B. Identitas Agama
1. Definisi Identitas
Marcia dalam Parsons, 2007 mendefinisikan identitas sebagai struktur dalam diri, konstruk diri serta dinamika diri atas dorongan,
kemampuan, keyakinan dan sejarah yang terekam dalam diri manusia. Pencapaian identitas diri yang baik adalah ketika individu mampu
menyadari akan perbedaan dan kesamaan yang dimiliki diri dengan orang lain. Namun pencapaian identitas diri yang buruk adalah ketika individu
mengalami kebingungan dan tidak dapat membedakan perbedaan yang ada dalam diri mereka dengan orang lain. Proses pencapaian identitas terjadi
pada tahap usia remaja hingga dewasa awal yang didasarkan pada pengalaman proses eksplorasi dan pembuatan komitnen. Maka menjadi
penting bagi remajadewasa awal untuk mengoptimalkan proses eksplorasi indentitas diri sehingga dapat menciptakan keyakinan dalam pembuatan
komitmen kelak.
2. Definisi Identitas Agama
Batson dkk dalam Hunsberger, 2001 mengatakan bahwa penggunaan teori perkembangan psikososial milik Erikson dapat
diinterpretasikan sebagai model perkembangan agama dalam diri remajadewasa awal. Perkembangan agama merupakan semua proses
dimana remajadewasa awal berusaha mengeksplorasi agama yang ada di
dalam dan diluar dirinya. Dalam hal ini, perkembangan agama menuju pada proses penentuan identitas agama.
Dalam penelitian ini, identitas agama diartikan sebagai struktur agama dalam diri, konstruk agama dalam diri serta dinamika atas dorongan,
kemampuan, keyakinan dan sejarah tentang agama yang terekam dalam diri manusia. Proses pencarian identitas agama, remajadewasa awal umumnya
akan menghadapi pertanyaan-pertanyaan tentang kepercayaan individu terhadap Tuhan, bentuk dan tingkat ketaatan dalam beribadah, pendapat
tentang persoalan agama dan pertanyaan lainnya yang berkaitan dengan keagamaan Marcia dalam
“Hubungan Antara Status Identitas Agama Dengan Ketabahan”, 2006. Pertanyaan-pertanyaan ini kemudian akan
memunculkan dorongan bagi manusia untuk mencari jawaban serta menyusunnya menjadi sebuah sejarah yang kemudian akan membentuk
struktur dan konstruk agama di dalam diri. Eksplorasi diri membantu seorang remajadewasa awal untuk
memutuskan komitmen terhadap pilihan-pilihan yang ada dalam proses pencapaian identitas agama. Remajadewasa awal yang dapat mengatasi
masa krisis ini secara memuaskan dapat membangun “kekuatan” kesetiaan perasaan setia dan keyakinan untuk memiliki orang-orang yang dikasihi
dan juga kesetiaan terhadap agama Erikson dalam Papalia 2009. Menurut Marcia Anonim, 2006, dengan adanya identitas agama yang dimiliki
seseorang maka falsafah hidup terutama mengenai etika dan tanggung jawab sosialnya akan dikaitkan dengan keyakinan ajaran agamanya. Selain itu,
Carlson dkk Parsons, 2007 menemukan bahwa 95 terapis pernikahan dan keluarga meyakini bahwa terdapat hubungan antara religiusitas,
spiritualitas dengan kesehatan mental.
3. Eksplorasi dan Komitmen