99 ini sudah mencapai indikator keberhasilan yaitu persentase ketuntasan belajar
minimal adalah 81. Berdasarkan hasil observasi keaktifan dan prestasi belajar siswa pada siklus II, semua unsur yang terdapat dalam indikator keberhasilan
sudah tercapai. Peneliti berdiskusi dengan teman sejawat untuk mengetahui keberhasilan
dan kekurangan Pelaksanaan Perbaikan pembelajaran siklus II. a.
Keberhasilan: 1
Adanya peningkatan keaktifan siswa yaitu sebelum perbaikan adalah 63, setelah tindakan silus II meningkat menjadi 83;
2 Adanya kenaikan ketuntasan yaitu sebelum perbaikan adalah 75 siswa,
meningkat menjadi 100 siswa; 3
Meningkatnya keterampilan guru dalam menyajikan proses pembelajaran kooperatif tipe STAD;
4 Diskusi kelompok berjalan dengan baik dan efektif;
5 Meningkatnya kemampuan berbicara siswa;
b. Kekurangan :
1 Ada satu atau dua anak yang mengalami kesulitan dalam berinteraksi
dengan teman-temannya karena kemampuan berbicara yang kurang baik. 2
Guru lupa memberikan refleksi pada akhir pembelajaran. Dari kolaborasi dengan tim peneliti, maka pada siklus II ditemukan
beberapa efektifitas dalam pembelajaran IPA sebagai berikut; 1 hasil belajar meningkat secara signifikan; 2 keaktifan siswa juga mengalami peningkatan;
100 3 guru terampil dalam mengembangkan pembelajaran IPA yang efektif,
inovatif dan menyenangkan. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II sudah berhasil dengan
ketuntasan belajar klasikal telah sesuai dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.
Selanjutnya hasil pengumpulan data, hasil observasi dan temuan- temuan selama pelaksanaan Siklus I sampai Siklus II dijadikan dasar pembuatan
laporan hasil Penelitian Tindakan Kelas yang telah dilaksanakan.
B. Pembahasan
1. Pemaknaan Temuan Penelitian
Pembahasan lebih banyak didasarkan pada hasil observasi dan refleksi pada setiap siklus pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran
kooperatif tipe STAD.
a. Keaktifan Siswa
1 Keaktifan visual
Berdasarkan hasil obsevasi aktivitas siswa pada siklus I, keaktifan visual siswa menunjukkan rata-rata skor 3 baik. Pada saat
kegiatan memperhatikan penjelasan guru terdapat sebagian siswa yang cenderung sibuk sendiri dengan kegiatannya di luar
pembelajaran. Beberapa siswa juga belum fokus pada materi pembelajaran. Mereka enggan untuk membaca buku sumber
pembelajaran. Pada siklus II keaktifan visual siswa meningkat menjadi 4
baik sekali. Keadaan ini menunjukkan adanya keaktifan visual
101 yang sangat baik. Hampir semua siswa aktif dalam pembelajaran.
Siswa aktif dalam memperhatikan penjelasan guru dan membaca sumber pembelajaran.
2 Keaktifan berbicara
Keaktifan berbicara misalnya
bertanya, menjawab pertanyaan, diskusi, bekerja sama dalam diskusi dan mengemukakan
pendapat. Pada siklus I skor rata-rata keaktifan berbicara siswa adalah 2 cukup. Sebagian siswa tidak bisa menunjukkan
keaktifannya dalam berdiskusi, bertanya dan mengemukakan pendapat.
Pada siklus II peningkatan keaktifan berbicara menjadi 3 baik. Setelah menjalani pembelajaran siklus I dan pemberian
motivasi dari guru maka terbentuk kebiasaan dan kemampuan untuk berbicara menjadi lebih baik.
3 Keaktifan mendengarkan
Keaktifan mendengarkan dapat ditunjukkan melalui
mendengarkan penjelasan guru dan percakapan diskusi. Pada siklus I keaktifan mendengarkan yang ditunjukkan siswa masuk dalam
kategori baik. Meski demikian masih terdapat beberapa siswa sibuk berbicara sendiri dengan teman sementara guru sedang menjelaskan
atau teman yang lain sedang berdiskusi. Pada siklus I rata-rata skor keaktifan mendengarkan berada pada kisaran 3 baik.
102 Pada siklus II keaktifan mendengarkan belum mengalami
peningkatan. Belum terbiasanya dilakukan kegiatan diskusi kemungkinan menyebabkan menurunnya tingkat konsentrasi siswa.
4 Keaktifan menulis
Keaktifan menulis pada pembelajaran ini ditunjukkan dengan kegiatan membuat catatan pribadi dan mengisi lembar jawab.
Melalui observasi terlihat bahwa pada siklus I sudah terlihat keaktifan menulis yang baik. Dalam sebuah kelompok, beberapa
siswa aktif menulis, tetapi ada juga yang hanya menonton, sehingga rata-rata skor keaktifan menulis pada lembar observasi menunjukkan
angka 3 baik. Setelah dilakukan revisi dalam pembelajaran siklus I,
keaktifan menulis pada siklus II meningkat menjadi 4 sangat baik. Peningkatan yang terjadi disebabkan karena adanya peningkatan
motivasi dan pemberian tanggung jawab untuk mengisi lembar jawab.
5 Keaktifan motorik
Keaktifan motorik misalnya melakukan mencari sumber belajar dan menyiapkan presentasi. Keaktifan ini ditunjukkan
melalui kegiatan gerak tubuh dan perilaku dalam pembelajaran. Pada siklus I rata-rata keaktifan siswa hanya 2 cukup. Masih banyak
siswa yang masih pasif dalam belajar. Mereka tampak kebingungan akan apa yang harus dikerjakan.