Pengertian Konseling Individual Konseling Individual

13

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Konseling Individual

1. Pengertian Konseling Individual

Menurut Prayitno dan Erman Amti 2004: 99 secara etimologis, istilah konseling berasal dari bahasa Latin, yaitu ”consiliuim” yang berarti ”dengan” atau ”bersama” yang dirangkai dengan ”menerima” atau ”memahami”. Sedangkan dalam bahasa Anglo-Saxon, istilah konseling berasal dari ”sellan” yang berarti ”menyerahkan” atau ”menyampaikan”. Pada dasarnya layanan konseling berbeda dengan layanan bimbingan. Layanan konseling lebih berfokus pada tahap penyembuhan terhadap konseli yang memiliki masalah. Oleh karena itu, seorang konselor tidak hanya dituntut menguasai keterampilan dasar konseling namun juga harus menguasai teori dan teknik konseling tertentu. Seperti yang disampaikan oleh Gibson dan Mitchell 2011:205 “Konseling sebagai keterampilan dan proses yang harus dibedakan dari sekedar proses pemberian nasihat, memberi pengarahan, bahkan mungkin mendengarkan secara simpatik”. Senada dengan pernyataan diatas, menurut Mc. Leod 2007:12 konseling bukanlah suatu hal yang dilakukan oleh satu orang terhadap orang lainnya, tetapi konseling merupakan interaksi antara dua orang konselor konseli. 14 Mc. Leod 2007:132 juga menjelaskan prinsip dalam konseling, yang membedakan hubungan dalam konseling dengan hubungan- hubungan yang lain yaitu: a. Being there for the person, seorang konselor tidak menggunakan sesi konseling untuk kebutuhan pribadinya, melainkan demi kesejahteraan hidup konseli. b. Being trustworthy, konselor harus bisa menjadi seseorang yang bisa dipercaya oleh konseli. c. Caring, konselor memberikan kepedulian yang tulus terhadap kebutuhan konseli. d. Belief that change is possible , konselor meyakinkan kepada konseli bahwa segala perubahan adalah mungkin, sesuai harapan konseli. e. Reflexivity , konselor mampu mengendalikan segala macam reaksi terhadap tingkah laku konseli dan mampu memanfaatkan informasi yang didapat untuk kepentingan konseling agar lebih efektif. f. Collaborative Stance, apapun yang terjadi dalam proses konseling tergantung dari upaya dan tindakan antarakonselor dan konseli Menurut Tolbert Prayitno dan Erman Amti, 2004: 101, pengertian konseling yaitu : “Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tetap muka antara dua orang dimana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar. Dalam hal ini konseli dibantu untuk 15 memahami diri sendiri, keadaannya sekarang, dan kemungkinan keadaanya masa depan yang dapat ia ciptakan dengan mengguankan potensi yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi maupun masyarakat. Lebih lanjut konseli dapat belajar bagaimana memecahkan masalah-masalah dan menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan datang.” Bimo Walgito 2004: 7 menambahkan bahwa konseling adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan wawancara dan dengan cara yang sesuai dengan keadaan yang dihadapi individu untuk mencapai kesejahteraan hidupnya. Sugihartono 1982: 20 juga mengungkapkan bahwa konseling adalah proses pemberian bantuan kepada si terbimbing individu maupun kelompok didalam memecahkan problem hidupnya dengan wawancara secara berhadapan muka face to face dan dengan cara-cara yang sesuai dengan keadaan individu yang dihadapi, agar si terbimbing dengan kemampuannya sendiri mampu memecahkan problem hidupnya sehingga tercapai kebahagiaan hidupnya Berdasarkan jumlah konseli, konseling dibedakan menjadi dua jenis yaitu konseling individu dan konseling kelompok. Dalam hal ini, peneliti hanya akan berfokus pada konseling individual. Menurut Gibson dan Mitchael 2011: 205 konseling individual sebagai sebuah hubungan yang melibatkan seorang konselor terlatih dan berfokus ke sejumlah aspek penyesuaian diri konseli, perkembangan atau kebutuhanya dalam 16 pengambilan keputusan. Konselor yang melakukan proses konseling merupakan orang yang sudah terlatih, sehingga kebutuhan konseli akan terpenuhi secara maksimal. Sedangkan Prayitno 2001: 86 menyampaikan bahwa layanan konseling individual atau yang ia sebut konseling perorangan yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik konseli mendapatkan layanan langsung tatap muka secara perorangan dengan guru pembimbing dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi yang dideritanya. Akhmad Sudrajat 2011: 33 juga menambahkan bahwa konseling individual atau disebut juga konseling perorangan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh konsleor kepada konseli yang sedang mengalami suatu masalah, yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi konseli. Berdasarkan beberapa pengertian yang dijelaskan oleh para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian dari konseling individual adalah proses bantuan yang dilakukan secara tatap muka oleh konselor kepada konseli, terkait pemahaman dan solusi dari masalah yang sedang dialami konseli dengan memaksimalkan potensi yang ada dalam diri konseli. 17

2. Tujuan Konseling