untuk terus berpikir kritis terhadap suatu ajaran yang ditawarkan oleh agama manapun.
“Yang paling utama ya pola pikir, menjaga pola pikir dan harus selalu kritis. Banyak yang bilang agama itu pasti sempurna karena
merupakan hukum Tuhan. Tapi buatku, agama apapun perlu direvisi, selama kita kritis terhadap agama dan ajarannya, saya
percaya saya akan menjadi lebih baik dan tetap pada pendirian saya saat ini
”
f. Kecenderungan Tidak Konsisten Terhadap Komitmen Pilihan
Kecenderungan untuk mengubah pendiriannya menjadi pemeluk agama tertentu ternyata dimiliki Oky walaupun hanya 0,01. Menurut
penuturannya, kemungkinan dirinya untuk menjadi pemeluk suatu agama mungkin hanya disebabkan oleh pasangan hidup atau mungkin apabila
suatu hari Tuhan memberikan petunjuk yang sangat jelas kepadanya. Namun sangat besar keinginannya untuk tetap terus di pilihannya saat ini,
menjadi netral tanpa memeluk agama apapun.
“
Kalo ditanya mau pindah apa ga, jawabanku ga. Kalo kamu tanya pake presentase mungkin 99,9 aku mau tetap seperti ini. Tapi kita
kan gak tau hari esok. Aku juga gak bisa menghindar kalo ternyata Tuhan kasih aku hidayah atau Tuhan kasih aku jodoh yang
mengharuskan aku untuk memeluk suatu agama. Apapun bisa terjadi tapi untuk saat ini jawabanku tidak
”
4. Berkomitmen di Luar Label Agama dengan Memahami dan
Mengkombinasikan Ajaran Tiap Agama
Kebebasan beragama yang tercipta di dalam keluarga Oky, memunculkan ketertarikan dalam dirinya untuk mempelajari informasi dari
tiap agama dan kepercayaan yang ada. Hal ini juga di dukung oleh lingkungan sekolah yang memiliki dominasi latar belakang agama yang
berbeda-beda. Bagi Oky semua agama memiliki kedudukan yang sama hanya saja tiap agama memiliki sistem ibadah yang berbeda. Namun dalam
kenyataannya agama tidaklah dianggap sebagai hal yang sejajar antara satu dan yang lainnya oleh suatu kelompok agama. Sikap apatis manusia
terhadap yang memiliki kecenderungan untuk membenar-salahkan agama diluar agama mereka masing-masing, membuat Oky merasakan kekecewaan
dan ketidaknyamanan dalam hal beragama. Konflik antar agama yang juga terjadi karena pengkotak-kotakkan agama oleh manusia, memunculkan
pandangan bahwa agama hanyalah sebagai sumber konflik. Pemaknaan yang berbeda mengenai agama antara Oky dan masyarakat luas akhirnya
mendorong Oky untuk tidak memilih berkomitmen terhadap suatu agama namun lebih belajar memaknai ajaran agama dan ajaran KeTuhanan.
Proses ekplorasi yang dilakukan Oky memperlihatkan tipe eksplorasi terbuka. Kebebasan beragama di dalam keluarga menjadi salah satu faktor
yang mendukung eksplorasi yang lebih luas yang dapat menjembatani setiap pertanyaan mengenai keagamaan dari sisi agama apapun. Proses eksplorasi
yang terjadi dalam diri Oky disebabkan adanya kebutuhan untuk memahami ajaran agama dan menjadikannya sebagai pedoman dalam menjalani
kehidupan, namun dalam prosesnya Oky melihat fakta yang kurang mengenakkan mengenai agama dan perkembangannya. Keadaan ini
kemudian memunculkan pola pikir bahwa memilih suatu agama berarti
memihak suatu kelompok tertentu serta ikut membenar-salahkan kelompok lain. Perbedaan pemaknaan atas agama serta adanya realita yang buruk
mengenai agama membuat Oky merasakan rasa tidak aman apabila dirinya memilih untuk berkomitmen terhadap agama tertentu. Beranjak dari
ketidaksesuaian ini, maka melalui proses eksplorasi Oky berusaha untuk mempelajari keseluruhan agama tanpa berkomitmen terhadap agama dan
tanpa bersikap apatis dan tanpa berkomitmen dengan label suatu agama. Menurut Oky, memilih untuk bersikap netral mampu meletakkan dirinya di
dalam rasa aman dalam hal keagamaan karena hal ini sesuai dengan keinginan dan keyakinan dirinya.
C. Profil Subjek 3
1. Latar Belakang
Subjek ketiga bernama Arsi. Arsi adalah seorang mahasiswi semester 6 di sebuah kampus swasta di Yogyakarta. Arsi merupakan anak
ke 2 dari tiga bersaudara dimana kakaknya adalah seorang wanita penganut agama Hindu dan adiknya adalah seorang laki-laki yang sampai saat ini
belum memiliki identifikasi agama yang jelas dalam dirinya. Saat ini rutinitas Arsi adalah kuliah dan mengikuti beberapa kegiatan kampus. Arsi
merupakan seorang yang terbuka, ceria, mudah bergaul, menyenangkan dan pintar. Ketika ditawari untuk menjadi subjek penelitian, Arsi terlihat sangat
bersemangat. Arsi selalu menceritakan pengalaman keluarganya dengan antusias walaupun terkadang terlihat sedih. Sifat dan sikap Arsi ini