akil baligh, kematian, pernikahan, sakramen, alat-alat sakramen. Kalo Hindu cuma tau dikit-dikitlah, tentang 3 dewa utama. Trus
gimana orang Hindu ibadah. Kalo Budha tau juga kisah dewa- dewinya, ajaran tentang takdir, mereka ga makan daging karena
mereka menghargai kehidupan. Aku juga pernah ikut berdoa ala agama Budha, yang pake mukul-mukul alatnya itu, tau kan? Trus
agama Shinto yang percaya pada dewa matahari sampe ada upacara kelamin. Ajaran Shinto juga agak diskriminasi karena
mereka menempatkan laki-laki diatas perempuan. Trus ada Thaufisme. Trus ada YinYan, menggambarkan bahwa hidup harus
seimban
g”
Serta perbedaan mengajarkan sikap toleransi terhadap sesama anggota keluarga.
“
Jadi kita beribadah sesuai dengan keyakinan masing-masing, mungkin lebih ke saling mengingatkan, seperti ketika ibu saya
mengingatkan saya dulu ketika SMP untuk ke gereja, trus membangunkan saya untuk sahur karena sampai sekarang saya
menemani ibu saya kalau puasa”
Mempelajari keragaman berbagai ajaran agama menjadi hal yang penting untuk dilakukan dibandingkan hanya memiliki status agama tertentu.
“Tiap agama atau kepercayaan itu ajarannya beda makanya aku berusaha pelajari semuanya
”
b. Melakukan Aktivitas yang Bertujuan untuk Mempelajari dan
Memahami Agama Beserta Ajarannya
Mempelajari keragaman berbagai ajaran agama bukanlah hal yang mudah dan membutuhkan proses yang panjang. Oky mengalami masa
dimana dirinya membutuhkan pengetahuan mengenai esensi suatu agama dan ajaran yang terkandung di dalamnya serta berusaha untuk
memahaminya. Baginya, proses ini lebih banyak ia dapatkan lewat diskusi bersama orang-orang diluar keluarganya namun tetap menjadikan
diri sebagai fokus utama dalam memahami.
“Yaa diriku sendiri. Sebenernya semua itu hanya lebih ditempatkan pada sisi subjek dan objek. Jadi semuanya kan berawal dari diriku
sendiri gimana, orang lain itu memberi pengaruhnya itu lebih menjadi pemateri saja tapi kalo pembahasan yaa aku lakukan
sendiri. Bukan mereka mempengaruhi aku tapi aku berusaha mengisi diriku sendiri. Jadi mereka kayak kujadikan objek dan
seringnya kudapat dari orang diluar keluarga
”
Pada proses ini Oky tidak hanya tertarik untuk memahami inti di setiap ajaran agama yang ada namun juga memunculkan ketertarikan dalam
dirinya untuk menjalani beberapa variasi ibadah agama.
“
Aku juga pernah ikut berdoa ala agama Budha, yang pake mukul- mukul alatnya itu, tau kan?...
” “Mmmm, gini, umur berapa yaa, mungkin 3 atau 4 tahun aku sering
pergi ke gereja tapi ada masanya ketika aku melakukan keduanya, ya waktu SD. Jadi waktu kelas 1-3 kan aku mutlak ikut Islam. Trus
mulai kelas 4 udah ke gereja. Jadi kalo ke tempat sodara dan diajakin ke gereja, ya udah berangkat, jadi nambah kan? Kayaknya
itu sampe kelas 6 gitu. Trus SMP ke gereja Kristen. Tapi kelas 2-3 SMP udah ga pernah ke gereja sama sekali. Kalo SMA, malah ke
gereja Katolik, biasanya bareng temen, sebelum kita nongkrong
”
Menjalani beberapa variasi ibadah agama, memberikan rasa ketertarikan yang lebih terhadap rutinitas berpuasa umat Islam yang hingga saat ini
selalu ia lakukan selama bulan Ramadhan.
“ Tapi lama-kelamaan entah kenapa saya pengen untuk puasa penuh, itupun karena kesadaran sendiri saja
”
c. Mempertimbangkan Pilihan Berkomitmen pada Suatu Agama atau Kebebasan untuk Tidak Berkomitmen pada Agama Apapun
Mengenal berbagai keragaman agama tidak menjadi jaminan bagi Oky untuk mengenal semuanya dengan baik dan mendalam. Tiga agama
besar Katolik, Kristen dan Islam yang ada di di dalam keluarganya adalah agama yang paling ia pahami lebih mendalam.
“ Gimana ya, 3 agama ini Katolik, Kristen dan Islam kan agama yang paling dekat dengan saya. Saya tinggal dengan orang tua dan
adik dengan 3 agama ini Katolik, Kristen dan Islam jadi yaa jatuhnya lebih dominan dan tau banyak daripada agama yang lain.
Kalo agama lain paling ya biasa aja, intinya ga sedekat 3 agama itu
”
Namun pemahaman yang mendalam terhadap agama Katolik, Kristen dan Islam tidak membuat Oky berusaha memilih salah satu diantaranya.
Memiliki keluarga yang menganut azas kebebasan dalam hal beragama, membuat Oky merasakan haknya sebagai manusia terpenuhi.
“…
hal yang menyenangkan karena aku bisa bebas menentukan pilihanku sendiri tanpa ada paksaan dari orang tua. Kalo anak-anak
yang lain kan biasanya cuma ngikut agama orang tuanya. Ya ngerasa seneng aja karena aku bisa dengan bebas menentukan
pilihanku sendiri, apalagi setiap manusia kan punya hak untuk memilih agamanya sendiri, jadi ngerasanya hakku itu terpenuhi
”
Di dalam keluarganya, agama bukanlah suatu hal yang dianggap penting. Inti dari setiap ajaran agama-lah yang menjadi prinsip dan pegangan bagi
mereka, termasuk Oky.
“ ..
karena memang agama itu ga lebih penting daripada ajarannya sendiri
”
Kebebasan yang ia dapatkan justru tidak membuatnya menjadi kebingungan untuk memilih agama manapun karena baginya hal yang
menarik adalah ketika dirinya mampu mengkombinasikan semua ajaran kebaikan
yang ditawarkan
oleh banyak
agama dan
mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
“ ..
aku lebih berusaha mengkombinasikan ajaran-ajaran Ketuhanan yang baik itu
”
d. Keputusan Diri untuk Memilih dan Berkomitmen