Berkomitmen di Dalam Label Agama Serta Menjadikan Agama

4. Berkomitmen di Dalam Label Agama Serta Menjadikan Agama

Sebagai Landasan untuk Menjadi Diri yang Baik Konflik dalam keluarga yang disebabkan oleh perbedaan agama sempat membuat Lita merasa sangat terpukul dan kecewa. Hal ini terjadi ketika ayah dan ibunya hampir bercerai hanya karena sensitifitas dalam diri masing-masing terhadap agama. Kesedihan dan kekecewaan ini semakin diperkuat ketika dirinya kembali melihat konflik agama di dalam keluarganya ketika kakaknya memutuskan untuk tidak lagi menjadi pemeluk agama Islam. Selain itu, kekecewaan juga dimiliki Lita atas sikap ayahnya yang sama sekali tidak mengajarkan bahkan mempraktekkan ajaran agamanya di dalam rumah namun menuntut anaknya untuk mengikuti agamanya. Kekecewaan terhadap sikap ayahnya dan konflik memunculkan ketidaknyamanan dalam diri Lita terhadap perbedaan yang ada di dalam keluarganya. Kesedihan mendalam yang timbul ketika terjadi pertengkaran antara ayah dan ibunya yang hampir berujung di perceraian, memberikan rasa tidak aman pada diri Lita dalam menghadapi perbedaan agama. Rasa tidak aman ini kemudian mendorong Lita untuk melakukan proses eksplorasi guna membangun rasa keyakinan yang mendalam terhadap suatu agama. Lita melihat agama tidak lagi sebagai hal yang netral dalam dirinya. Sikap menerima keadaan yang diperlihatkan Lita merupakan gambaran dari suatu sikap ketidakberdayaan atas keadaan. Konflik keagamaan, ketimpangan ibadah agama di dalam keluarga, kekecewaan terhadap sikap ayah serta terjadinya konflik keluarga saat kakaknya tidak lagi mengikuti agama ayahnya Islam, mendorong timbulnya rasa tidak nyaman dan keraguan dalam dirinya terhadap agama Kristen dan Islam. Pada tahap ini, Lita merasakan adanya rasa tidak aman dalam hal agama di dalam dirinya. Namun pengenalan dan kedekatan dengan agama Kristen yang sudah terjalin sejak Lita kecil serta pendampingan sosok ibu yang selalu mengajarinya tentang agama Kristen, memberikan dasar yang baik dalam dirinya untuk masih dapat merasakan kepercayaan dirinya akan satu agama, yaitu Kristen. Sosok ayah yang kurang berperan dalam pengenalan agama Islam, pandangan Lita terhadap sikap umat Islam beserta ajaran Islam yang negatif memicu rasa kecewa dan tidak nyaman dengan agama Islam. Keadaan ini mendorong Lita untuk lebih melihat dan mendalami agama Kristen yang mengakibatkan adanya pembandingan agama secara sepihak. Baginya ajaran Kristen mengenai kasih mampu membawanya menjadi orang yang lebih baik, memiliki keyakinan yang baik terhadap Tuhan serta menjadi kontrol diri ketika mengalami krisis kepercayaan terhadap Tuhan. Eksplorasi yang makin mendalam terhadap agama Kristen dan terciptanya pandangan negatif tentang agama Islam membentuk suatu tipe eksplorasi agama secara tertutup dalam diri Lita. Hal ini juga didukung oleh lingkungan sekolah SD dan SMP Lita yang selalu memiliki latar belakang agama Kristen walaupun ketika SMA Lita masuk di sekolah negri dengan latar belakang agama yang lebih beragam. Keberagaman agama yang ditemui Lita di bangku SMA tidak menyurutkan niat Lita untuk berkomitmen menjadi seorang Kristiani yang baik sesuai dengan ajaran yang ada. Keyakinan Lita dalam memilih agama Kristen tidak hanya dipengaruhi oleh dominasi agama Kristen di dalam keluarganya namun juga karena minimnya pemahaman agama Islam yang seharusnya dikembangkan oleh ayahnya. Menjadi seorang Kristiani menciptakan rasa aman terhadap kebutuhan beragama dalam diri Lita.

B. Profil Subjek 2

1. Latar Belakang

Subjek kedua bernama Oky. Oky adalah mahasiswa arsitek tingkat akhir yang baru saja menyelesaikan tugas akhirnya. Oky merupakan anak pertama dari dua bersaudara dimana keduanya adalah laki-laki. Saat ini rutinitas Oky adalah mempersiapkan dirinya untuk bekerja dan sedang dalam proses menjalankan wirausahanya. Oky merupakan seorang yang pintar, bersemangat, penuh perhitungan, mudah bergaul, terbuka dan berwawasan luas. Hal ini menjadi sebuah kemudahan bagi peneliti untuk melakukan proses wawancara mengenai pengalamannya hidup dalam keluarga beda agama. Ketika dilakukan wawancara untuk pertama kalinya, Oky terlihat sangat bersemangat dan terus menceritakan latar belakang agama keluarga besarnya. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, keluarga Oky