93 Dari tabel di atas, dapat diketahui pada Siklus II telah terjadi peningkatan
keaktifan siswa, yaitu dari 63 pada Siklus I meningkat 20 menjadi 83 dan berada pada kategori sangat baik. Dari hasil observasi keaktifan siswa terlihat
sebagian besar siswa berusaha untuk tampil berbicara, sehingga kegiatan diskusi lebih hidup. Peran guru pada Siklus II justru mengendalikan agar kelas tidak
terlihat kacau dan tetap fokus pada materi. Dalam kegiatan diskusi kelompok siswa lebih menunjukkan keaktifannya.
Semua siswa berusaha melengkapi lembar jawabnya. Hal ini tidak nampak pada Siklus I. Siswa yang belum bisa bertanya kepada teman satu kelmpoknya. Siswa
yang cerdas dalam kelompoknya berperan sebagai tutor sebaya bagi teman- temannya. Dalam mempresentasikan hasil diskusi juga sebagian besar siswa aktif
bertanya dan menjawab pertanyaan. Tindakan pada Siklus II merupakan perbaikan dari Siklus I. Terjadinya
kenaikan keaktifan siswa pada Siklus II disebabkan karena pemberian tindakan sebagai berikut:
1. Sebelum proses pembelajaran dimulai, guru menjelaskan tujuan dan
langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang akan ditempuh. 2.
Dalam menjelaskan materi perubahan wujud benda, guru menggunakan contoh benda-benda di sekitar untuk memeragakan proses perubahan
wujud. Guru juga mengembangkan penjelasan melalui pemberian pertanyaan-pertanyaan kepada siswa.
94 3.
Membentuk kelompok yang lebih heterogen terutama dalam tingkat kecerdasan dengan memperhatikan perolehan nilai siklus I serta nilai-nilai
yang diperoleh sebelumnya. 4.
Mendorong siswa untuk bekerja secara mandiri. Pemberian dorongan dilakukan kepada individu dan kelompok. Selama proses pembelajaran
berlangsung guru tidak hanya duduk tetapi berkeliling kelas untuk membimbing siswa secara individu dan kelompok.
5. Guru mendorong siswa untuk mau berlatih berbicara dengan
menghilangkan suasana tegang. Pembelajaran yang menyenangkan dapat meningkatkan keberanian siswa.
b. Deskripsi Hasil Observasi Keterampilan Guru dalam Pembelajaran
Keterampilan guru dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD diukur dengan menggunakan lembar observasi dengan indikator berisi langkah-langkah
kegiatan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, keterampilan guru dengan menggunakan STAD dalam
pembelajaran pada siklus II mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan persentase keterampilan guru dalam pembelajaran kooperatif tipe
STAD, yaitu 94 dan termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini berarti guru sudah terampil dalam menerapkan model pembelajaran ini. Adapun kekurangan yang
masih dijumpai diantaranya guru lupa memberikan refleksi pada akhir proses pembelajaran.
95 Hasil observasi keterampilan guru dalam proses pembelajaran dengan
menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD siklus II disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 13. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II
No Indikator
Skor penilaian
1. Melakukan apersepsi
1 2.
Menyampaikan tujuan pembelajaran 1
3. Mempersiapkan sumber
1 4.
Membagi siswa dalam tim 1
5. Menentukan skor dasar
1 6.
Menjelaskan jenis-jenis benda 1
7. Membagi lembar kegiatan
1 8.
Memberikan pengarahan pada setiap kelompok 1
9. Mengingatkan kembali kepada masing-masing
kelompok 1
10. Mengingatkan kembali kepada tiap-tiap kelompok untuk mempresentasikan hasil kegiatan
kelompoknya 1
11. Membuat undian untuk menentukan urutan kelompok yang akan presentasi
1 12. Memberikan pembahasan dan evaluasi terhadap hasil
kerja kelompok 1
13. Memeriksa hasil tes 1
14. Menghitung skor peningkatan individual 1
15. Memberikan penghargaan kepada kelompok 1
16. Mengadakan refleksi 17. Mengadakan tindak lanjut hasil tes individual siswa
1
Jumlah 16
Presentase 94
Kategori Sangat baik
Keterangan: Skala penilaian:
1 = muncul 0 = tidak muncul
96
c. Paparan Hasil Tes Individual Siswa
Pada pelaksanaan siklus II telah menunjukkan peningkatan hasil belajar di atas Kriteria Ketuntasan Minimal sebagaimana telah ditetapkan oleh Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan SD Negeri Sukomangli 01 UPT Disdikpora Kecamatan Reban Kabupaten Batang 2012: 9, yaitu KKM IPA 60. Hasil
perbaikan pembelajaran pada siklus II tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 14. Rekap Hasil Tes Individual Siklus II
No Keterangan
Jumlah
1 Nilai rata-rata
80 2.
Siswa yang tuntas belajar 12
3. Siswa yang tidak tuntas belajar
4. Nilai terendah
60 5.
Nilai tertinggi 100
6. Persentase ketuntasan belajar
100
Nilai tuntas klasikal hasil perbaikan pembelajaran siklus II telah mengalami kenaikan yaitu sejumlah 12 siswa telah tuntas belajar. Pada siklus II
ini nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terrendah adalah 60. Hasil post tes siswa secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel daftar nilai siswa siklus II.
Berdasarkan data hasil analisis tes siklus II selengkapnya disajikan dalam diagram berikut: