diskusi juga dapat terlihat setiap siswa saling  membantu  dalam  kelompoknya,  diperkuat  dengan
adanya  leader  dalam  setiap  kelompok  yang  turut  serta membantu siswa lain yang kurang mampu dalam kelompoknya.
b. Hasil Belajar Siswa Aspek Afektif