Dominasi Agama Hindu Berdampak pada Keinginan Diri untuk

menerima ajarannya dengan lebih terbuka dan memandangnya sebagai agama yang baik. “ .. menyadari aku tuh sebenernya apa agama dan coba buat dalami itu, kayak misalnya aku memahami Hindu ga hanya sekedar memahami dewa-dewa aneh yang ga masuk akal itu tapi juga tau kalo semua yang diajarin di agamaku itu metafora. Jadi kayak dewa itu adalah metafora dari sifat manusia dan dari situ aku berusaha mempelajari lebih dalam dan mulai bisa terima dan aku mulai melihat itu sebagai sebuah agama yang baik ” Memahami kembali agama Hindu secara mendalam, makin menyakinkan bahwa Arsi tidak menemukan rasa nyaman diluar agama Hindu walaupun dirinya menyadari setiap agama selalu mengajarkan hal yang baik. “Cuma ya itu, aku ngerasa agama lain itu pasti ada sisi yang kayaknya bikin aku ga nyaman ”

e. Dominasi Agama Hindu Berdampak pada Keinginan Diri untuk

Berkomitmen Terhadap Agama Hindu Pengenalan terhadap agama Hindu telah dialami Arsi sejak kecil. Dominasi ayahnya serta ketaatan ayahnya dalam menjalankan ibadah agama Hindu sempat menjadi sebuah kewajiban bagi Arsi dan saudara kandungnya untuk mengikuti rutinitas agama Hindu. “…diajarin sembahyang ibadah Hindu iya tapi ya ga intensif” Hal ini bertolak belakang dengan sikap ibunya yang sama sekali tidak memperkenalkan budaya Islam di keluarganya sehingga pada akhirnya Arsi dan saudaranya lebih cenderung mengikuti agama ayahnya walaupun terkadang masih merasakan sebuah keterpaksaan. “Ibu ga ngajarin, ga ngajarin sembahyang, ga ngajarin sholat jadi yaa emang ga pernah diajariin ibadah dalam bentuk apapun, jadi yaudah. Kalo sembahyang sama Bapak juga bentuknya kayak paksaan gitu, jadi ga melihat itu sebagai agama, ga melihat itu sebagai ibadah jadi cuma kayak kewajiban, nurutin perintah gitu ” Namun setelah melewati berbagai proses, akhirnya Arsi mulai memiliki ketertarikan mendalam terhadap agama Hindu. Ketertarikan ini kemudian mendapatkan apresiasi yang baik dari ayahnya. Ayahnya yang merasa senang dengan usaha Arsi untuk mempelajari agama Hindu, memberi dukungan kepada Arsi dengan memberikan fasilitas yang dibutuhkan Arsi, seperti membelikan baju khusus untuk sembahyang, mengirimkan informasi-informasi tentang agama Hindu lewat internet. Cara ayahnya memberi dukungan, menurut Arsi bukanlah cara yang tepat. Baginya, dukungan secara materi saja tidaklah cukup apabila tidak diimbangi dengan pendampingan secara nyata, seperti mengajarkan sembahyang. “… aku yo males gitu belajar lewat internet, pengennya ada pelajaran secara nyata yang dikasih bukan lewat internet, kayak misal ngajarin sembahyang makanya walaupun secara materi Bapak itu support banget tapi secara pendampingan minim banget ” Minimnya dukungan dari ayah, kemudian membuat Arsi mencari mediator lain yang dianggapnya mampu membantu dirinya dalam memahami agama Hindu. Mengikuti komunitas agama Hindu di kampus adalah salah satu cara yang dianggapnya efektif untuk memenuhi kebutuhannya itu. “… KMHD, aku jadi lebih paham tentang Hindu dan itu sangat merubah pandanganku banget dari aku yang ga ngerti apa-apa sampe akhirnya aku bisa ngerti beberapa hal, kayak misal ngajarin sembahyang dan itu sangat membantu aku banget dalam menemukan identitas agamaku ” Pengenalan yang semakin mendalam tentang agama Hindu membuat Arsi membandingkan ajaran tiap agama dengan agama Hindu namun tidak memberikan penilaian yang buruk terhadap agama lain. “Mungkin jadi lebih bandingin kali ya karena kan aku sekarang udah mendalami satu agama jadi kalo lihat agama lain itu lebih ke apa sih yang ga masuk akal dari Islam, Kristen dsb, apa sih yang ga baik di setiap agama itu dan biasanya aku diskusiin ini sama kakakku karena kan dia Hindu juga. Jadi kita tuh melihat Islam yang teroris, Katolik yang ada perang salib, ya menurutku itu ga baik aja, kenapa harus sampe ada peperangan hanya untuk memperebutkan umat. Cuma itu tadi kan agama dan belum tentu orangnya juga gitu kan? ” Bagi Arsi, agama Hindu yang dianutnya berbeda dengan agama Hindu yang berasal dari keluarga ayahnya. Arsi merasa kurang nyaman dengan ajaran Hindu yang diterapkan keluarga ayahnya. Oleh karenanya Arsi lebih memilih untuk menjadi seorang penganut agama Hindu yang liberal. “.. aku juga ga nyaman sama agama yang ada di keluarga Bapak, mistis-mistis aneh gitu, ga jelas lah jadi aku memilih jadi Hindu yang gini aja, liberal ga aneh-aneh, yang masuk akal aja, yang bikin aku nyaman ” Agama Hindu yang cenderung fleksibel dan tidak mengekang, membuat Arsi merasa agama Hindu sangat sesuai dengan pendiriannya. “ menurutku agama yang cocok buat aku, cocok dengan pendirianku, cocok dengan kepercayaanku, aku merasa Hindu itu sangat fleksibel ”

3. Berkomitmen Terhadap Suatu Agama dan Meyakininya dengan