Mengumpulkan dan Mempelajari Setiap Informasi yang Berkaitan

b. Mengumpulkan dan Mempelajari Setiap Informasi yang Berkaitan

dengan Agama dan Ajarannya Serta Menjalankan Ritual Keagamaannya Latar belakang lingkungan sekolah dengan agama yang berbeda- beda tidak hanya membuat Arsi menyadari adanya variasi agama di lingkungannya. Arsi yang saat itu masih TK dan jarang sekali bertemu dengan ayahnya, sempat menjalani beberapa ritual ibadah agama Islam, seperti sholat dan mengikuti TPA. “Waktu TK tuh aku pernah ikut TPA di agama Islam dan itu dulu seringnya sama pembantuku karena ayah kan emang ga pernah ada waktu buat ngajarin sembahyang dan Ibu ga ngajarin apa-apa, ya aku sebagai anak kecil ya mau ga mau ngikut pengasuh dan pengasuhku waktu itu Islam, dia sholat ya aku ikut sholat ” Tidak hanya menjalani ritual agama Islam namun Arsi juga menjalankan ritual agama lain, seperti Kristen, Katolik, Hindu dan Budha. “… waktu SMP setiap minggu aku ikut kebaktian dan aku hapal semua lagu-lagu pujiannya, SMA selalu ikut misa ” .. kalo sembahyang ibadah umat Hindu sama Bapak …” Keragaman akan agama dan perbedaan ajarannya membuat Arsi merasa tertarik untuk mempelajari semua perbedaan itu. Masa SMP adalah masa dimana Arsi memiliki rasa penasaran yang teramat besar untuk mengetahui dan mempelajari berbagai hal termasuk salah satunya agama. Rasa penasaran ini muncul saat Arsi melihat kedua orang tuanya memiliki agama yang berbeda satu sama lain. “Mungkin SMP kan masa-masanya kita mempertanyakan banyak hal, ditambah aku melihat orang tuaku beda agama ” “Nah tapi ya itu, masuk SMP aku mulai mempertanyakan, sebenernya aku tuh apa agama” Rasa penasaran dan banyaknya pertanyaan yang muncul dari dalam dirinya mengenai agama, menumbuhkan sikap mau membuka pandangan terhadap agama-agama lain sehingga mendorong Arsi untuk melakukan banyak diskusi keagamaan dengan teman-teman kampusnya. Bagi Arsi, diskusi dengan teman-teman kampusnya memberikan kontribusi yang cukup besar dalam usahanya untuk memahami ajaran berbagai agama. “Dan buatku temen-temen kampus itu juga ngasih kontribusi yang lumayan banget untuk bantu aku ngerti tentang berbagai agama ” Arsi kemudian mulai mempelajari tentang agama Islam namun semakin mendalami ajarannya, Arsi menentang ajaran agama tersebut. “… ngerasa nilai-nilainya Islam itu terlalu fundamental, terlalu keras kayak misalnya menentang tentang sesuatu tapi menurutku ga masuk akal aja, ga manusiawi ” Lalu Arsi mencoba untuk mendalami agama Kristen dan kemudian Arsi merasa agama Kristen adalah agama yang menyenangkan. “ … Kristen karena menurutku kebaktiannya menyenangkan. ” c. Memilah-milah Agama yang Sesuai dengan Kenyamanan Diri atau Mempertimbangkan untuk Tidak Berkomitmen Terhadap Agama Apapun Mempelajari dan mendalami berbagai agama ternyata tidak hanya membuat Arsi merasa memiliki pengetahuan agama yang lebih banyak namun Arsi juga merasa memiliki ketidaknyamanan dengan ajaran-ajaran yang ditawarkan berbagai agama tersebut. Ketika Arsi mempelajari tentang Islam, lama-kelamaan Arsi mulai menyadari bahwa terdapat ajaran yang menurutnya tidak masuk akal. “Aku udah mulai ngerasa agama ini Islam aneh, ini agama ga masuk akal, ngerasa nilai-nilainya Islam itu terlalu fundamental, terlalu keras kayak misalnya menentang tentang sesuatu tapi menurutku ga masuk akal aja, ga manusiawi. ” Merasa ajaran Islam tidak masuk akal, akhirnya Arsi meninggalkannya dan memilih untuk mempelajari agama Kristen. Menjadi seorang remaja yang masih mementingkan segala sesuatunya dari hal yang menyenangkan membuat menilai bahwa agama Kristen merupakan agama yang baik dan menyenangkan. Namun dalam prosesnya, semakin Arsi mendalami ajarannya, Arsi menemukan keanehan yang membuatnya merasa tidak nyaman. “Menurutku agama yang baik itu agama Kristen karena menurutku kebaktiannya menyenangkan. Jaman SMP kan mikirnya apa yang menyenangkan, nah aku dapetnya di Kristen, enak kan tiap kebaktian nyanyi-nyanyi, buka Alkitab ajarannya tentang kasih tapi semakin lama aku mendalami Kristen, aku juga makin menemukan hal-hal yang ga masuk akal dan mulai ngerasa ga nyaman lagi .” Ketidaknyamanan Arsi terhadap agama Kristen dan Islam kemudian sempat membuat Arsi memiliki keinginan untuk tidak memilih agama apapun sebagai agamanya. “ .. trus muncul deh perasaan agnostik gitu dan mikir yaudahlah, sendiri aja ga usah mikir-mikir soal agama .” Hingga memasuki awal kuliah, Arsi tidak meyakini agama apapun. Baginya, agama hanya sebuah formalitas yang tidak penting. “ Waktu itu aku ngerasa agama itu cuma buat ada aja .” Namun, menjadi seorang mahasiswi, membantu Arsi merubah pandangan buruknya tentang agama dan mau bersikap dewasa untuk bersikap positif terhadap agama-agama yang ada. “ … sejak kuliah ini baru mikir dan ngerasa lebih punya pandangan yang lebih dewasa aja tentang agama-agama yang ada. Kalo dulu kan mikirnya semua agama itu kan jelek kalo sekarang, lebih menerima aja .” Proses ini kemudian secara tidak sengaja membantu Arsi menyadarkan diri Arsi untuk kembali mengenali agama yang telah dianut sejak dulu, yaitu agama Hindu. Arsi mencoba untuk memahami dirinya sebagai pemeluk agama Hindu dan berupaya untuk lebih mendalami serta menerima ajarannya dengan lebih terbuka dan memandangnya sebagai agama yang baik. “ .. menyadari aku tuh sebenernya apa agama dan coba buat dalami itu, kayak misalnya aku memahami Hindu ga hanya sekedar memahami dewa-dewa aneh yang ga masuk akal itu tapi juga tau kalo semua yang diajarin di agamaku itu metafora. Jadi kayak dewa itu adalah metafora dari sifat manusia dan dari situ aku berusaha mempelajari lebih dalam dan mulai bisa terima dan aku mulai melihat itu sebagai sebuah agama yang baik ” Memahami kembali agama Hindu secara mendalam, makin menyakinkan bahwa Arsi tidak menemukan rasa nyaman diluar agama Hindu walaupun dirinya menyadari setiap agama selalu mengajarkan hal yang baik. “Cuma ya itu, aku ngerasa agama lain itu pasti ada sisi yang kayaknya bikin aku ga nyaman ”

e. Dominasi Agama Hindu Berdampak pada Keinginan Diri untuk