d. Tidak Adanya Sosok Panutan dalam Beragama Sebagai Identifikasi
Diri
Sosok ibu yang tidak mengajarkan sedikitpun tentang ajaran agama, membuat Arsi lebih condong mengenal agama ayahnya, yaitu
agama Hindu. Namun pada kenyataannya, ayahnya juga tidak dapat menjadi pendamping dirinya dalam mempelajari dan memahami agama
Hindu. Intensitas pertemuan yang minim dengan ayahnya menyebabkan Arsi semakin kehilangan figur panutan beragama. Arsi tidak
mengharapkan mendapatkan pemahaman dari kedua keluarga besarnya. Bagi Arsi, ajaran agama keduanya tidak masuk akal dan terkesan fanatik.
Keadaan ini akhirnya membuat Arsi merasa tidak memiliki sosok seseorang yang dapat dijadikan panutan dirinya dalam mempelajari
ajaran agama Hindu.
“Islam yang kuhadapi itu Islam yang salah, Hindu yang kuhadapi juga Hindu yang salah jadi kayak gini jadinya, aku merasa ga punya
panutan ”
e. Memahami
Esensi Ajaran
Agama Hindu
Serta Mengimplementasikan Ajarannya Sebagai Wujud Konsistensi
Beragama dalam Kurun Waktu yang Lama
Tidak memiliki panutan bukan berarti membuat Arsi patah semangat untuk tidak mau memahami ajaran Hindu lebih mendalam.
Komitmen Arsi untuk menjadi seorang pemeluk agama Hindu akan tetap ada sampai kapanpun. Untuk hal ini, Arsi selalu berusaha untuk terus
memahami ajaran Hindu lebih mendalam namun tetap realistis dengan keadaan sekitarnya. Selain itu, bersikap pintar terhadap ajaran yang
ditawarkan dan mau mengimplementasikan ajaran yang ada akan membuat dirinya menjadi lebih berkomitmen terhadap agamanya.
“Ya, tetap berdiri dan berjalan di pilihanku saat ini. Terus belajar mengembangkan kepercayaan yang aku yakini, pintar-pintar
memilah mana yang baik dan realistis sesuai dengan ajaran yang ada, trus juga jangan lupa di praktekan
”
Hal ini dilakukan Arsi karena dirinya tidak mau mengulangi kesalahan yang telah terjadi sebelumnya, kesalahan keluarganya dalam memahami
agama dengan salah dan kesalahan ibunya yang berpindah agama hanya untuk alasan pernikahan.
“Pokoknya jangan sampe aku mengulangi kesalahan yang telah dilakukan sebelumnya apalagi yang berhubungan sama agama,
kayak keluarga besarku sama ibu ”
Selain itu Arsi juga tidak ingin kembali merasakan keadaan terasing hanya karena dirinya tidak memiliki agama dan tidak mampu
memahami ajaran agamanya dengan jelas. Arsi merasa pengalamannya di bangku
SMP terlampau
menyakitkan sehingga
dirinya tidak
menginginkan hal tersebut terulang lagi.
“… ga mau menjadi orang yang ga punya identitas, karena rasanya ga enak banget, terasing, malu .. ya kayak pengalamanku SMP itu,
bisa sampe stress. Makanya aku berusaha belajar, cari tau dan berkomitmen supaya ga terulang lagi kondisi yang ga ngenakin itu
”
f. Kecenderungan untuk Tidak Konsisten Terhadap Komitmen Pilihan