Carlson dkk Parsons, 2007 menemukan bahwa 95 terapis pernikahan dan keluarga meyakini bahwa terdapat hubungan antara religiusitas,
spiritualitas dengan kesehatan mental.
3. Eksplorasi dan Komitmen
Proses pencapaian identitas, salah satunya identitas agama tidak terlepas dari proses eksplorasi dan komitmen Papalia, 2009. Proses
eksplorasi merupakan tahap dimana seseorang melakukan proses identifikasi, evaluasi serta interpretasi terhadap suatu informasi yang
berguna untuk menjembatani pertanyaan-pertanyaan yang hadir dalam benaknya. Dalam prosesnya, eksplorasi memiliki empat aspek utama yang
menjadi acuan, seperti : a
Kemampuan memahami Knowledge ability. Pada aspek ini kesadaran akan pilihan-pilihan yang ada mulai muncul, dalam
hal ini pilihan agama yang ada serta mulai memiliki pemahaman yang mendalam mengenai nilai-nilai inti dari ajaran berbagai
agama dan mempunyai perbandingan nilai keyakinan antar agama.
b Aktivitas yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi
Activity directed toward the gathering of information. Dalam tahap ini terjadi krisis identitas sehingga eksplorasi terhadap
informasi berguna untuk menghadapi masa krisis ini.
c Mempertimbangkan alternatif pilihan yang potensial Evidence of
considering potential identity elements. Pada aspek ini, kemampuan untuk mempertimbangkan berbagai alternatif pilihan
sudah muncul serta adanya kesadaran atas konsekuensi dari alternatif yang akan dipilih.
d Keinginan untuk membuat sebuah keputusan awal A desire to
make an early decision. Pada aspek ini, keputusan untuk berkomitmen telah muncul dan akan diakhiri dengan komitmen
beragama yang diyakininya. Sedangkan pembuatan komitmen merupakan proses penegasan
pilihan terhadap alternatif tertentu. Komitmen merupakan investasi yang stabil terhadap satu tujuan, nilai, keyakinan yang kemudian dibuktikan
dengan aktivitas yang mendukung Papalia, 2009. Adanya komitmen menunjukkan bahwa remajadewasa awal memiliki keinginan untuk
memperbaiki identitas agama yang dalam dirinya. Tidak adanya komitmen menggambarkan tidak adanya keinginan remajadewasa awal untuk
memperbaiki struktur identitas agama dalam dirinya Papalia, 2009. Komitmen memiliki enam aspek dalam proses pencapaiannya, yaitu
a Kemampuan memahami Knowledge ability. Pada aspek ini,
remajadewasa awal memiliki komitmen yang kuat terhadap tujuan, nilai dan keyakinan yang dibuktikan dengan adanya
pemahaman yang mendalam mengenai alternatif pilihan yang menjadi pilihannya.
b Aktivitas yang dilakukan sebagai implementasi terhadap
pemilihan identitas
beragama Activity
directed toward
implementing the chosen religion identity. Pada aspek ini, remajadewasa awal memperlihatkan adanya aktivitas yang
mendukung pilihan
komitmen beragamanya.
misalnya, beribadah.
c Nada emosi Emotional tone. Emosi yang muncul sebagai bentuk
refleksi dari kepercayaan dan ketenangan diri serta sikap optimis tentang masa depan terhadap keyakinan dalam berkomitmen.
d Identifikasi terhadap orang lain yang berpengaruh Identification
with significant other. Munculnya komitmen pada diri remajadewasa awal akan membuat diri belajar untuk
mengidentifikasi perilaku orang lain yang dijadikan panutan terhadap dirinya sendiri.
e Proyeksi terhadap masa depan Projection of ones’s personal
future. Aspek ini merefleksikan kemampuan diri terhadap komitmen yang telah dibentuk, seperti memproyeksikan dan
menggambarkan tipe aktivitas yang diputuskan untuk lima sampai sepuluh tahun mendatang dengan tetap konsisten terhadap
komitmen pilihannya. f
Resistensi terhadap goncangan Resistence to being swayed. Aspek ini menunjukkan apabila remajadewasa awal telah
memiliki komitmen yang tinggi di dalam dirinya, maka ia cenderung bertahan pada komitmen pilihannya.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan istilah komitmen beragama dengan definisi yang lebih luas yaitu tidak membatasi komitmen
beragama dengan menganut suatu agama namun juga dapat berkomitmen namun dengan tidak menganut agama apapun.
C. Review Penelitian Mengenai Identifikasi Agama RemajaDewasa Awal